"Apa sih yang gak buat lo. "
"Temen baik gue."
🛸
"Gimana udah kenyang?" tanya Sativa kepada Zea, pasalnya Zea sudah memakan dua mangkuk baso di kantin.
"Udah, ayo Rin ke kelas!" seru Zea sembari menoleh ke arah Rina. Sativa yang berada di hadapan Zea sontak terbelalak, setelah menghabiskan dua mangkuk baso tanpa membayar Zea langsung ingin kembali ke kelasnya bahkan tanpa berpamitan dengan kekasihnya yang jelas-jelas akan membayar tagihan makan Zea
"Udah? Gitu aja?" Zea yang sebelumnya sudah berdiri kini kembali terduduk perlahan, menatap ke arah Sativa diselingi cengiran khasnya
"An-nu! Heem!" Bahkan Zea tidak tahu sedang berkata apa, mulutnya seketika kaku seperti berada dalam tumpukan salju
"Jadi gitu, ninggalin pas lagi kangen-kangennya," Sativa mengalihkan pandangannya pada mangkuk baso di hadapannya, tangannya menaut di depan dada, sudut bibirnya terangkat dengan sengaja tanda bahwa ia tidak ingin gadisnya kembali ke kelas secepat itu
"Ya--ya gak apa-apa. Yang penting gak ninggalin pas lagi sayang-sayangnya."
"Jangan melenceng dari fokus pembicaraan Nyonya Sativa!"
"Jangan tinggikan nada bicaramu Tuan Sativa!"
"Jangan berbicara padaku dengan intonasi yang sedemikian nyonya!"
"Cukup! Hentikan Ferguso! Fellicia!" Percakapan seperti adegan dalam filem hancur seketika saat Rina menyambar dan menyebutkan nama anjing dalam sireal kartun tom and jerry.
"Tidak semudah itu Maria!" Davin menyambar menatap ke arah Rina, Rima terdiam beberapa saat, kemudian teringat sosok tokoh Maria dalam sireal kartun yang populer itu
"Lo bilang apa barusan? Kurang ajar!" Rina langsung menyerang Davin dengan pukulan di bagian atas lengan tangan Davin, membuat sang empunya meringis kesakitan
"Kok lo marah, Sativa yang lo katain Ferguso aja gak marah!"
"Suka-suka gue!"
"Udah deh, mending kita balik ke kelas aja, ya? Boleh ya?" ucap Zea sembari memasang puppy eyes ke arah Sativa, yang dituju hanya menghembuskan nafasnya kasar kemudian memutar bola matanya malas
"Udah mau bel nih, boleh ya? Plis..." tambahnya lagi
"Ya udah iya." Setelah mendengar ucapan Sativa, Zea dan Rina bergegas kembali ke kelasnya. Mereka berlari menuju kelasnya dengan terburu-buru, mengingat setelah ini ada mata pelajaran seni dan ketrampilan, guru pengampunya adalah Bu Ika guru yang terkenal disiplin dalam urusan waktu
"Gawat! Bu Ika udah di dalem!" ucap Rina lirih
"Bakal kena hukum nih!" tambahnya
Dari luar Zea mencoba mencari bantuan, di dalam sana, Lian mendapati tangan Zea yang sudah sedari tadi melambai meminta bantuan. Spontan Lian berdiri dari duduknya kemudian berjalan ke meja guru. Lian memang dekat dengan Zea, mungkin satu-satunya laki-laki yang sangat dekat dengan Zea di kelasnya, sudah seperti sahabat dekat bahkan saudara laki-laki, bagi Zea Lian benar-benar teman yang baik.
"Permisi bu, saya baru ingat Zea ada di UKS menemani Rina, katanya tadi perut Rina sedikit mual. Apa saya panggil saja bu? Biar ikut jam pelajaran seni dan prakarnya," mudah saja mengambil hati para guru karena Lian adalah siswa teladan yang berwawasan luas mengenai kegiatan palang merah remaja di SMA Pelita
KAMU SEDANG MEMBACA
Padi & Jagung✓
Fiksi RemajaBaca secara urut setiap slide ya, kelewat satu slide dijamin tidak paham alur cerita. Zeanida Rachmaniar, gadis yang menginjak usia 17 tahun, gadis yang belum memahami arti cinta sesungguhnya. Disisi lain Revano Sativa Bachtiar, laki-laki yang me...