Chapter 25 - Don't cry anymore

8.6K 313 2
                                    

Sumpah part ini ilang dan terpaksa aku harus nulis ulang huft sedihnya huhuhu

For you yang udah komen next,
love you

Happy reading Flowers!

Pagi ini Rachel hanya berdiam diri di kamarnya tidak tahu harus melakukan apa selain itu. Semua terasa kosong baginya.

Rachel merenung dan merutuki kebodohan ucapan nya waktu itu kepada Max.

"Ini lah akibat ketololan mu Rachel Waston! Lebih baik waktu itu kau singkirkan saja ego mu itu!" Ucapnya pada diri nya sendiri.

Tok.. Tok.. Tok..

Rachel melihat pintu nya yang baru saja di ketuk tapi ia tidak berniat untuk membukakannya.

"Rachel? Tolong buka pintu nya" ucap Margaret lembut.

"Maaf bi, aku sedang ingin sendiri" ucap Rachel pelan namun masih di dengar Margaret.

"Baiklah" Rachel mendengar langkah kaki menjauhi kamar nya.

Ia memeluk kedua lututnya ia sebenar nya tidak mau membuat Margaret atau siapa pun khawatir terhadap nya.

"Kau bodoh! Kau tolol! Kau bodoh membiarkan nya pergi!" Ucap nya pada diri nya sendiri.

Ia mengambil ponsel nya dan melihat pesan yang sudah ia kirimkan kepada Max tapi tak kunjung di baca bahkan telepon nya pun tidak pernah di angkat.

Rachel Waston :
Max, i'am sorry. Please come back. Aku membutuhkanmu. Aku tidak tahu harus melakukan apa tanpamu. Rasanya semua kosong sejak kau pergi. Dadaku sesak sekali Max. ku mohon kembalilah dan aku akan berjanji tidak akan marah lagi padamu. Aku berharap kau kembali Max. Love you. Maafkan aku.

Entah ini pesan keberapa ratus yang sudah Rachel kirimkan pada Max tapi pesan itu tidak pernah kunjung dia balas jangankan untuk membalas di baca saja tidak.

Rachel mengelus liontin kalung yang berada di leher nya -pemberian Max- dengan lembut.

"Max aku merindukan mu! Aku aku sangat merindukan mu" Rachel menutup wajah nya dengan kedua tangannya dan kembali terisak.

Rasanya sakit sekali dadanya sesak mengingat perkataan nya pada Max dan ia sangat yakin Max marah kepada nya sekarang.

Rachel menghapus air mata nya lalu ia berjalan menuju meja rias nya. Ia mengambil jepit rambut yang pernah Max berikan kepada nya.

"Aku sudah menjaga nya Max seperti aku menjaga hatiku apakah kau akan kembali dan melihat aku memakai jepit rambut pita ini? Atau bahkan kau sangat tidak ingin melihat ku?" Rachel tertawa sumbang. Mata nya menatap jepit rambut ini dengan pandangan kabur karna air mata nya kembali mengalir deras.

Ponsel nya berdering ia berharap itu dari Max. Rachel langsung mengambil ponselnya dan mengangkat nya tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Max?"

"Ini aku Lukas"

"Maaf" lirih Rachel

"Tidak apa. Aku hanya ingin mengetahui keadaan mu. Apa kau baik baik saja?"

"Ya aku baik" ucapan tidak sesuai dengan keadaannya, dengan air mata yang terus mengalir dan sesak di hati nya itu tidak masuk dalam kategori baik baik saja tapi Rachel tidak ingin membuat orang khawatir.

"Aku ingin bertemu dengan mu"

"Aku ingin sendiri dahulu"

"Baiklah. Jam 7 malam di taman tempat kita bertemu dulu"

"Tapi ak-"

Panggilan terputus dan ia menatap kesal ponsel nya. Terpaksa ia harus datang ke sana dan ia rasa harus keluar dari kamar dan ia juga harus mulai terbiasa hidup tanpa Max.
______

Rachel merutuki kebodohan nya yang mau bertemu dengan Lukas. Lihat lah sekarang ia menunggu kedatangannya. Harus nya ia tidak datang saja dari pada menunggu seperti ini.

"Maaf aku terlambat" Ucap Lukas yang baru saja datang.

"Nenek nenek buta pun tahu kalau kau terlambat" Rachel memutar bola mata nya kesal.

Lukas menatap Rachel dengan wajah serius.

"kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanya Rachel jengah.

Oh shit! Kenapa hatiku sesak melihat keadaan nya?!

"Apa kau menangis semalaman?"

"Apa? Tidak usah sok tahu" Rachel menatap Lukas terkejut lalu memalingkan wajah nya.

"Aku yakin dia pasti kembali"

Ucapan Lukas sukses membuat perasaan kesal Rachel berubah kembali sedih. "Aku pun berharap yang sama"

Rachel menundukkan kepala nya dan menangis ia menggigit bibir bawahnya agar suara tangis nya tidak terdengar.

Lukas melihat bahu Rachel yang bergetar ia duduk di samping wanita itu lalu mengelus punggung nya pelan menenangkan nya.

"Rachel?"

Rachel masih menundukkan kepalanya.

Max mengangkat dagu Rachel untuk membuat Rachel melihatnya "Stth.. Sudah lah jangan menangis lagi, aku sangat yakin dia akan kembali lagi. Tenang lah disini masih banyak orang yang menyayangi mu jadi jangan bersedih lagi selama menunggu kedatangan nya."

Rachel menghapus air matanya dengan punggung tangan nya lalu ia memeluk Lukas.

"Terima kasih L"

Lukas tersenyum mengangguk ia menepuk kepala Rachel dengan lembut.

"Sama sama"

Lukas melepas kan pelukan nya. Ia menatap Rachel. Ia menghapus sisa air mata Rachel dengan jempol nya.

"Apa sudah lebih baik ehm?" Tanya Lukas yang masih menangkup wajah Rachel.

Rachel menganggukkan kepala nya. "Kau selalu membuatku lebih baik L, terima kasih atas semua nya" Rachel tersenyum tulus.

"Jangan menangis lagi"

Rachel mengangguk patuh "Lagi pula kau akan membuat ku lebih baik jika aku menangis"

Lukas terkekeh "Good Girl" ia mengacak rambut Rachel.

"Kau membuat Rambut ku berantakan L"

"Aku akan selalu ada di samping mu" Entah kenapa kalimat itu meluncur saja dadi mulut Lukas.

Lukas mengejapkan matanya ia sadar kalau ia baru saja mengucapkan kalimat tidak jelas yang seharus nya tidak menjawab ucapan Rachel.

"Maksud ku akan selalu membuat kau lebih baik" Lukas mengaruk tengkuk nya yang tidak gatal

Rachel terkekeh menatap Lukas yang sedang salah tingkah " Aku mengerti L"
___________

Bersambung....

Jangan lupa vote nya ya Flowers!

Salam hangat dariku:

Bunga

Instagram : Karismabunga_

Bad Girl Vs Bad Boy (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang