Chapter 11 - I will do it

11.5K 471 3
                                    

Rachel duduk bersama dengan Max. Saat ini mereka sedang menikmati makanan bersama setelah kejadian kejar kejaran yang sudah mereka lupakan.

"Kenapa kau tidak ke rumah tadi pagi? Biasa nya kau menjemputku" ucap Rachel sebelum menyuapkan pasta ke dalam mulutnya.

"Ohh itu.. Aku sedang ada urusan"

Rachel mengangguk anggukan kepalanya karna mulutnya masih penuh dengan pasta.

"Memang nya kenapa? Apa sebegitu rindu nya kau kepada ku?" Tanya Max sambil menaikkan kedua alis nya. Menggoda Rachel.

"Ternyata tingkat kepercayaan diri mu itu terlalu tinggi. " ucap Rachel dengan wajah datar.

Will dan Nick hanya menertawakan Max yang melihat Rachel dengan tampang bodohnya.

"Tidak ada yang menyuruh kalian untuk tertawa" ucap Rachel dengan wajah yang masih datar.

"Hahaha.. Rasakan!" Ucap Max

"Memang nya aku mengizinkan mu tertawa?" Ucap Rachel dengan sinis.

Max langsung menghentikan tawa nya dan memandang Rachel bingung. Seperti orang bodoh.

"Hahaha... Kalian semua mau saja menuruti ucapan ku" 

Max memandang sinis Rachel. Gadis di hadapan nya selalu saja membuat nya gemas .

"Anna! Sini!" Rachel melambaikan tangan nya saat melihat Anna yang sedang mencari tempat duduk yang kosong untuk makan.

Anna melihat Rachel yang sedang melambaikan tangan nya. Anna menghampiri Rachel.

"Boleh aku duduk?" Tanya Anna.

"Duduk saja Anna" ucap Rachel

Anna duduk di samping william dan Rachel melihat semburat merah di pipi Anna sedangkan William menatap Anna dengan terang terangan.

"Cocok" ucap Rachel.

"Apa yang cocok?" Tanya Max.

"Anna dan Will" Rachel menunjuk Anna, lalu Will.

"Hah?!" Ucap Anna dan Will dengan kompak.

"Sangat cocok, bagaimana menurut mu?" Rachel tersenyum puas.

"Aku berpikiran yang sama" ucap Max yang menahan tawa nya.

"Apa hanya aku yang tidak memiliki kekasih di sini?" Ucap Nick

"Tidak punya kekasih?" Tanya Max sambil menatap Nick dengan alis terangkat sebelah.

"MUSTAHIL!" Ucap Max dan Will bersamaan lalu mereka tertawa bersama.

Nick bersungut sungut melihat teman nya. Dasar teman yang tidak tahu diri. Tapi benar sih kekasih Nick itu dimana mana. Dasar Playboy.

Rachel dan Anna hanya memperhatikan pria nya tanpa mau ikut campur. Urusan pria ia tidak peduli.

"Kau jadi Max?" Tanya Will.

"Tentu saja" ucap Max sambil menghisap rokoknya.

"Pergi?" Tanya Rachel yang mengambil rokok di tangan Max lalu mematikannya.

"Ya, besok aku akan ke paris" ucap Max.

"Paris? Untuk apa?" Tanya Rachel.

"Sebuah urusan. Ada yang harus aku selesaikan"

"Sampai kapan kau di paris?"

"Tiga atau lima hari"

"Aku akan merindukan mu" ucap Rachel yang menopang dagu nya dengan kedua telapak tangan nya.

"Aku juga sama cantik" Max mencubit kedua pipi Rachel.

Max menangkup wajah Rachel dengan kedua telapak tangan nya "Dengar, aku tidak akan lama lama di paris. Kau bisa menghubungi ku kapan saja oke?"

Rachel menganggukkan kepalanya " aye aye kapten"

Max tersenyum lembut lalu mencium bibir Rachel dengan lembut.
________

Malam ini Rachel berdiam diri di kamar nya, Max akan pergi untuk beberapa hari kedepan. Ia akan merindukan nya.

Ponsel Rachel berbunyi.

"Halo Max, ada apa?"

"Aku akan ke rumah mu sekarang"

"Sekarang?"

"Memang nya tidak boleh?"

"Boleh saja"

"Ya sudah cepat buka pintu balkonmu! Aku sudah kedinginan di sini!"

Rachel membulatkan mulut nya ia masih tidak mengerti. Tadi Max bilang akan ke rumah. Sekarang ada di balkon. Huft pusing.

"Rachel? Cepat!"

"umm.. Tunggu"

Rachel mematikan sambungan telepon nya lalu ia berjalan ke arah balkon kamar nya dan benar saja Max berdiri di sana.

"Kenapa tidak lewat pintu saja sih" ucap Rachel

"Terlalu lama aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan mu" ucap Max

"Kalau kau di anggap pencuri bagaimana?"

"Lari mungkin" jawab Max dengan enteng.

"Cepat masuk kamar ku"

Max berjalan masuk ke dalam kamar Rachel. Tempat yang ia rindukan. Tempat paling nyaman yang ia temukan. Itu lah alasan kenapa Max mau repot repot memanjat untuk sampai ke balkon Rachel.

Rachel menutup pintu balkon lalu berjalan ke arah Max.

"Jadi ada apa kau kemari dengan cara memanjat seperti monyet yang sedang lari di kejar serigala" tanya Rachel yang sudah duduk di tepi ranjang.

"Sejak kapan monyet dan serigala bermain kejar kejaran?"

"Jawab saja"

"Kau tahu aku akan pergi ke paris besok"

"ya aku sudah tahu. Kau sudah memberi tahu ku tadi siang" Ucap Rachel sambil melihat notifikasi di ponsel nya.

"Kenapa kau bisa saja?" Tanya Max dengan kesal.

"Lalu aku harus menangisi mu sepanjang malam dan menghabiskan beribu ribu helai tisu? It's not me! Seperti orang yang baru mengalami percintaan saja" ucap Rachel sambil menatap Max bosan. Padahal jadi kecil Rachel berharap Max jangan pergi.

"Maksud ku tidak seperti itu. Ya sudah lah wanita memang selalu menang" ucap Max mengakhiri perdebatan.

"Selain itu ada yang ingin di sampaikan?" Tanya Rachel lagi.

"Aku tahu kau merindukanku. Jadi sebagai pengurang rindu kau kepada ku. Aku memberi mu ini" Max mengeluarkan kotak mungil berwarna biru ia membuka kotak tersebut dan isinya sebuah kalung.

"Astaga. Cantik sekali" Rachel menutup mulut nya.

"Ini untukmu" Max memasangkan kalung itu di leher Rachel

"Terima kasih Max. Aku menyukai nya" Rachel memeluk Max dan mengecup singkat bibir Max

" Everything that makes my queen happy, I will do it"   Ucap Max dengan lembut.

Bersambung....

kalo ada typo atau kalimat yang gak jelas silakan di kritik. Aku sih fine fine aja. Selama kritikan kalian gk nyakitin hati aku.

Yaudah itu ada yang mau aku sampein. Jangan lupa ya vote ya oke.

Bad Girl Vs Bad Boy (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang