~ I'm pretty sure I didn't met you just for nothing~
Jingga
Jakarta
Dengan terburu-buru aku membawa travel bag ku menuju stasiun kereta. Jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 09.50. Hari ini KA Argo Parahyangan akan nembawaku ke Bandung. Aku harus sudah tiba di Bandung sore ini. Aku harus cek lokasi untuk event yang akan diadakan oleh perusahaan tempat aku bekerja. Sebagai salah satu Marketing Manager, aku diberi tanggung jawab untuk event ini.
Kali ini perusahaanku mengadakan charity concert. Tulus menjadi penyanyi yang akan melakukan konser dan tentu saja kami mensponsorinya. Sebagai salah satu produsen snack sehat, kami ingin mengenalkan gaya hidup sehat. Ini merupakan salah satu strategi marketing dari perusahaan tempatku bekerja.
Well, 173 km ini akan menghabiskan waktu selama kurang lebih 3h 40m. Sesuai tiket yang aku pesan, kali ini kereta akan berangkat dari Jakarta pukul 10.30 dan akan tiba di Bandung kira-kira pukul 13.39. Selama waktu tempuh ini sepertinya aku akan mendengarkan musik dari ipodku dan nanti aku akan mengambil beberapa gambar untuk instagramku.
Hari ini perjalanan Jakarta-Bandung sangat menyenangkan. Cuaca yang cerah bikin hati aku hangat. Sepertinya bisnis trip aku ke Bandung kali ini bakal lancar. Amin.. mohon doanya buat kelancarkan pekerjaanku. Semoga gak ada halangan yang berarti.
Kututup mataku, sebaris doa untuk mempermudah segala urusan kupanjatkan. Bandung, I'm coming.
************************************
Bandung.
Aku melirik jam di tangan kiriku. Pukul 14.00. Aku masih sempat ke hotel bentar buat check in dan menyimpan travel bag ku. Cukup ranselku saja yang akan aku bawa. Di dalam ransel ini berisi laptop, gadgets, notebook, stationary, dompet, kamera dan snacks sehatku. Kebiasaanku adalah selalu membawa 1 tas yang isinya peralatan tempur dan penyambung nyawa (snacks).
Pak Asep, driver kantor sudah stand by di lobby hotel.
"Kita langsung ke lokasi aja ya pak Asep".
Pak asep ini adalah driver yang selalu menemaniku setiap aku trip ke Bandung.
"Siap atuh neng".
Pak Asep menjawab sambil hormat ala tentara.
Ah.. Pak Asep ini juara. Terbaik dari yang terbaiklah pokoknya.
Ketika sudah masuk mobil, seperti biasanya, aku langsung mengambil posisi duduk di depan, aku gak mau membuat jarak antara aku dan Pak Asep.
Tanganku terjulur sambil memberikan sekantong paperbag yang isinya beberapa buku untuk anak Pak Asep dan sedikit cemilan untuk keluarga pak Asep."Untuk Dinda dan orang rumah Pak Asep ya. Seadanya ini pak."
Pak Asep menerima paperbag dari tanganku sambil mengucapkan terima kasih dengan logat Sundanya yang sangat kental. Kali ini Pak asep langsung menerimanya tanpa menolak. Pak Asep pasti masih ingat betapa keras kepalanya aku. Aku paling gak suka ditolak. (Ditolak dalam hal apapun) Hahaha.
Sepanjang perjalanan menuju lokasi, kami berbincang seputaran kabar dan kegiatan terakhir. Kabar anak dan istri pak Asep dan juga pacarku. (Stop.. pak asep cuma nanya aku udah punya pacar atau belum) iyap... aku jomblo. Stop. Jangan banyak tanya.
Diumur yang sudah 25th ini aku emang masih jomblo. Tanyakan saja ke para jomblowan dan jomblowati. Pasti pertanyaan tentang "sudah punya pacar" atau "sudah berapa anaknya?" Merupakan pertanyaan yang bikin panas di musim dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
and The Story Goes #Wattys2019 ✓
RomanceJingga: After 9 years.... i meet him again. Si bocah resek yang gak mau ngaku kalo aku temannya dan setelah dengan santainya dia ngomong gitu dia pindah. Aku pikir aku gak perlu lagi ngeliatin muka reseknya dia. Why do i have to meet him right now...