Bab 5. Breaking the ice

742 91 3
                                    

Jingga

Oh... em.. ji...!!!!

Ini beneran Biru. Masih dengan keadaan shock yang ntah kelihatan atau gak aku menyambut uluran tangannya sambil tersenyum paksa. Entah Biru inget atau enggak sama aku. Terserah. Kalo dia masih inget aku ya biasa aja. Kalo dia gak inget aku ya aku ngikut aja.
Yang pasti keadaan di ruang meeting saat ini benar-benar berada di puncak ketegangan.

Memecah keheningan ruang meeting Biru pun akhirnya bersuara juga.

"Sudah nunggu lama ya bu Jingga.."

Wew.. bu.. seriously.

"Baru aja pak. Sayanya yang keawalan datang tadi."

"Wah kok bisa.. sendirian aja ya bu kesininya."

"Iya tadi nyampe dari stasiun langsung ke sini pak. Kebetulan sendiri aja. Saya yang In charge event ini dari awal."

Aku ikutin aja how's your game play. We need 2 person or more to make it.

Akhirnya setelah menunggu beberapa saat. Tim yang lain pun akhirnya datang juga termasuk the superstar.
Ini udah ketiga kalinya aku ketemu sama Tulus. Orangnya enak diajak kerjasama.

Banyak hal yang kami bahas di meeting ini. Mulai dari persiapan tim panggung yang dipegang sama Biru. Tim music yang dipegang sama mas Indra. Tim EO nya BlueBox yang handle ticketing. Tim security yang di handle sama mas Andre. Tim catering yang di handle oleh mbak Icha.

Aku yang bertugas sebagai moderator mengeluarkan notebookku dan mulai mempertanyakan persiapan setiap tim.

"Tengkyu banget guys udah menyempatkan diri buat datang di meeting kita hari ini. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Charity Concert with Tulus ini bakal berlangsung dua minggu lagi. Pastinya persiapan kita semua udah masuk ke persiapan final ya. Nah kedepannya meeting seperti ini akan kita laksanakan dalam interval waktu 2 hari. Supaya event kita ini berjalan lancar dan sukses. Aamiin..

"Saya dapet telpon dari mbak Wulan, kalo hari ini yang in charge design panggung itu Pak Biru ya. Nah boleh saya tau pak sudah sampe di mana persiapan tim panggung?"

"Terima kasih Bu Jingga, kebetulan hari ini mbak Wulan berhalangan hadir. Jadi hari ini saya yang in charge. Persiapan kita sampai saat ini sudah 90% bu. Kebetulan panggung juga sudah mulai dipasang. Kita gak mau terburu buru merancang panggungnya. Kita pastiin kalo panggungnya aman. Itu yang paling utama. Nah untuk konsep design panggungnya sendiri. Bisa dilihat di layar. Kita sudah pasang bagian panggung. Untuk persiapan lainnya juga sudah hampir selesai. Insyaallah besok kelar tinggal assembling aja. Sekian dari saya. Ada pertanyaan mungkin buat tim kami?"

9 tahun ternyata lama banget ya. Jujur, aku udah gak inget lagi gimana Biru yang dulu. Waktu SMP tuh anak kan jahil banget. Nakal banget. Kalo ngeliat Biru yang saat ini sedang nyampein materi presentasi, aku gak pernah bisa bayangin kalo dulunya waktu jaman jahiliyah dia adalah Biru yang aku kenal. Biru temennya Taofik yang dua-duanya sama- sama miring.
Aku sedikit terpana waktu denger dia presentasi. Gak nyangka aja. Biru benar benar sudah dewasa. Tapi kedewasaannya Biru gak akan membuat rasa benci aku ke dia menghilang begitu aja. Aku masih menyimpan dendam dengan omongan dia waktu perpisahan SMP. Aku baru sadar kalo aku melamun setelah 5 menit Biru menyelesaikan presentasinya. Aku malu banget. Semoga gak ada yang sadar kalo aku lagi ngelamunin cowok kampret di depanku ini. Untuk menutupi rasa maluku, aku pun berpura pura bertanya kepada audience yang lain apakah ada pertanyaan untuk design panggung. Pertanyaanku dijawab dengan keheningan dari tim lainnya.
Akupun melanjutkan inspeksiku untuk tim design panggung.

and The Story Goes #Wattys2019 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang