Bab 8. Teman Hidup

721 77 5
                                    

Jingga

"Om... Tante.. makasih banyak ya makan malamnya. Jingga kenyang banget. Makanan tante makin juara deh.."

Aku berpamitan dengan om dan Tante Lesmana. Mas Bayu dan Mbak Wulan juga. Biru sudah berjalan ke arah mobil. Selesai berpamitan dengan mereka aku pun langsung berjalan ke arah mobil Biru. Pandangan mataku terhibur melihat tipe mobilnya. Mobil mungil dari Inggris. Gak cocok banget sama Biru. Si cowok nyebelin ini ternyata maenannya si mini. Aku pun membuka pintu mobilnya.

"Aku duduknya di mana nih?"

"Di depan aja.. lo pikir gue supir apa. Elo pasti mau duduk di belakang kan."

Aku menyunggingkan senyumku mendengar omongan Biru. Disupirin sama supir kantor pun aku gak pernah ya duduk di belakang. Aku pun mendudukkan pantatku di kursi depan. Ransel aku letakkan di kursi belakang. Di tanganku ku genggam iPodku yang sudah tersambung dengan headsets. Buat sekedar jaga jaga kalo kalo di mobil ini aku gak bisa denger musik favorite ku. Biru menanyakan hotel tempat aku menginap sebelum dia menyalakan mesin mobilnya. Ponselku kuletakkan di dalam armrest mobilnya.

"Numpang nyimpen hape ya Biru.."

"Hmmm"

"Gitu amat sih... ya udah aku ambil lagi aja deh."

"Boleh kok boleh... ampun sensi banget sih, lagi dapet apa."

"Iya.. emang lagi dapet. Wek."

Aku bales kicauannya sambil menjulurkan lidah. Biru hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkahku. Well.. Jingga yang sekarang bukan lagi jingga yang dia kenal dulu. Aku sebenernya bukan sensi sih. Tapi berhubung dulu pernah pacaran sama Ardi yang notabene anak mobil, bikin aku jadi rada sensi. Yups sensi. Di mobil Ardi aku gak pernah bisa jadi diri sendiri. Terlalu takut.

Laki laki dan mobilnya. Jadi ada beberapa tata tertib yang mesti diinget dari laki laki dan mobilnya (ini versi yang sering aku alami sendiri) adalah:

1. Jangan sekali kali makan snacks apapun yang bisa membuat remahannya jatuh di dalam mobil. Percayalah itu bisa bikin senewen yang punya mobil.

2. Don't touch anything. Seriusan ini... Don't touch anything. Mending kita minta tolong aja sama yang punya mobil. Daripada kita salah pencet atau salah pegang. Pengalaman pribadi waktu pengen banget denger lagu tapi pernah dimarahin gara gara salah pencet tombol. Aku gak ngerti mobil Eropa. Apalah dayaku yang pemakai mobil Jepang.

3. Mobil itu bagi para pria adalah bayi mereka. Pacar mereka dan kesayangan mereka. Perlakukan dengan lembut. Mobil malah lebih diperhatikan ketimbang pacar yang punya mobil.

4. Hal hal lain menyusul tergantung mood si empunya mobil.

"Ya aku takut aja ada yang lecet. Ngeri banget naik mobil kamu. Perdana ini naik mobil beginian."

Biru cuma bisa terkekeh.
Melihat aku memasang headset, Biru malah heran.

"Lho.. ngapain pake headset?"

"Ya mau denger lagu lah."

"Ya kalo mau denger lagu kan kamu bisa request."

"Emang boleh?"

"Hahahaha.. ya boleh lah. Apaan sih nih anak."

"Something jazzy dong Bi... please..."

"Okay... siap nyonya!"

"Hahaha.. Biru.. apaan sih. Tadi katanya bukan supir"

Aku menertawakan ucapan Biru sambil aku pukul bahunya dengan pelan. Biru.. dari dulu gak berubah. Nyebelin, ngeselin, lucu.

and The Story Goes #Wattys2019 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang