Bab 6. Reunion

719 89 5
                                    

Dua hari berikutnya sudah terlewati. Rutinitas hotel- Sabuga untuk memantau konstruksi panggung pun dijalani Jingga dengan baik tanpa ada hambatan yang berarti. Gak terasa, sudah waktunya untuk tim sukses Charity Concert with Tulus meeting kembali. Gak seperti meeting kemarin, hari ini meeting dimulai pukul 9 pagi dan tim yang hadir kali ini pun jauh lebih banyak dari kemarin.

Jujur sebenarnya si Jingga ini deg degan setengah mati. Dia pikir Biru bakalan hadir lagi di meeting hari ini. Ternyata yang datang malah mbak wulan. Sejenak Jingga kayak ngerasa kecewa gitu. Mungkin karna dia merasa hilang kesempatan untuk balas dendam. Aneh!! Ngapain juga si Jingga mesti kecewa. Kan emang dari awal yang in charge mbak Wulan.

Perasaan yang sama sebenarnya juga dirasakan oleh Biru. Dia pengen banget ikutan meeting. Tapi si Biru bisa apa sih kalo yang handle dari awal itu mbak Wulan. Mungkin karna Biru belum sepenuhnya puas untuk mengerjai Jingga. Kemarin dia merasa bahwa jingga sedang memandanginya. Dan Biru seperti biasa kalo udah berhubungan dengan Jingga pasti langsung salting. Tetiba berubah menjadi resek dan jahil.

Saat ini ruang meeting sudah lebih ramai dibandingkan dengan meeting terakhir. Kali ini Tulus yang memimpin jalannya meeting. Meeting berlangsung alot. Mungkin karena Kamis ini adalah meeting terakhir di minggu ini. Minggu selanjutnya akan menjadi minggu perjuangan dan pembuktian mereka yang sudah berjuang untuk menyukseskan jalannya Charity Concert with Tulus
Bahkan untuk makan siang pun mereka memutuskan untuk delivery. Waktu Saat ini benar benar mereka habiskan sebagai totalitas untuk persiapan minggu depan. Mereka hanya melakukan istirahat untuk sholat ataupun mengudap.

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 16.10. Meeting hari ini sudah selesai. Jingga memang tidak mengabari pak Asep bahwa meetingnya sudah selesai. Rencananya hari ini Jingga ingin having fun sejenak. Jingga masih berdiri di depan Sabuga saat mbak Wulan menyapa.

"Mbak Jingga, kok belom pulang? Belum dijemput ya?"

"Hei mbak Wulan.. iya aku gak minta jemput. Rencananya pengen muter muter bentar mbak."

"Oalah... pengen jalan-jalan toh.. "

Obrolan terputus saat tiba-tiba terdengar bunyi klakson di depan kami berdua.

Si pemilik mobil keluar dari mobil menghampiri mereka dan berbicara ke mbak Wulan.

"Nunggu lama gak ay...?"

"Gak kok yank. Oh iya kenalin ini mbak Jingga dari Soysolution."

Jingga merasa bahwa suami mbak Wulan ini wajahnya cukup familiar.

"Halo, aku Jingga."

"Oh iya... aku Bayu. Suaminya Wulan."

Bayu juga merasa nama dan wajah Jingga ini sangat gak asing. Ya iyalah ya.. kan mereka dulunya tetanggaan. Dan Jingga ini kan dulu salah satu follower sejati mas Bayunya... sampe akhirnya Bayu ingat.. jingga ini jingga yang mana.

"Jingga... kamu Namara jingga anaknya om Hadinata kan.."

"Ini Mas Bayu yang aku kenal kan ya..."

"Masyaallah Jingga... Kamu sudah gede ya dek.." Sayang.. ini Jingga dulu tetangga mas waktu tinggal di Jakarta. Kesayangannya si mama ini. Dia selalu barengan sama si Biru dan kerjaannya buntutin aku kemana aja aku pergi. Hahaha kalo ingat jaman kalian bocah aku pasti ngakak."

"Mas Bayu... apaan sih. Aku malu nih. Dulu kan aku masih cetek mas. Sekarang kan aku usah manis. Hehehe..."

Jingga tertawa cengengesan. Tidak menyangka dia akhirnya bertemu dengan Mas Bayu. Mbak wulan yang tertawa geli melihat reuni keduanya tiba-tiba teringat sesuatu.

and The Story Goes #Wattys2019 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang