Rachel berjalan santai melewati koridor sekolah. Ia sendirian. Disampingnya tak ada lagi laki-laki tampan bernama Miko yang biasanya selalu bersamanya. Mereka sepasang kekasih, dulunya. Sekarang hanyalah sebatas mantan kekasih. Well, Rachel sama sekali tak memikirkannya, toh mereka putus karena keinginan keduanya.
Rachel memasuki kelasnya dan segera duduk di bangku yang biasa ia tempati. Teman sebangkunya, sekaligus sahabatnya, sudah duduk disana sambil membaca novel dengan santai. Rachel menghampirinya, meletakkan tas punggung yang ia bawa ke kursi sebelah yang masih kosong.
"Hai." Sapa Rachel pada sahabatnya.
Mendengar sapaan itu, sahabat Rachel segera mengalihkan pandangannya pada Rachel, "Hai."
Canggung sesaat, bukan apa-apa karena Amber sang sahabat memiliki pribadi yang pendiam sehingga susah bagi Rachel untuk membuat topik pembicaraan yang dapat di tanggapi Amber.
"Btw, ada pr b.inggris, udah lo kerjain?" Tanya Amber tanpa mengalihkan perhatiannya pada novel dihadapannya.
"Belum, hehehe. Gue nyontek ya! Lo musti udah ngerjain, iya kan?" Balas Rachel dengan cengiran yang dibalas Amber dengan anggukan lalu segera mengeluarkan buku tulis dan menyodorkannya pada Rachel.
"Wah, thanks ya! Baik banget dah, da best lah!" Seru Rachel bersemangat lalu segera menyalin jawaban dari buku tulis Amber.
Hening kemudian, tak ada obrolan apapun dari keduanya. Rachel yang sibuk menyalin jawaban, sedangkan Amber yang fokus pada novel bacaannya itu.
"Lo keliatan beda Chel." Rachel segera mengalihkan pandangannya ke arah Amber dan memberi tatapan bertanya pada teman sebangkunya itu.
"Gue gak tau maksud lo dari kata keliatan beda itu. Well, gua tetep Rachel yang lo kenal."
"Gue tau saat lo bohong ke gue apa enggak. Bilang aja Rachel, lo ada masalah apa?" Desak Amber dengan nada khawatir.
"Yah, sebenernya sih bukan masalah apa-apa. Bisa dibilang cuma masalah sepele, gue_"
Perkataan Rachel terpotong saat ada seseorang yang menepuk bahunya lembut. Rachel menoleh, dibelakangnya ada salah satu sahabatnya juga, Ninda.
"Chel gue tadi liat lo jalan kesini sendirian. Mana tuh si Miko, tumben banget nggak barengan kalian berdua."
"Ck, si Rachel mau ngomong. Suka banget motong omongan orang." Decak Amber yang dibalas dengan pelototan dari Ninda. Sedangkan Amber memasang muka bodo amat.
"Gue putus dari Miko."
"Eh?!" Pekikan keduanya membuat seluruh pasang mata teman-teman sekelas Rachel menatap ke arah tiga gadis itu berkumpul.
"Sssttt! Jangan berisik elah!"
"Woy, jelasin kampret." Tuntut Ninda, sedangkan Amber kembali pada mode kalemnya lagi.
"Kan jadi runyam. Nanti deh gue jelasinnya." Pinta Rachel dengan tatapan memelas.
"Gak mau tau, pokoknya nanti pas di kantin ceritain semuanya." Ninda langsung kembali ke bangkunya setelah mengucapkan kalimat itu.
Rachel hanya bisa diam sambil sesekali menghembuskan nafas pasrah. Pasti nanti saat di kantin ia akan habis-habisan diinterogasi oleh kedua sahabatnya itu.
Jika Ninda dengan cerocosan panjangnya yang lebih mirip seperti emak-emak mengomel, lain lagi dengan Amber yang lebih memilih diam namun tatapan matanya seolah menuntut agar menjelaskan semuanya. Rachel pasti akan dibuat frustasi.
"Nih, makasih Am." Rachel menyodorkan buku tulis milik Amber ke arah gadis pendiam itu, ia sudah selesai mengerjakan, ralat, menyalin jawaban di buku tugas milik Amber tadi.
"Hm." Amber membalas dengan gumaman.
Hening kembali menyelimuti mereka, walaupun Rachel dan Amber sangat dekat tapi terkadang Rachel bingung bagaimana cara memulai percakapan dengan Amber yang sangat-sangat pendiam itu.
Jadi tanpa Rachel sadari, ia sedari tadi melirik ke arah Amber yang sedang fokus membaca novel nya. Ia saja juga tidak menyadari jika sang empu yang sedang ia tatap sebegitu rupa juga merasa risih.
"Lo ngapain ngelirik mulu ke gue?" Amber menutup novelnya dan meletakkannya di kolong bangku.
Rachel mengerjap, ia baru saja sadar. Sejujurnya ia tadi melamun. "Eh? E_enggak kok."
"Nggak usah ngeles, dari tadi udah jelas banget lo ngelirik gue." Amber mendengus. Apakah teman sebangkunya ini tidak sadar dengan apa yang ia lakukan sendiri?
"Hehe, maaf deh. Gue ngelamun tadi." Rachel menyengir, hal yang ia lakukan dan sialnya lagi tidak ia sadari sungguh memalukan baginya.
"Ngelamunin Miko? Lo belum move on dari dia?" Maklum, orang pendiam memang biasanya sedikit pedas omongannya, persis seperti Amber.
Wajah Rachel langsung kusut, ia mendengus. Hey, dia sangat-sangat menghindari pembahasan tentang sosok mahluk tak kasat mata yang jahat itu.
"Najis." tutur Rachel singkat sambil mengalihkan pandangannya melihat ke arah pintu.
Amber adalah sahabat satu-satu nya yang sangat peka dengan sekitar. Ia langsung tahu dimana arah mata yang dituju Rachel.
"Makanya jangan putus kalo nggak bisa move on." Celetuk Amber datar sambil mengambil botol minum nya.
Rachel kembali mengerjap. Ia merutuki dirinya yang saat ini tidak fokus. Sejujurnya tadi kenangan tentang Miko terlintas di kepalanya.
Dulu, Miko selalu mengantar nya hingga ke depan pintu kelas, menunggunya di depan pintu kelas untuk sekedar makan ke kantin bersama, atau menunggu Rachel keluar kelas saat jam pelajaran usai.
Hell, apa yang sedang kau pikirkan Rachel?!! Mengapa malah memikirkan pria brengsek seperti dia!
Rachel menggeleng-geleng kan kepalanya keras. Ia mencoba menghilangkan pikiran tentang sosok Miko.
"Udah gue bilangin, gue nggak mikirin Miko kok!" sanggah Rachel kemudian.
Amber melirik Rachel santai, ia kemudian menegak botol minumnya.
"Emang gue tadi ngomongin tentang lo yang mikirin Miko ya?" sebelah alis Amber terangkat, ia sedang mood untuk menjahili sahabat nya itu.
Salahnya sendiri saja, tiba-tiba memberi kabar mengejutkan seperti itu. Kan ia jadi gemas ingin balas dendam.
Rachel mendengus keras. Dalam hati ia bersumpah tak akan menyepelekan tingkat kepekaan Amber ataupun gaya berbicara Amber yang menyebalkan itu.
"Bodo dah. Nggak mau ngomong sama lo lagi."
Sedangkan Amber, ia cekikikan melihat tingkah Rachel. Mumpung ia sedang mood tertawa.
Tbc
[A/N]
Total kata tanpa A/N adalah 889 kata.Jgn lupa vote & comment^^
Vote dan komen jg mempengaruhi kompetisi ini lho^^
See u next
Na_Vania
16-07-2019
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK TO YOU [END]
Teen FictionBanyak orang yang bilang jika Rachel dan Miko adalah pasangan yang serasi. Banyak orang yang bilang jika mereka iri dengan kisah romansa Rachel dan Miko yang seolah tak ada hambatan apapun. Namun banyak juga orang yang terkejut setelah mengetahui ji...