Rachel duduk di bangku halaman belakang sekolah. Dirinya sendiri, karena memang beberapa menit yang lalu jam pelajaran telah usai.
Yap, halaman belakang sekolah memang tempat yang dimaksudkan oleh Miko sebagai 'tempat biasanya'. Dulu keduanya memang sering sekali pergi ke tempat ini. Yang pasti walaupun berduaan di tempat sepi seperti itu, mereka tidak melakukan hal-hal aneh. You know what i mean:)
Rachel menatap sekeliling tempat itu. Memori nostalgianya terus berputar. Ia terlalu sering menghabiskan waktunya di tempat ini.
Tempat favoritnya dengan Miko.
Rachel rindu dengan semua kegiatannya yang ia habiskan bersama Miko. Ia rindu ketika dulu dirinya dan Miko selalu menghabiskan waktu mereka untuk mengunjungi tempat ini.
Rachel menghela nafas lelah. Tidak. Ia tak boleh memiliki perasaan itu. Perasaan rindu ingin melakukan semua kegiatan bersama dengan sosok itu. Ia harus ingat, bagaimana jawaban yang Miko berikan untuknya. Jawaban kepastian mengenai hubungan mereka yang masih terombang-ambing itu.
Ia juga harus ingat, jika Miko telah memiliki sesosok yang akan diperjuangkannya.
Rachel menengadahkan kepalanya, menatap langit. Langit yang ada di atasnya sekarang sangat berbeda dengan apa yang ia rasakan sekarang.
Bimbang, gelisah, dan sedih.
Cukup tiga kata itu saja yang menggambarkan bagaimana keadaan Rachel sekarang.
Rachel bingung seperti apa ia harus bertindak. Mungkin beberapa orang akan menganggapnya terlalu berlebihan ketika masalah percintaan yang dialaminya seolah-olah ia jadikannya sebagai hal yang sangat ia pikirkan.
Tapi benar. Seharusnya ia tidak hanya memikirkan masalah hubungannya dengan Miko, ia masih punya beberapa masalah yang lebih penting dari itu. Ah, seharusnya ia sadar.
Rachel seharusnya memikirkan bagaimana masa depannya nanti. Dimana dirinya akan kuliah setelah lulus SMA. Tapi bukannya belum pasti apakah ia nantinya bisa lulus atau tidak?
Rachel menundukkan kepalanya. Ia terlampau bodoh ketika menganggap semua permasalahan cinta nya sebagai masalah yang paling rumit yang dialami nya.
"Hai, maaf telat. Tadi ada rapat OSIS bentar. Mendadak banget sih soalnya." Rachel mengangguk kecil diiringi dengan senyuman.
"Kamu nggak lama kan nunggu nya?"
"Nggak kok. Santai aja." Rachel tersemyum kalem.
Miko menghela nafas kecil, kemudian duduk di samping Rachel. "Mungkin kemaren jawabanku ambigu banget ya."
Rachel mengerjapkan mata bingung. "Maksudnya?"
Miko menggaruk tengkuknya pelan, "Aku tahu kalo akhir-akhir ini kamu sengaja ngejauhi aku. Iya kan?"
"Maaf."
"Bukan itu sih sebenernya yang jadi masalah. Tapi kayaknya ada salah paham dikit deh."
Rachel menatap Miko lurus, ia total tidak paham dimana arah tujuan obrolan yang diucapkan Miko.
Miko mengacak rambut Rachel lembut. Wajah kebingungan Rachel membuatnya gemas.
"Ya gitu. Obrolan terakhir kali kita yang pas kamu nanyain mau merjuangin hubungan kita ini. Inget, aku waktu itu jawab 'maaf' bukan berarti aku benerin ucapan kamu kalo aku pengen berhenti merjuangin ini semua. Nggak. Aku tetep merjuangin kamu kok." Miko kemudian tersenyum lembut menatap Rachel.
"Mungkin kamu mikir kalo aku jauh dari kamu karena waktu itu ada Rika yang terus nempel ke aku. Tapi sumpah deh, aku nggak punya hubungan spesial apapun sama Rika."
Rachel bungkam, ia masih memandangi wajah Miko yang menyuruhnya seolah meminta untuk mengatakan sesuatu.
Miko masih tetap seperti dulu. Seorang Miko dengan tingkat kepekaannya yang tinggi. Walaupun beberapa kali cowok itu juga pernah kehilangan sedikit kadar kepekaannya juga. Dalam beberapa hal sih.
"Oh."
"Cuma itu?" Miko menatap Rachel bingung. Sekarang dirinya lah yang bingung.
Ia sudah mati-matian menjelaskan tentang adanya kesalah pahaman yang mereka alami, namun apa hanya itu reaksi yang Rachel berikan padanya?
Rachel menggeleng keras, "Ng_nggak kok. Bukan gitu. Cuma aku tadi sempet ngeblank pas tau kalo ternyata kamu masih mau ngelakuin semua hal kayak gini."
Miko tersenyum kecil, lalu bangkit. "Yaudah, pokoknya kamu jangan ngejauhin aku lagi. Oke? Bakal susah aku deketinnya kalo kamu nya jauhin aku."
Rachel memicingkan matanya ke arah Miko. Sumpah ucapan cowok itu membuat telingan geli sendiri.
"Paan sih, cringe banget!"
Kemudiam terdengar gemaan bunyi tawa yang berasal dari Miko. "Ah udah lah, yuk aku anter pulang."
Rachel menurut, lalu mengikuti langkah Miko yang ada di depannya.
"Heh sini, jangan kayak pembantu, jalan kok depan belakang. Samping aku gih!"
Tbc
[A/N]
Astaga, apaan ini...
Burem aku ngetiknya, sumpah:vYaudin gitu aja sih:)
Sorry for typo/'s
Jangan lupa berikan vomment!See u next
Na_Vania
18-01-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK TO YOU [END]
Novela JuvenilBanyak orang yang bilang jika Rachel dan Miko adalah pasangan yang serasi. Banyak orang yang bilang jika mereka iri dengan kisah romansa Rachel dan Miko yang seolah tak ada hambatan apapun. Namun banyak juga orang yang terkejut setelah mengetahui ji...