31. Akhir dari Semua (END)

9.1K 288 3
                                    

Vote & komen gabakal ngabisin kuota kalian ko:)

***

Mereka duduk saling berhadap-hadapan. Semenjak percakapan terakhir mereka di mobil, keduanya menjadi canggung satu sama lain. Miko yang awalnya juga antusias akan membahas soal itu kini mulai sedikit ragu dengan keputusannya.

Maksudnya, ya mereka sudah cukup nyaman dengan hubungan tanpa status ini. Kata teman rasanya kurang cocok bagi mereka, sebab jika dilihat dari sudut mana pun mereka lebih tampak seperti sepasang kekasih. Tapi dibilang pasangan kekasih pun juga bukan, karena nyatanya mereka sudah putus dan tidak memiliki hubungan khusus apapun.

Jadi, beginikah rasanya friendzone?

Rachel jadi merasa kasihan dengan sepupunya itu.

Rachel melahap es krim stroberi di hadapannya. Sambil mengotak-atik ponselnya, membuka notifikasi di aplikasi chatting yang ia gunakan. Sedangkan Miko, yang duduk di hadapan gadis itu, sedari tadi sibuk merangkai kalimat di dalam otaknya, berusaha mengubah atmosfir canggung yang keduanya rasakan.

"Udah lama banget nggak kesini." celetukkan yang berasal dari Rachel membuat Miko menghentikan proses merangkai kalimat di dalam otaknya.

Merasa paling bodoh di dunia, sebab yang memulai percakapan diantara keduanya malah Rachel, bukan dirinya, yang jelas-jelas sejak awal antusias mengajak gadis itu keluar.

"Ya, kamunya sih lebih suka di rumah mulu."

Rachel cengengesan, sambil melahap sesendok es krim yang dicomotnya. Kemudian pandangannya mengarah ke sekitarnya.

Kedai es krim sederhana ini merupakan tempat nongkrong favoritnya. Walaupun kedai ini bisa dibilang sebagai makanan jalanan alias street food, tapi jangan ragukan. Karena hampir setiap Rachel mampir ke kedai ini, kedai ini selalu penuh dengan pengunjung. Dan hal yang membuat Rachel semakin suka dengan kedai ini adalah karena letaknya. Yang berada di taman. Jadi ia bisa dengan leluasa melihat pemandangan di sekelilingnya tanpa merasa bosan.

"Kok bengong?"

Miko terlonjak kecil kala mendengar penuturan Rachel padanya. Kemudian ia mencomot es krim vanilla nya, sambil menatao ragu-ragu ke arah gadis di hadapannya itu.

Rachel yang peka jika sedari tadi Miko terus-terusan menatapinya balas menatap Miko dengan ekspresi bingung. "Kenapa?"

Miko menggeleng canggung, lalu kembali mencomot sesendok es krim di dalam mangkuk es krimnya.

Hening setelahnya. Keduanya kembali bungkam dan sama-sama canggung akan situasi yang mereka alami. Sebenarnya Rachel berharap bila Miko tidak akan mengangkat topik sensitif tentang mereka. Karena ia takut akan reaksi yang cowok itu berikan kala mendengar penuturannya soal topik sensitif itu.

Rachel hanya tak ingin kedekatan mereka kembali renggang.

"Gimana soal kita?"

Satu kalimat pertanyaan itu sontak membuat Rachel menegakkan tubuhnya kaku. Ia menatap Miko, yang juga sedang menatapnya, dengan ekspresi bingung. Lebih tepatnya bingung memberi jawaban seperti apa.

"Maaf."

Satu kata itu sontak membuat Miko lemas seketika. Ia sadar jika apa yang diinginkannya ini terlalu serakah bagi seorang yang telah menyakiti sosok di hadapannya. Lagipula dari awal hubungan mereka sudah dipenuhi oleh kebohongan, yang tentunya berasal dari dirinya. Dan Rachel disini berperan sebagai sosok yang tersakiti. Lebih tepatnya ia sakiti.

"Jadi gini akhirnya."

Rachel menatap Miko dengan raut sedih. Lalu menundukkan kepalanya, menatap semangkuk kecil es krim yang tinggal seperempatnya.

"Aku pikir kayaknya aku terlalu fokus sama masalah asmara semacam ini. Sampai aku nggak sadar kalau ada hal yang lebih penting dari ini. Well, aku nggak bermaksud nolak ajakan kamu buat mulai semua dari awal,"

Rachel menghela nafasnya berat, lalu melanjutkan, "Tapi masa depanku buat sekarang yang jadi prioritasnya. Maaf kalau aku selama ini terlalu egois. Padahal aku udah ngasih kamu harapan dengan cara ngebuktiin kalau kamu beneran punya perasaan yang sama kayak yang aku rasain selama ini."

Miko menatap raut wajah Rachel. "Kamu masih suka sama aku?"

Rachel mengangguk lalu tersenyum, "Aku harap kamu mau nunggu aku sampai kita sama-sama lulus nanti."

Miko mengerjapkan matanya, lalu memandang Rachel dengan tatapan penuh tanda tanya, "Mᅳmaksud kamu?"

Rachel masih mengulas senyumnya, ia lalu menjawab, "Bisa dibilang kita udah kelas 3 sekarang, dan aku nggak pengen kita terlalu fokus sama masalah ini dan ngelupain hal yang lebih penting dari masalah kita. Aku tau ini alasan klise banget, nolak kamu karena mau fokus sebagai anak kelas 3 SMA, tapi aku ngerasa beneran tolol selama ini, selalu mikir betapa rumitnya masalah kita padahal masih ada hal yang jauh lebih penting, dan menyangkut soal masa depan."

Rachel kembali menatap Miko, berusaha membuat Miko menjadi mengerti dengan situasi dan apa yang dimaksudkan olehnya. "Aku harap kamu bisa nunggu aku dengan sabar. Kita juga bakalan ngehadapin sulitnya proses kelulusan sama-sama."

Rachel menggenggam tangan Miko lembut, sambil menatap cowok itu dengan seulas senyum pengertian.

Miko balas tersenyum. Oke, mungkin untuk sekarang kata bersama masih belum bisa mereka jalani, namun satu hal yang penting dan membuatnya bangga akan gadis di depannya ini, gadis itu mencintainya bukan hanya dengan perasaannya saja, tapi juga dengan logikanya.

"Pas aku nanya tentang kita di kelulusan nanti kamu nggak akan nolak aku, kan?"

"Nggak, selama kamu masih punya perasaan yang sama kayak aku."

Rachel kembali mencomot es krim nya, yang beberapa saat lalu mungkin tidak menggugah selera. "Aku nggak akan maksa kamu buat selalu sabar nunggu aku, kamu boleh bilang menyerah dan berhenti suka sama aku."

Miko membalas genggaman tangan Rachel, kini ia ikut tersenyum. Memang perjalanannya mengejar orang yang disukainya belum berakhir, tapi untuk kali ini mereka menjalani itu bersama-sama.

"Dan aku juga nggak akan maksa kamu, kalau kamu berhenti dengan rasa suka ini ke aku."




End

[A/N]
Iya ini beneran udh end😳
Special thanks, buat kalian yg selalu baca dan nungguin cerita ini. Kalian bener2 luv luv deh😘😘😘

Dan maaf klo ending nya ga sesuai sama ekspetasi kalian🙏

Oiya, krn ada prolog, mestinya ada epilog dong😆 /lagian ngegantung banget endingnya/

Stay tune ya, buat epilog nya:v

Sorry for typo/'s
Plis kasi vote & komen!

See u next

Na_Vania

02-05-2020

BACK TO YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang