12. The Truth

7.7K 376 25
                                    

Sekolahnya masih sepi di jam-jam seperti ini, karena ia hari ini memang datang lebih pagi dari biasanya.

Kelas-kelas rata-rata masih kosong, mungkin hanya ada satu atau dua orang yang ada di dalam.

Miko masuk ke dalam kelasnya, ia berjalan menuju bangkunya. Sekedar untuk menaruh tas punggungnya itu. Keadaan kelas nya masih kosong melompong. Hanya ada dirinya di kelas.

Miko keluar, ia butuh jalan-jalan. Masih pusing otaknya untuk mencari cara agar mantan pacarnya__yang berusaha ia ubah untuk menjadi pacarnya kembali__mau mendengar penjelasannya.

Ya, siapa lagi kalau bukan Rachel.

Nama gadis itu terus terngiang di kepalanya, bersamaan dengan rasa sesal yang muncul di hatinya.

Miko membuka ponselnya. Ia membuka aplikasi chat nya, kemudian melirik ke arah sebuah nomer yang dinamai Rachel.

Selama berhari-hari ia selalu mengirimi pesan spam untuk gadis itu, mungkin sekarang sudah sampai seratus lebih pesan di dalam area chat itu.

Tapi Rachel tak menggubris seluruh pesannya, bahkan untuk membaca pesan itu saja tidak.

Tak tak tak

Miko menoleh ke arah sampingnya. Keadaan sekolah yang masih sepi membuatnya bisa mendengar dengan jelas suara ketukan sepatu dari seseorang itu, ketukannya pun juga terdengar berirama.

Miko menoleh ke asal suara. Ia melihat Rachel dikejauhan dengan wajah linglung yang ketara sekali ekspresinya.

"Rachel!" Miko berteriak memanggil Rachel.

Rachel menoleh ke arahnya, wajah gadis itu seketika mengernyit. Fyi, Rachel memiliki rabun jauh, jadi mungkin dia tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang yang memanggilnya tadi.

Apakah Rachel lupa dengan suaranya?

Entah.

Rachel berjalan ke arah Miko. "Ada apa?"

Miko gugup, ia juga tidak terlalu yakin mau mengatakan ini, dia terlalu takut untuk menerima penolakan lagi.

"Bisa ikut aku ke taman belakang sekolah sebentar?" Miko bertanya dengan hati-hati pada Rachel. Dalan hati, ia berharap agar Rachel mau mengiyakan ajakannya itu.

Rachel nampak berpikir. Dan itu tentu saja malah makin membuat Miko gugup.

Detik berikutnya anggukan kecil keluar dari Rachel. Miko senang, sangat senang malahan. Usahanya selama ini tidak sia-sia.

"Ayo." Rachel melangkah mendahului Miko.

Miko berjalan di belakang Rachel. Entah mengapa, walaupun dia senang dengan ketidak-nolakan Rachel padanya, dalam hatinya ia malah merasa gelisah entah karena apa.

Entahlah. Hanya saja entah mengapa hari ini Rachel terlihat lebih tenang dan tidak kaku padanya.

"Apa yang pengen lo omongin?" Rachel duduk di bangku kecil dekat kolam ikan yang telah mengering.

Miko ikut mendudukan badannya. Dia melirik sekilas ke arah Rachel. Hari ini Rachel terlalu tenang menurutnya, dan itu malah membuatnya takut.

Iya,

Takut jika Rachel telah membuang dirinya sepenuhnya di dalam hati gadis itu.

"Lo mau kan dengerin penjelasan aku? Setidaknya aku pengen kita lurusin kesalah pahaman ini."

Mata Rachel memicing melirik Miko. Hey, kesalah pahaman!? Hal yang dilakukan cowok itu bukan kesalah pahaman baginya, karena ia, melihat dan mendengar sendiri saat kejadian itu.

BACK TO YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang