Sekarang Rachel, Amber dan Ninda tengah duduk berbincang di kantin. Sambil menunggu pesanan datang yang tadi telah dipesankan Amber.
"Anjir!" Pekikan tiba-tiba dari Ninda membuat Rachel dan Amber menoleh bingung.
Ninda melanjutkan ucapannya, "gue lupa kalo kita kesini mau dengerin penjelasan dari lo tentang lo yang barusan putus sama Miko."
Rachel langsung gelagapan, mereka berdua memandangi Rachel dengan tatapan menuntut penjelasan.
Dasar Ninda, gerutu Rachel dalam hati.
Sejenak Rachel menghembuskan nafas perlahan, lalu mulai menjelaskan. "Sebenernya gue sama Miko udah putus kemarin lusa. Kita udah sama-sama ngerasa bosen dengan hubungan kita yang terlalu monoton. Jadi gue merasa fine fine aja dengan putus sama Miko." Rachel berucap dengan lugas.
"Hah, karena bosen?!" Ninda memekik mendengar ucapan yang barusan Rachel lontarkan.
Amber ikut menimpali, "hubungan kalian yang bahkan bikin orang yang liat langsung diabetes itu lo sebut monoton?!" Oke, sekarang sifat kalem dan pendiam Amber telah luntur.
"Kita udah nggak punya perasaan saling suka lagi." Entah itu hanya alasan Rachel saja atau memang kenyataannya seperti itu. Karena bahkan dia sendiripun bingung dengan hal ini.
"Tapi lo putus sama Miko secara baik-baik, kan?" Amber bertanya dengan pandangan menyelidik.
Rachel mendengus sebal, "iya, Am."
Tiba-tiba Ninda menyela, "tunggu dulu, kalo lo putus secara baik-baik kenapa tadi pas gue liat lo jalan di koridor kalian seolah-olah nggak saling kenal??"
Rachel kembali gelagapan, tapi mencoba menjawab setenang mungkin. "Well, kita sepakat buat ngelakuin itu."
"Bullshit."
Rachel sebal dengan balasan ucapan dari Ninda. "Stop! Kenapa kalian sama sekali nggak ngerti tentang situasi yang gue alami?!" Seketika mereka berdua bungkam.
Oke, maafkan sikap Rachel yang entah mengapa menjadi sensitif sekarang ini.
Ia melanjutkan, "Kenapa kalian paksa gue buat jelasin semua tentang gue putus sama Miko?! Gue juga punya hal yang pengen gue simpen sendiri. Jadi, plis jangan paksa gue jelasin semua ini secara rinci ke kalian, yang bahkan saat gue jelasin semua ini dengan jujur kalian sama sekali nggak percaya. Gue cuma belom siap nyampain semua ke kalian, gue cuma butuh waktu sendiri sebentar." Kalimatnya semakin mengecil diakhir-akhir.
Rachel mengeluarkan semua unek-unek yang sedari tadi ingin dilatakannya. Jujur, ia merasa lega.
Walaupun dalam hati Rachel masih merasa kecewa dan emosi dengan kedua sahabatnya yang tidak mengerti dengan kondisinya saat ini. Amber dan Ninda masih melihat Rachel dengan tatapan sungkan seolah menyampaikan permintaan maaf pada Rachel lewat kedua mata mereka.
Mungkin karena Rachel yang sudah terlalu emosi, ia menjadi merasa sedikit jengah dengan tatapan penyesalan dari mereka.
Dan pada akhirnya Rachel pun memilih meninggalkan mereka, tanpa peduli pesanannya yang mungkin saja telah jadi.
***
Ya, Rachel memang masih emosi dengan kejadian tadi. Ia tentu belum siap dengan berbagai pertanyaan yang diucapkan oleh kedua sahabatnya itu. Dirinya pun juga sedang dalam kondisi sensitif, dimana ia akan mudah marah dengan seseorang.
Rachel mengacak rambutnya frustasi. Hey, sebenarnya ada apa sih dengannya?! Ia tidak menyangka jika putus dengan Miko akan seberat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK TO YOU [END]
Teen FictionBanyak orang yang bilang jika Rachel dan Miko adalah pasangan yang serasi. Banyak orang yang bilang jika mereka iri dengan kisah romansa Rachel dan Miko yang seolah tak ada hambatan apapun. Namun banyak juga orang yang terkejut setelah mengetahui ji...