Rachel sudah mulai bersikap biasa pada Miko. Dia juga sudah tak berusaha menghindar dari cowok itu. Bahkan beberapa kali dia pulang bersama Miko.
Tapi masih ada satu yang mengganjal di hati Rachel. Dia masih menyimpan utuh perasaannya pada cowok itu. Tapi mengingat cowok itu juga punya pasangan membuatnya sedikit merubah sikap apabila berhadapan dengan Miko.
Rachel hanya tak mau jika ia disangka sebagai orang ketiga dan perusak hubungan dalam hubungan sepasang manusia itu.
"Chel, mau bareng sama aku?" Rachel menggeleng.
Walaupun Miko saat ini membawa mobil, tapi ia tetap menolak. Karena disamping cowok itu duduk, Aurel ada disana dengan duduk manisnya.
Rachel tentu sungkan pada Aurel. Dia juga tak ingin punya masalah pada gadis itu. Tapi jika dilihat dari sikap Aurel sendiri padanya yang terlihat biasa saja sedikit menenangkannya. Setidaknya Aurel tak memperlihatkan ketidak sukaannya terhadap dirinya.
"Loh, bukannya kamu nggak ada jemputan?"
Rachel kembali menggeleng pelan, "Nggak papa kok. Gue bisa naik ojol."
Aurel menatap Rachel. Kemudian cewek itu tersenyum kecil, "Udah gapapa, jangan sungkan. Nebeng aja sini."
"Tap_"
Aurel memberi sinyal untuk diam. Ia masih menampilkan senyum cerahnya pada Rachel, dan itu sukses membuat Rachel semakin sungkan pada gadis itu.
Dan yah, Aurel tak seburuk yang ia kira.
Ia tak ingin menyakiti orang sebaik Aurel, dengan kenyataan jika Miko masih mengerjarnya dan mungkin meminta nya untuk kembali.
Tidak.
Rachel bukan orang seperti itu.
Ia tak ingin menjadi orang ketiga. Karena ia pun juga tak suka dengan orang ketiga yang datang dalam hubungan percintaannya.
Tapi Aurel bukan orang ketiga dalam hubungannya antara Miko. Karena nyatanya ia bahkan telah putus dengan cowok itu sebelum Aurel dekat dengan Miko.
Rachel mengangguk. Dia pasrah menerima tumpangan dari Miko dan Aurel.
Keadaan terasa canggung bagi Rachel. Dia seolah menjadi pengganggu di keduanya. Untungnya ia duduk di jok belakang.
Hey, apa berharap agar duduk di jok samping Miko!?
Rachel menggeleng pelan. Tidak-tidak, ia harus menyingkirkan semua pemikiran konyolnya itu.
Aurel melengok ke belakang. Ia kemudian tersenyum pada Rachel, yang juga dibalas dengan senyuman canggung dari gadis itu.
"Gimana kalo kita mampir makan dulu? Gue laper soalnya."
Miko mengangguk kecil, "Gue sih oke. Gimana kalo Rachel? Kamu mau?"
"Eh, a_anu," Rachel kaget dengan lontaran ajakan dari Aurel itu.
Aurel kembali melengok ke arah Rachel. "Yah, nggak mau ya." dengan wajah memelas yang sukses membuat Rachel mau tidak mau menuruti keinginan gadis itu.
Aurel bersorak senang. Dalam hati ia merasa bangga pada dirinya sendiri, karena telah sukses menjalankan misinya untuk mendekatkan kedua bocah itu.
Siapa lagi kalau bukan Rachel dan Miko.
___
"Gih, pesenin gue." Aurel mendorong bahu Miko pelan, mengusir cowok itu agar segera pergi untuk memesankan pesanan mereka.
Rachel yang duduk di hadapan mereka berdua hanya dapat menonton interaksi keduanya dengan perasaan canggung.
Miko bangkit, ia melirik sedikit ke arah Rachel. Gadis itu tidak memperhatikannya. Dia juga tahu, jika saat ini Rachel merasa canggung.
"Oiya kalian udah deket sejak kapan?"
Perkataan itu sontak membuat Rachel bungkam. Jadi, Aurel tahu jika ia dan Miko pernah dekat? Atau Aurel hanya tahu jika ia dan Miko dekat sebagai teman?
"Udah dari lama kok." Rachel memasang senyum canggung nya.
Aurel mengangguk-angguk. "Tuh anak sempet galau karena ditinggal sama mantannya."
Rachel makin tak enak.
"Oh." oke, Rachel bingung ingin berkomentar seperti apa.
"Lo harusnya dengerin penjelasan dia dulu."
Rachel cengo. Dia menatap wajah Aurel dengan bingung. Apakah Aurel juga tahu jika ia pernah punya hubungan dengan Miko? Tapi mengapa reaksinya sangat santai.
"Eh!? Maaf tapi kita udah putus dari lama, lagian Miko kan sekarang pacaran sama elo."
Aurel mengedipkan matana berkali-kali. Dia masih mencerna kalimat singkat yang Rachel lontarkan.
Pacaran?
Hell, dia dan Miko bahkan saudara.
Jadi, ada kesalah pahaman disini?
"Loh? Anu, tapi maaf ya. Gue sama Miko itu saudaraan. Gue supupunya Miko."
Kali ini ganti Rachel yang cengo. Heh, jadi Aurel dan Miko bukanlah sepasang kekasih!?
Jadi selama ini ia salah mengira jika Aurel adalah pacar Miko sekarang?
Aurel yang melihat reaksi Rachel tersenyum kecil. "Jadi lo salah paham sama hubungan gue sama Miko ya. Gue nggak tau kenapa lo sampe ngira kalo gue sama Miko itu pacaran."
Rachel mendengus kecil, "Gue nggak tau kalo Miko punya sepupu selama ini. Dan kalian keliata deket banget kayak orang pacaran. Jadi nggak menutup kemungkinan gue ngira lo pacarnya Miko."
Aurel tertawa, dia merasa geli mendengar alasan dari Rachel. Hey, dia kan memang dekat dengan Miko, tapi dia tak menyangka jika kedekatannya dengan cowok itu mengandung makna yang lain.
"Cemburu nggak liat gue sama Miko deket?"
Rachel melotot kecil ke arah Aurel. "Iyalah!" pekikan itu sontak membuat Aurel mengeluarkan tawa terbahaknya.
Rachel menutup mulutnya. Ia keceplosan. Dalam hatinya dia merutuki semua kebodohan yang dilakukan nya hari ini.
"Stop! Jangan gitu dong. Maksud gue bukan gitu."
Aurel berhenti tertawa. "Hih, gemes gue sama kalian. Denger ya Chel, Miko itu beneran sayang sama elo. Jadi jangan ragu sama perasaannya dia. Percaya aja, perbaiki semua, terus mulai dari awal. Setidaknya jangan bikin lo merasa menyesal pada diri lo sendiri."
Rachel mengagguk kecil, ia akan selalu mengingat kalimat itu.
"Makasih."
Dan ia juga harus ingat tentang fakta bahwa Aurel dan Miko bukanlah sepasang kekasih.
Aurel adalah sepupu Miko.
Oke, Rachel harus ingat dengan fakta itu.
Tbc
[A/N]
Total kata tanpa A/N adalah 854 kata.Sorry for typo/'s
Jangan lupa berikan vomment!Ps: lagi males curcol haha
See u next
Na_Vania
05-08-2019
KAMU SEDANG MEMBACA
BACK TO YOU [END]
Teen FictionBanyak orang yang bilang jika Rachel dan Miko adalah pasangan yang serasi. Banyak orang yang bilang jika mereka iri dengan kisah romansa Rachel dan Miko yang seolah tak ada hambatan apapun. Namun banyak juga orang yang terkejut setelah mengetahui ji...