7

40 3 0
                                    

AKU NIKAHI KAU DENGAN BISMILLAH

  "Tidakkkkkkk ... Mama, bangun Maaaaa." Jeritku pilu.

Mendapati tubuh tuanya tersungkur dilantai tak berdaya.

"Mama, jangan tinggalin Dar."

Aku peluk tubuhnya, menangis sejadi-jadinya. Mama telah berpulang. Aku menjerit histeris.

...

  "Dar! Dar! Bangun Dar!" Suara Mama sangat keras, tangannya memegang tanganku yang meronta.

"Bangun Dar!" ucapnya lagi. Lebih keras.

"Astagfirllahaladzim ... aku mimpi rupanya. Ya Allah ...."

Aku peluk Mama, dengan tangis yang tak terbendung lagi.

...

  Dua hari berlalu, dengan sangat berat aku harus memberikan keputusan. Pikiranku  dipenuhi banyak hal. Semua berkecamuk dalam otakku.

Aku memikirkan keluarga Marni. Dan aku sudah pasti memikirkan Mamaku.

Mimpi semalam, kehilangan seorang Mama, sangat menyakitkanku. Air mataku harus mengalir lagi. Aku tak boleh egois, bagaimanapun juga, aku lahir dari rahim Mama, dibesarkan oleh kasih sayangnya. Aku tak mau mengorbankannya, demi kebahagiaanku sendiri.

'Assalamualaikum, Marni. Maafkan Mas. Dengan berat hati, Mas melepasmu. Tolong, maafkan Mas.' Sebuah pesan. kurimkan lewat whatsaapnya. Aku tak sanggup menelponnya.

Aku menatap  layar gawai, berharap dia membalasnya. Terlihat dia telah membacanya. Tapi tak kunjung ada balasan.

Perih hati ini tak tergambarkan lagi. Berkali-kali, aku menyeka air mataku. Berjaga, jika tiba-tiba, Mama masuk ke kamar.

Aku lihat lagi layar gawai. Yap! Gambar profilnya sudah tak nampak lagi. Aku coba menulis pesan lagi.

'Tes.' Pesan tak terkirim.

Dia memblokir nomerku!

...

  Sedang menangiskah Marni sekarang?

Pertayaan demi pertanyaan, menggelayut dalam pikiranku. Pasti perasaannya tercabik-cabik.

Dengan siapa besok dia akan menikah?

Ya Rabb, memikirkannya, membuatku gusar setengah mati.

Harus bagaimana aku melalui hari esok dengan baik?

Dadaku sesak, mengingat tentangnya. Gadis pujaan hatiku, akan menikah dengan pria lain. Sadis!

...

  Hari ini, berjalan begitu lambat. Tubuhku ada di rungan kantor, tapi tidak dengan pikiranku.

Secantik apakah Marni sekarang?

Siapa mempelai pria nya?

Bagaimana kabar hatinya?

Ya Tuhan, aku mohon tenangkanlah. Lapangkanlah hatiku, untuk menerima segala takdir yang Kau berikan kepadaku.

Hey, air mataku mengalir lagi. Kenapa aku jadi seperti ini. Apa kata karyawan, jika melihat bos mereka, cengeng seperti ini.

Aku sukses patah hati ....

...

  "Pak, anda menangis?" Seru sekertarisku, tanpa mengetuk pintu, tiba-tiba dia berdiri di depanku.

"Budayakan mengetuk pintu sebelum masuk," sahutku.

"Sepertinya Bapak lelah. Tadi sudah 2 kali saya ketuk pintu. Ucap salam. Tak ada sahutan. Saya intip, Bapak sedang melamun dan berurai air mata."

AKU NIKAHI KAU DENGAN BISMILLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang