19

35 2 0
                                    

AKU NIKAHI KAU DENGAN BISMILLAH
POV. Malika

   Hampir sebulan sudah, aku meninggalkan rumah Papap. Atas sebuah kebaikan Ibunya, aku bisa tinggal di sebuah rumah kontrakan yang sangat layak buat kami. Marumarcedez mengurus kami dengan sangat baik. Aku banyak berhutang budi, pada Ibu Sum, Mamanya Papap Dar.

  Aku mulai gelisah, uangku sudah mulai menipis. Sampai sekarang, aku belum juga berhasil mendapatkan pekerjaan.  Aku memutar otak. Otak aku putar-putar. Ke atas, ke bawah, miring kanan, miring kiri.

"Ahaaaaaaaaaaaaa, i got an idea!" Aku segera berhambur keluar rumah, menderngar teriakan manja mamang penjual sayur.

"Neng, Mamang bawain jengkol ama pete, kesukaan Marimarcedez. Mana dia?"

"Lagi ngurus si Ipah! Genit! Awas godain dia!"

"Galak amat!"

"Mang ...."

"Apa, Neng?"

"Butuh kerjaan nih, aku."

"Ya udah. Kerja aja sana. Nyapu kek. Apa kek. Gitu aja repot."

"Omg! What-what tan this? Apa- apan ini? Aku disuruh nyapu? Trus, Marimarcedez nganggur gitu?"

"Ntar Mamang temenin dia klo nganggur. Gak usah sungkan Neng. Mamang ikhlas gak jualan, buat nemenin Marimarcedez. Neng kerja aja yang rajin. Klo perlu, nyapu sama ngepel jalan raya. Pahalanya melimpah."

"Kenapa virus gendhengku menular sama Mamang ya?"

"Lah. Neng pernah gendheng to?"

"Pernah Mang. Klo gendheng aku kambuh, aku suka main bacok orang. Sasaran utamaku biasanya Mamang-mamang sayur yang rese!"

"Neng. Neng ..., tarik nafas. Tolong tahan dulu. Jangan kambuh. Saya permisi dulu. Keliling lagi. Ni kangkung gratis. Ambil aja Neng. Pleasee ..., jangan kumat dulu."

Si Mamang kelihatan pucat wajahnya. Dan bersiap untuk kabur dia. Aku segera menahnnya.

"Jangan kabur dulu. Justru itu akan memancing aku kambuh."

"I i i yaaaaaa, Neng," suaranya bergetar.

"Gini Mang. Aku butuh duit buat melanjutkan kehidupan. Aku butuh pekerjaan yang menghasilkan uang. Bagaimana kalau aku daftar jadi marketer dagangan Mamang. Reseller githu deh. Dropship!"

"Maksudnya?"

"Aku mau jualan sayur Mamang, onlene!"

"Owalahhh. Boleh, boleh .... keren itu!"

"Nah, untuk 1 kangkung, kira-kira berapa royalti yang aku dapat, Mang?"

"Apa itu royalti?"

"Komisi. Upah aku?"

"Ya tergantung mau dijual berapa, Neng. Separo-separo deh kita bagi dua untungnya. Gapapa."

"Ok. Fix ya. Deal. Nanti aku coba pasang iklan. Satu ikat kangkung, harga promo,  150 ribu. Beli satu ikat dapat dua ikat. Pasti laku keras!"

"Waduh. Waduh ...."

"Kenapa Mang? Terlalu murah ya?"

"Waduh. Gustiiiiiiii ...."

"Kenapaaaaa?"

"Ya Allah. Sepertinya gendhengnya akan segera kambuh. Duh, maaf, Mamang permisi dulu. Cari selamet. Gak mau istriku menjanda lagi. Byeeeeeee."

Tiba-tiba, Mamang kabur. Melajukan  gerobak sayurnya dengan sangat cepat, meninggalkanku.

"Apa aku salah ngomong ya?"

Aku geleng-geleng kepala tak mengerti. Gagal lagi dapat pekerjaan. Putar otak lagi deh ....

Bersambung

AKU NIKAHI KAU DENGAN BISMILLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang