AKU NIKAHI KAU DENGAN BISMILLAH
POV. Mama DarwantoSungguh gadis yang malang. Menginjak usianya yang ke 20 tahun, dia mengalami banyak hal tak menyenangkan dalam hidupnya.
Satu jam yang lalu, aku mengajaknya bicara baik-baik, agar dia tak merasa tersinggung dengan beberapa pertanyaan yang saya ajukan padanya. Sesaat setelah Dar, berangkat kerja.
"Nak. Apa yang sudah terjadi dalam hidupmu?" Tanya saya padanya, sambil membantunya mengoles salep, pada luka di tangannya.
Malika tak langsung menjawab. Dia menundukan kepalanya dalam-dalam. Saya tak melanjutkan bertanya lagi.
"Ibu. Jika Malika merepotkan disini, Malika akan pergi saja."
"Tidak, tidakkkkkk Nak. Tinggallah disini sementara. kami tak keberatan sama sekali."
"Maafkan segala kelakuan saya ya, Bu." Malika menatap bayinya. Matanya berkaca-kaca.
"Ibu tak akan bertanya lagi. Istirahatlah."
"Tunggu Ibu. Temani Malika. Kepala Malika pusing sekali."
Aku memegang kepalanya, ya Tuhan, dia demam.
"Kau berbaringlah Nak. Biar Ipah pake susu formula dulu. Nanti Ibu suruh Dar, membelinya."
"Tidak. Ipah harus minum asi."
"Baik. Maaf ya."
"Bu," suaranya parau. Tiba-tiba dia menangis, berhambur memeluk tubuhku.
"Iya. Iya. Menangislah."
"Malika tak pernah melihat sosok Mami. Papi dan kakaku selalu menyebutku anak haram, dan binal."
Saya bengong. Kenapa kisah Marni, hadir kembali di depan mata. Saya berusaha tenang, tak mau membuatnya tersinggung.
"Malika tidak binal. Malika menikah dengan seorang laki-laki yang sangat mencintai Malika. Laki-laki yang seumuran dengan Papi. Dan itu yang membuat Papi semakin membenci Malika.
Begitu tau Malika hamil, sumpah serapah keluar dari mulut Papi. Tak hanya memukul dan menendang, Papi berkali-kali meludah dan menyebutku anak haram yang tak tau diri.
Saat itu, Malika langsung kabur, mencari suami Malika, yang menikahi Malika secara siri.
Tapi, ternyata suami Malika, adalah seorang pria beristri. Malika dibohongi.
Sakit dan kecewa, Malika kehilangan arah tujuan. Malika tak mau menghancurkan keluarga suami Malika."
"Allah ...," suara saya bergetar. Mendengar Malika bertutur.
"Pikiran Malika kosong saat itu. Entah. Malika tak tau harus bagaimana. Saat itu Malika tertidur tanpa sadar, di emperan toko. Tengah malam.
Tiba-tiba, ada sekitar 5 laki-laki, berebut memperkosaku.
Dan hal itu berulang terjadi dan terjadi lagi, selama Malika menggembel di jalan. Hingga putra Ibu menemukan Malika."
"Maafkan Ibu ya Nak. Saat itu Ibu mengusirmu."
"Malika bertahan hidup, demi bayi dalam kandungan Malika, Bu. Andai Malika tak sedang hamil saat itu, Malika memilih untuk mati.
Syukurlah, otak Malika miring saat itu. Jadi Malika tak merasa berat melalui hari demi hari. Malika bahagia selalu."
"Bagaimana kau bisa kembali ke rumah Papimu?"
"Papi mencariku. Dan berhasil menemukanku di tempat itu. Malika dibawanya berobat dan melakukan terapi. Hingga sedikit pulih ingatan Malika. Tapi tetap saja, Papi masih terus membenciku. Entah apa dosa Malika padanya."
Malika mengusap buliran air matanya yang terus mengalir. Saya memeluknya sangat erat. Dan tanpa sadar, kami larut dalam tangis berdua.
...
Saya belajar banyak makna dari penuturannya.
Tidak ada yang namanya anak haram.
Semua bayi terlahir suci, tanpa dosa. Yang berdosa adalah orang tuanya.
Semua akibat pasti punya sebab. Jangan menilai seseorang, hanya dari pandangan mata luar saja.
Ujian manusia berbeda-beda. Semua punya batas kemampun masing-masing, untuk menjalaninya.
Allah tak akan menguji hambanya, diluar batas kemampuannya.
Setiap penderitaan seseorang, selalu Allah kirimkan sebuah pertolongan, bagi hambanya yang bersabar.
Saat puncak sebuah permasalahan, pertolongan sudah dekat. Jangan putus berdoa.
Dibalik semua permasalahan hidup, selalu ada hikmah di dalamnya.
Subhanallah, saya merinding dibuatnya.
...
Sungguh, saya sangat menyesal telah dzolim pada Marni dulu. Betapa ternyata saya telah sangat melukai perasaannya, dengan mengatakan dia anak haram. Dan saat ini, saya benar-benar menyesal, atas semua kejadian yang telah berlalu.
Bukan tanpa sebab saya membenci Marni.
Seorang pembantu saya dulu, berhasil membuat suami menceraikan saya, dan mencampakan saya begitu saja.
Dan hingga datang seorang Marni, yang saat itu juga sebagai seorang pembantu dirumah. Tak lama setelah dia bekerja, tiba-tiba Darwanto, mengutarakan niatnya untuk meminangnya. Dan itu sangat melukai hati saya. Mengulang kembali sejarah masa silam.
Saya hanya menyangka, Marni mau harta kami saja. Seperti pembantu saya sebelumnya.
Hingga begitu keluarganya memberitahu saya, tentang sebuah fakta, saya meradang bebas. Dan menjadikan itu sebagai alasan saya tak bisa merestuinya.
Marni, ibarat sebuah bom waktu yang siap meledak kapan saja. Saat, saya ingat masa buruk itu, maka kemarahan saya menggebu-gebu, tak terbendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU NIKAHI KAU DENGAN BISMILLAH
Romancekisah cinta gadis gendheng yang kocak dan menyebalkan.