AKU NIKAHI KAU DENGAN BISMILLAH
"Ma, Dar tak akan menikahinya, tanpa restu Mama."
"Bagus!"
"Tapi, Dar akan terus memohon."
"Terserah. Sekali Mama bilang tidak, tetap tidak!"
"Ya, Ma. Dar tau watak Mama. Tapi Mama tenang aja, Dar akan berbakti padamu sampai kapanpun. Karena sesungguhnya, anak lelakimu ini akan selamanya menjadi milik Mama."
Aku beranjak dan kemudian merapatkan duduk ku padanya. Aku meraih tangannnya dan menciuminya.
"Dar,sayang Mama," ucapku lirih. Matanya berkaca-kaca.
"Kau tau Dar? Sebuah perjuangan keras membesarkanmu seorang diri. Mama megurus segalanya sendiri. Papamu telah mendzolimi Mama."
Aku memeluknya. Dia mulai terisak dalam tangisnya.
"Orang-orang seperti keluarga Marni, hanya mengincar hartamu!" Sambungnya dengan nada tinggi.
"Ma....jangan samakan mereka dengan keluarga istri simpanan Papa!"
"Itu fakta boy! Lihatlah mereka! Dulu istri simpanan Papamu, hanya seorang pembantu di rumah ini. Sekarang mereka kaya raya selepas kematian Papamu!"
"Ma..., tolong tenangkan dirimu. Kita bicara lagi besok. Mama butuh istirahat."
Aku berusaha menenangkannya.
"Kau akan tetap memaksa Mama merestuimu?" ucapnya, dengan mata sendu.
"Ma..., kalau Dar mau, tanpa restu Mama, Dar sah aja kalau mau menikahi Marni. Karena, Dar dari pihak lelaki. Tapi menikah yang baik adalah yang sesuai sunnah Nabi SAW dengan restu orang tua. Dan secara akhlaq, tanpa restu Mama, maka termasuk pernikahan yang tidak baik dan kurang barakah."
"Dari dulu, Mama udah gak sreg, sama keluarga Marni. Apalagi sekarang, bapaknya bilang dia anak hasil zina. Mama semakin tak suka! Tolong boy, jangan paksa terus Mama untuk merestui kalian," suaranya tertahan.
Dia memegang dadanya yang mulai sesak. Nafasnya terengah-engah.
"Lebih baik kamu menikah dengan gadis gelandangan sekalian. Mereka tulus! Gak ada modus! Atau gadis gila! Mama akan restui!" Nadanya meninggi. Mengisyaratkan kemarahan yang tinggi.
"Astagfirllahaladzim..., istigfar Ma..., jangan bilang seperti itu. Istigfar Ma..., ucapan itu doa loh, Ma."
"Biarin! Mama kehabisan kata-kata lagi, untuk melarangmu menikahi anak haram itu!"
"Ya Rabb..., lembutkanlah hati, Mamaku."
Aku meraih tubuhnya yang sudah tak muda lagi. Aku memeluknya sangat erat, sambil mengusap kepala dan punggungnya dengan penuh kasih sayang.
Air mataku tumpah.
Betapa aku sangat menyayanginya. Mamaku satu-satunya orang yang selalu ada untukku.
Dan kini, dia membuatku tak berdaya.
...
Marni, maafkan kekasihmu ini. Aku berjanji, akan menjaga hatiku hanya untukmu, sampai mendapatkan restu Mamaku.
...
"Dar, Mama lapar."
"Ini sudah larut malam Mama. Tak baik makan tengah malam begini."
"Mama tak bisa tidur."
"Jangan memikirkan apapun. Mama tenang aja."
"Mama takut, Dar."
"Mama..."
Aku memeluknya. Dia kembali terisak.
"Jangan tinggalin Mama. Cuma kamu yang Mama miliki sekarang."
Aku mempererat pelukannya. Air matanya bergulir jatuh membasahi kaosku.
Aku tau apa yang dia rasakan.
Aku paham.
Betapa masih terlukanya dia dengan perlakuan Papa dulu. Yang berkali-kali, memohon restunya untuk berpoligami dengan seorang pembantu rumah kami. Dan akhirnya, Papa menikahinya diam-diam.
Dan dua bulan setelah pernikahan mereka, istri simpanannya menekan Papa, untuk menceraikan Mamaku.
Mereka menguasai separo aset yang dimiliki Papa.
Papaku di tendang, ketika mulai sakit-sakitan.
"Dar, Mama pengen tidur di kamar kamu, ya. Mama kangen peluk kamu kayak dulu lagi."
"Ayok, Ma. Sudah malam. Istirahat ya. Jangan meracau lagi."
Aku langsung membopong tubuh tuanya, masuk ke dalam kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU NIKAHI KAU DENGAN BISMILLAH
Romancekisah cinta gadis gendheng yang kocak dan menyebalkan.