18

35 2 0
                                    

AKU NIKAHI KAU DENGAN BISMILLAH

  Hatiku berubah menjadi tak enak, ketika beberapa meter lagi, mobil yang aku kemudi akan memasuki halaman rumahku. Dalam otakku telah tergambar jelas, wajah bocah gendheng itu. Entah kekonyolan apa lagi, yang akan terjadi hari ini. Aku berharap bisa istirahat dengan sangat baik malam ini, tanpa gangguannya.

Mobilku segera memasuki halaman rumah. Dan benar saja, bocah gendheng itu dengan sangat lincah, membuka pintu gerbang rumah.

Ya Allah gusti .... 

Aku terkejut bukan main. Mahluk apa ini. Dengan polesan bedak sangat tebal, membuat mukanya seperti badut. Alisnya seperti alis sincan, dan lipstik warna merah cabe yang membuat mataku panas memandangnya.

"Assalamualaikummmmmm, calon imam," sapanya sambil meringis penuh bahagia. 

"Waalaikumsalam," jawabku singkat. Dengan pelan dalam hati, aku coba baca doa.

Tangannya segera meraih tas yang aku jinjing.

"Capek ya Pap?"

Aku hanya diam saja, sambil melangkah masuk, dengan memejamkan mata, tak tega memandang mukanya yang sangat aneh.

"Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyumu. Laa ta'khudzuhuusinatuw wa laa nauum. Lahuu maa fissamawaati wa maa fil ardhi. Man dzal ladziii yasfa'u indahuu illaa bi idznihi. Ya'lamu maa baina aiddiiihim wa maa khalfabum. Wa laa yuhithuuna bi sayi in min ilmihii illaa bi masyaa a wasia a kursiyyuhussamaawati wal ardha. Wa laa ya udhuu hifzhuhumaa wahuwal aliyyl azhim," aku bergumam pelan. Berharap mahluk ini segera pergi menjauh, tak menggangguku.

"Woy! Pap, gendheng ya! Emang Pap, pikir aku kuntilanak apa! Pake dibacain yasin segala!"

"Eh bocah gendheng! Itu ayat kursi. Bukan yasin!'

"Oh lupa, Pap!"

"Iya. Biar aku dijauhkan selalu dari mahluk astral yang berwujud manusia!'

"Emang ada?"

"Ada. Nyata. Di depanku."

Dan dalam sekian detik, sebuah sandal jepit, terlempar ke udara, melaju persis di depan hidung mancungku.

"Arghhhhhhhh, ngelunjak kamu!"

"Aku gak bisa di kasarin!'

"Makanya, jangan bikin orang emosi!"

"Makanya, jaga itu mulut. Hargai seorang wanita! Apa Pap, lupa?  Dari dari rahim wanita Pap lahir! Jangan macam-macam sama wanita. Walaupun gendheng, tapi aku masih punya harga diri! Aku juga punya hak untuk hidup. Hak untuk mencintai dan di cintai. Aku manusia yang punya hati dan perasaan. Walau aku tidak sempurna, tapi aku berharap sebuah kesempurnaan hidup. Dan tetap berusaha keras, untuk menemukan serpihan tulang rusukku berasal. Dan entah kenapa aku merasa, tulang rusukku berasal dari tulang Pap. Soalnya tulangnya agak mirip. Bentuk dan warna tulangnya agak sama. Jadi, jangan kasar padaku, siapa tau aku adalah salah satu yang akan menghuni hatimu untuk selamanya. Dan dari tulangku bersama tulangmu, kita akan melahirkan tulang yang baru. Klo cewek kita beri nama Darwanti. Kalau cowo, kita kasih nama Malik. Gemana? Aminkan, Pap!"

Kepalaku mendadak pusing 7 keliling. Aku tak tau harus berkata apalagi. Aku pasrahkan semua nasib dan takdirku hanya kepaMu ya Rabb.

"Amin," sambungnya dengan lantang.

"Aminnnnnnnnnn," suara Mama tiba-tiba terdengar mengaminkan.

Ya Allah, aku tak mau pergi ke rumah sakit jiwa. Aku masih betah dan nyaman tinggal dirumahku bersama mama tercinta. Hatiku kembali perih.

AKU NIKAHI KAU DENGAN BISMILLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang