1. Perpisahan

10.1K 435 15
                                    

Adanya jarak, mengajarkanku arti RINDU.


"Nada sayang, ada temen kamu, tu," ucap Rani. Dia memasuki kamar putrinya itu.

"Siapa, Mi?" Nada meraih jilbab yang tergantung lalu memakainya.

"Naufal."

"Mau ngapain spongebob itu? Dia kan gak kuliah, otomatis tugas gak ada dong," gumam Nada.

"Buruan sayang, kasian Naufal udah nunggu."

Nada melihat Naufal yang sudah duduk di sofa rumahnya.

"Duduknya jauhan, ya. Umi mau bikin air dulu."

"Siap Mi, tenang aja, anak Umi pasti aman kalo udah sama Naufal." Memang dari kecil Naufal selalu memanggil orang tua Nada dengan sebutan Umi dan Abi.

Reni hanya terkekeh mendengar ucapan Naufal, lalu dia pergi meninggalkan kedua remaja itu.

"Mau ngapain? Jangan bilang kamu mau minta beliin dvd spongebob."

"Ya enggaklah, suudzon aja kamu, Nad."

"Terus mau ngapain? Kamu kan gak kuliah, jadi gak ada tugas dong."

"Dih sombong, mentang-mentang dia kuliah. Justru itu aku ke sini mau ngasih tau kamu sesuatu."

"Apaan?" Satu alis Nada terangkat. Dia Melihat sosok Naufal yang terlihat serius.

"Aku cuman mau pamit sama kamu, besok aku mau berangkat ke Prancis, aku bakal kuliah di sana."

Dan sekarang Nada hanya bisa terdiam membatu. Ada perasaan tidak rela di hatinya. Ingin rasanya Nada melarang Naufal, tapi dia tidak berhak untuk itu. "Kamu serius, Fal?" tanya Nada pelan.

"Iya, aku serius."

Nada melihat dari raut wajah Naufal sekarang memang benar terlihat serius, tidak ada raut wajah jenaka yang tampak menghiasi wajah tampannya.

"Jujur aku berat mau ninggalin kamu, Nada," batin Naufal menjerit. Dia dapat melihat perubahan derastis dari wajah Nada. "Halah, mukamu Nad. Gak usah sok sedih gitu, tambah jelek," ucap Naufal mencairkan suasana.

Ingin sekali Nada meneriaki sahabat kecilnya itu agar tetap di sini, tapi lidahnya terasa kelu. Tidak ada yang bisa Nada ucapkan. Dia hanya bisa memendamnya.

"Silahkan diminum." Reni menyimpan dua gelas minuman di atas meja.

"Siap, Mi." Naufal menyeruput teh hangat buatan Reni. "Naufal bakal kangen berat ni sama teh dan masakan buatan Umi nantinya."

"Ya udah, gimana kalo besok kita makan malam bersama, ajak juga Mama sama Papa kamu, ya."

"Wah, Naufal si mau banget Mi. Tapi, Naufal besok udah harus berangkat."

Lagi-lagi mendengar itu membuat hati Nada ingin menjerit. Entahlah apa yang di rasakannya, tapi rasanya dia tidak ingin Naufal pergi jauh.

"Kamu yang bener, ya, kuliahnya di sana," ucap Reni tersenyum lembut.

"Pasti kok, Mi."

"Kamu udah pamitan sama Abi?"

"Udah tadi Mi, pas Abi mau ke mesjid, ini juga Naufal mau pamit, udah mau isya juga, mau nyusulin calon Abi," canda Naufal.

Reni terkekeh mendengar candaan Naufal.

Naufal meminum lagi tehnya sampai habis, lalu dia berdiri dari duduknya. "Umi, Naufal permisi dulu, ya," ucap Naufal tersenyum ramah. "Woy Nad! Kamu diem mulu, kesambet apaan? Asal Umi tau ya, Nada di depan Umi doang yang diem, kalo pas gak ada Umi, dia ngambek mulu sama Naufal," ledek Naufal.

NADA RINDU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang