Merelakan perasaan cinta memang bukanlah hal yang mudah. Tapi jika takdir memaksa untuk merelakan. Mau tidak mau harus berusaha melupakan.
🎵🎵🎵
"Nad, kok kamu masih kerja?" tanya Hana.
"Lah, emang kenapa? Aku gak boleh kerja gitu?"
"Bukan gitu. Kamu emangnya gak sibuk ngurusin persiapan pernikahan?"
"Jangan bahas soal pernikahan bisa, gak?"
Hana menyengir lebar. "Iya deh, iya. Nanti kita makan di luar, yuk."
"Iya, aku ngikut aja," jawab Nada datar.
"Sabar Hana, sabar. Orang sabar nanti cepet dilamar," ucap Nada sambil mengusap-usap dadanya.
***
Nada dan Hana tengah makan di sebuah kafe yang tidak jauh dari kantornya.
Hana menepuk-nepuk lengan Nada. "Nad!"
"Apa lagi, sih, Na?"
"Itu bukannya Dio? Tapi sama siapa, tu?"
Nada mengikuti arah mata Hana. "Client-nya mungkin. Udahlah biarin aja."
"Kamu gak cemburu, gitu?"
"Aku balik, ni!" ancam Nada. Mood-nya sangat rusak hari ini gara-gara pesannya tidak dibalas Naufal.
Hana pun memilih diam. Daripada Nada mengamuk nantinya.
Saat berjalan keluar kafe, Nada dan Hana melewati meja Dio. Nada hanya melihatnya sekilas. Dia tidak peduli yang duduk bersama Dio itu siapa. Dio sama sekali tidak melihatnya. Lelaki itu fokus berbicara dengan gadis berambut panjang itu.
***
Naufal tergesa-gesa dengan membawa beberapa dokumen di tangannya. Tiba-tiba dia bertubrukan dengan seorang gadis berpakaian syari yang juga terlihat buru-buru.
"Astaghfirullahaladzim, maaf Mbak, saya gak sengaja."
Gadis itu menundukkan kepalanya setelah mengambil dokumennya yang terjatuh. "Iya gapapa. Saya juga minta maaf."
"Maaf Mbak, saya permisi dulu, ya."
"Eh!"
Naufal tidak jadi melangkahkan kakinya. "Ada apa, Mbak?"
"Saya mau nanya, ruangan meeting di mana, ya?"
"Mbak juga mau meeting?"
"Iya, dari tadi saya udah keliling-keliling."
"Kebetulan saya juga mau meeting. Bareng sama saya aja."
Setelah meeting, akhirnya Naufal dan gadis tadi nampak keluar bersamaan.
"Oh iya, nama Mbak siapa, ya?"
"Nama saya Arasya Putri, kalo nama kamu?"
"Nama saya Naufal. Oh iya Sya, kamu gak bareng bos, kamu?"
"Bos saya ada meeting di luar negeri, jadi saya disuruh menghadiri meeting di sini."
Naufal melihat sekilas gadis di sampingnya itu terus menunduk. Dia pun hanya fokus melihat ke depan. "Mau makan dulu?" Tak ada jawaban dari Arasya. Naufal mengerti apa maksudnya. "Kamu tenang aja, kita gak cuman berdua kok, ada sekertaris saya juga. Ini sebagai permintaan maaf saya tadi karna nabrak kamu."
Arasya tidak bisa berbohong. Perutnya sekarang tengah meronta-ronta. Dia menganggukkan kepalanya pelan.
Mereka bertiga sudah duduk manis sambil melihat menu makanan.
"Kamu mau pesan apa, Sya?" tanya Naufal.
"Samain aja."
"Kamu, Erna?"
"Samain juga, Pak."
"Sya," panggil Naufal.
"Iya."
"Saya boleh minta alamat rumah kamu, gak?"
Hati Arasya berdebar kencang. Untuk pertama kalinya ada seorang lelaki yang meminta alamatnya. Tapi dia berusaha untuk tidak terlalu berharap. "Buat apa?"
Semakin banyak vote dan komenyarnya. Semakin cepat juga updatenya😉.
Jangan lupa baca Al-Qur'an hari ini ya❤.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA RINDU [END]
SpiritualBelum direvisi. Rank #29 in Menunggu (16-04-2019) Rank #137 in Rindu (06-02-2019) Berteman sejak kecil membuat Nada terbiasa dengan adanya Naufal. Terlebih lagi Naufal orang yang suka bercanda, dan hal itu membuat Nada nyaman. Meski Naufal sejak kec...