Yang kau semogakan dalam setiap doamu, belum tentu dia yang terbaik.
Tapi yang sudah Allah persiapkan, sudah pasti yang terbaik.🎵🎵🎵
"Ya Allah Naufal, kamu makin tinggi aja," puji Reni.
"Hehe iya, Mi, Alhamdulillah. Oh iya kenapa Umi pindah?" tanya Naufal.
"Soalnya tempat kerja Nada sama perusahaan Papa kamu dari sini kan agak deket, biar Umi sama Abi gak terlalu khawatir."
"Fal, Adek mu tu udah mau nikah, kamu kapan?"
Naufal terdiam sejenak setelah mendengar perkataan Abi Nada. Lagi-lagi dia merasakan sesak di dadanya. Apakah dia memang hanya ditakdirkan untuk sebatas sahabat dengan Nada. Tapi dia yang sudah tau betapa bejatnya Dio. Dia tidak akan pernah rela jika Nada menikah dengan lelaki itu.
"Naufal, kok diem?" tegur Reni lembut.
"Eh-- gak, Mi." Naufal hanya memberikan cengiran untuk menghilangkan rasa canggungnya.
"Silahkan diminum." Setelah meletakkan air di atas meja Nada duduk di samping Reni.
Naufal memperhatikan pemandangan ini. Pemandangan yang dia impikan 4 tahun silam, tapi ternyata tak sesuai harapan. Nada sebentar lagi akan menikah, seakan membuatnya tak berdaya. Dia menyeruput teh hangat yang dibuat Nada. "Rasanya sama kayak buatan Umi dulu."
"Iya dong, yang buat kan anaknya," sahut Reni.
Naufal melihat jam tangannya sekilas. "Mi, Bi, Naufal mau pamit pulang, udah malem juga soalnya."
"Tapi, besok-besok main lagi, ya," pinta Reni.
"Yang ada aku tambah berharap sama anak mu, Mi," batin Naufal. "In Shaa Allah, Mi. Assalamualaikum," pamit Naufal. Naufal bersalaman dengan Abi Nada.
"Waalaikumsalam."
***
"Pak Naufal kemana?" tanya Nada.
"Cie-cie, kenapa kamu, Nad, tiba-tiba nyari Pak Naufal, biasanya kamu kan sebel sama dia," goda Hana.
"Aku serius, Na. Aku cuman mau ngucapin makasih sama dia."
"Ada apa emangnya? Kamu dibeliin es krim apa gimana sama Pak Naufal?" tanya Hana mode kepo maksimal.
"Nanti aku ceritain. Sekarang dia di mana?"
"Pak Naufal tadi udah kesini terus pergi lagi, katanya ada meeting di luar kota." Mata Hana melihat sosok Dio yang entah dari mana tiba-tiba saja muncul. "Aku tinggal dulu ya, Nad, ada Dio, tu."
"Na, aku mohon kamu di sini aja," mohon Nada saat melihat lelaki itu.
"Ikut aku, kita nyiapin baju untuk pernikahan nanti," ucap Dio datar.
Rasa-rasanya Nada sangat menyesal telah mengambil keputusan bodoh ini. Kenapa dia dengan mudahnya menerima Dio saat merasa sakit hati dengan Naufal. "Sama temen aku juga, gak enak kalo berdua." Nada langsung menarik lengan Hana lalu berjalan mendahului Dio. Dia sangat kesal melihat Dio akibat kejadian semalam. Bagaimana nasibnya nanti setelah menikah dengan lelaki itu. Kekhawatiran Nada semakin meluap.
***
Di ruang ganti Nada tengah mencoba gaun pengantinnya. Sangat cantik namun bukannya bahagia dia malah menangis sambil memandangi dirinya lewat pantulan cermin. "Ya Allah, kenapa disaat waktu ini semakin dekat, hamba semakin ragu," lirihnya disela isakan kecil yang keluar dari mulutnya.
"Nada? Kamu baik-baik aja kan di dalem?" tanya Hana cemas.
Nada segera menghapus air matanya lalu berjalan keluar.
Setelah dari tempat baju mereka kembali ke kantor. Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang ada di dalam mobil.
Nada membenamkan wajahnya sambil menangis di meja kerjanya. "Naufal, kamu jahat banget sih, ninggalin aku terus. Aku rindu." Nada mendongakkan kepalanya dengan mata yang terilhat sembab. Dia meraih pulpen yang ada di dekatnya lalu menuliskan sesuatu di sana.
Hal itu semakin membuatnya terisak. Pernikahannya sudah di depan mata. Undangan pun sudah disebarkan. Tapi, hatinya tidak bisa dibodohi. Bagaimanapun dia sudah berusaha untuk melupakan Naufal, tetap saja dia tidak bisa.
Malam ini Naufal tengah berbaring di kamar hotelnya sambil memegang gantungan kunci spongebob yang beberapa tahun lalu diberikan Nada. "Maaf Nad, di acara pernikahan kamu nanti, aku gak akan dateng." Dia bangkit dari kasurnya lalu meraih Al-Qur'an. Ya, Al-Qur'an ini juga pemberian Nada. Naufal lebih memilih membaca Al-Qur'an untuk menenangkan hatinya. Setelah cukup lama dia membaca Al-Qur'an, Naufal meraih ponselnya. "Masih aktif ga, ya?" gumamnya. Di menekan kontak Nada dan Yang dia lihat di sana tertera tulisan 'online'.
08×××
Maaf sebelumnya Nad. Mungkin aku gak bisa dateng ke acara pernikahan kamu. Maklum aku kan orang sibuk😆.
Nada mengrenyit. "Eh, siapa ni?"
Nada
Ini siapa ya?
08×××
Dedek Naufal.
Tidak bisa dipungkiri, Nada merasa senang sekarang.
Nada
Abang kalee😑.
08×××
Hahaha😂
Nada
Kenapa kamu gak bisa dateng?
Seketika tadi dia dibuat melayang sekarang dibuat terjatuh. Bagaimana tidak, pesannya hanya dilihat oleh Naufal. Nada membanting ponselnya ke kasur. Sebenarnya Nada ingin membatalkan pernikahannya, tapi apa daya, undangan pun sudah disebar.
Jangan lupa baca Al-Qur'an hari ini❤.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA RINDU [END]
SpiritualBelum direvisi. Rank #29 in Menunggu (16-04-2019) Rank #137 in Rindu (06-02-2019) Berteman sejak kecil membuat Nada terbiasa dengan adanya Naufal. Terlebih lagi Naufal orang yang suka bercanda, dan hal itu membuat Nada nyaman. Meski Naufal sejak kec...