🎵🎵🎵"Capek, ya?" tanya Naufal.
"Iya, gitulah, tapi seneng."
"Karna ada aku, kan?"
"Gr banget sih."
"Jangan ngambek dulu. Mandi sana."
"Kamu duluan aja."
"Aku maunya kamu duluan."
Nada tidak mau berdebat lebih baik ia mengalah.
Nada sudah duduk di atas kasur dengan baju tidur dan jilbab yang masih terpasang di kepalanya, sedangkan Naufal baru saja keluar dari kamar mandi, hanya dengan celana selutut dan handuk yang kini digunakannya untuk mengeringkan rambut.
"Fal."
"Hm."
Nada berusaha tidak memfokuskan matanya ke arah tubuh Naufal, dia harus menanyakan ini sekarang juga.
Naufal mendudukkan tubuhnya di samping Nada membuat gadis itu membuang mukanya ke arah lain.
"Kamu--"
Naufal tampak menunggu perkataan istrinya.
"Kamu nikah sama aku karna apa? Karna kasian atau karna apa?" Dia membuang napas lega, akhirnya dia bisa menanyakan ini.
"Ngerjain istri sendiri dosa, gak, ya?" batin Naufal.
"Tapi, kalo gak mau jawab juga gapapa, sih," ucap Nada canggung.
"Aku pernah cinta sama satu cewek, pas mau melamarnya, tapi gak jadi."
"Oh, ya? Kenapa kamu bisa gak jadi melamar dia?" kepo Nada.
"Kamu gak perlu tau."
Nada tertunduk lesu. "Iya sih, aku sadar diri, kalo kamu cuman nikahin aku karna kasian."
"Sejak kapan kamu jadi melow gini? Biasanyakan bringas."
Nada tidak menanggapi candaan suaminya itu. "Kita jalanin hidup masing-masing aja, ya, Fal, sebagai sahabat."
Naufal bangkit dari duduknya dan menjauh dari Nada.
Nada menghela napasnya lalu membaringkan tubuhnya di kasur empuk dengan perasaan yang tidak tenang.
"Nad."
"Eh." Nada langsung bangkit, membenarkan posisi tubuhnya dengan duduk bersila.
"Ingat ini, kan?" Naufal memamerkan cincin yang waktu itu dibelinya bersama Nada.
"Inget."
Naufal meraih tangan Nada dan memasang cincin itu tepat di jari manis istrinya. "Ceweknya itu kamu."
"Maksudnya?"
"Aku suka sama kamu, Nad," ucap Naufal sambil menarik hidung Nada.
"Cewek yang kamu ceritain?" tanya Nada bingung.
"Kamu." Naufal tertawa sendiri dengan tingkahnya. "Haha. Kok aku dramatis banget, sih."
Nada yang tadinya malu-malu sekarang terlihat kesal karena gelak tawa Naufal. Spontan ia melempar suaminya dengan bantal. "Tidur sana!"
"Kasian amat, suami sendiri disuruh tidur duluan," ucap Naufal dengan muka disedih-sedihkan. "Mungkin besok kita bakal telat, Nad, ke kantornya."
Nada perlahan menjauhkan tubuhnya. "Kenapa?"
Naufal menaik-turunkan alisnya. Lagi-lagi saat melihat ekspresi bingung bercampur takut dari wajah Nada membuatnya tertawa.
"Ish! Ketawa aja terus." Nada membaringkan tubuhnya membelakangi Naufal.
"Wadaw, gawat, ni, bini ngambek pas malam pertama."
Nada bangkit dengan kesal lalu melihat Naufal dengan tatapan tak suka. "Kamu mau apa, sih? Bikin aku kesel terus, gak dulu, gak sekarang, sama aja!"
"Aku gak mau apa-apa, cuman mau susu."
"Ish! Sana-sana, jangan tidur di sini." Nada mendorong tubuh Naufal.
"Bilang aja mau pegang badan suamimu."
Nada baru sadar kalau Naufal sedari tadi belum memakai baju, spontan ia menjauhkan tangannya.
"Nad." Naufal melihat Nada dengan tatapan lekat membuat gadis itu salah tingkah. Dia mendekatkan bibirnya ke arah telinga Nada. Dia sangat puas melihat ekspresi istrinya yang super takut. "Bikinin aku susu panas, dong.
Jangan lupa bersyukur hari ini😉.
Jangan lupa baca Al-Qur'an hari ini ya❤.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA RINDU [END]
SpiritualBelum direvisi. Rank #29 in Menunggu (16-04-2019) Rank #137 in Rindu (06-02-2019) Berteman sejak kecil membuat Nada terbiasa dengan adanya Naufal. Terlebih lagi Naufal orang yang suka bercanda, dan hal itu membuat Nada nyaman. Meski Naufal sejak kec...