🎵🎵🎵"Nad." Naufal melihat Nada dengan tatapan lekat membuat gadis itu salah tingkah. Dia mendekatkan bibirnya ke arah telinga Nada. Dia sangat puas melihat ekspresi istrinya yang super takut. "Bikinin aku susu panas, dong.
Jantung Nada sudah dibuat menggedor-gedor tempatnya, tapi ternyata Naufal hanya ingin dibuatkan susu panas. Tanpa kata lagi, dia bangkit dan segera membuatkan Naufal susu panas. "Nih." Nada meletakkan segelas susu di atas meja. Ini kesempatan untuknya, selagi Naufal fokus ke minuman, dia segera tidur.
***
"Astaghfirullahaladzim." Nada seakan tidak percaya melihat ini, Naufal seolah dibuatnya bantal guling, ya, Nada paling tidak bisa tidur kalau tidak ada guling.
"Udah puas Dek, jadiin Abang guling?" tanya Naufal yang baru saja membuka matanya karena kaget dengan Nada.
Nada segera menjauhkan posisinya, lalu melihat jam dinding yang hampir menunjukkan waktu adzan subuh. Alhasil dia selamat dari rasa malu ini.
Setelah sholat subuh, Nada menyiapkan pakaian Naufa, lalu dia mulai beraksi di dapur. Jangan tanyakan sekarang mereka tinggal di mana, yang pasti rumah ini sudah lama dibeli oleh Naufal, maklum bos.
Hujan turun sangat deras di pagi hari. Di ruang makan hening, semua sibuk dengan makanannya masing-masing, hanya suara hujan yang terdengar.
"Kita mau berangkat ke kantor, gimana?" tanya Nada membuka pembicaraan.
"Kamu gegar otak?"
"Enggaklah!"
"Kan ada mobil."
Nada hanya manggut-manggut. "Tumben dia gak banyak omong?" batinnya. "Kamu kenapa, masakan aku gak enak, ya?"
"Enak kok."
"Tapi kok diem terus, gak biasanya."
"Yakin mau denger?"
"Kenapa enggak."
"Aku pengen punya anak."
"Uhuk! Uhuk!" Nada meminum airnya dengan gelalapan, haruskah Naufal mengatakan itu dengan jelas.
"Tapi kalo kamu belum siap juga gapapa, sih, aku ngerti."
"Apa mungkin dia tersinggung sama sikap aku semalem yang diam-diam tidur?" batin Nada. Seketika suasana canggung hadir di anatar mereka.
***
Semua karyawan kantor tidak hentinya mengucapkan selamat pagi kepada Nada dan Naufal.
"Pagi Buk Bos, pagi Pak Bos, gimana malam pertamanya?" tanya Hana heboh.
"Inginku menampolmu, Na," batin Nada geram. "Kamu kerja sana!"
"Wadohhh! Aku dimarahin, mentang-mentang udah jadi Buk Bos."
Bukannya Nada sok-sokan mau memarahi karyawan, tapi dia memikirkan Naufal, lelaki itu masih diam tidak seperti biasanya yang boros bicara. Dia berjinjit sehingga mulutnya tepat di arah telinga Naufal. "Aku udah siap nanti," bisiknya, lalu berlari meninggalkan Naufal yang masih terdiam dan Hana yang super penasaran dengan pengantin baru itu.
"Na, aku pulang dulu, ya."
"Istri bos mah bebas ya, mau pulang kapan aja."
"Bukan gitu, soalnya Naufal ngajakin aku belanja buat beli peralatan rumah."
"Iya deh, iya, pengantin baru mah bebas. Gak usah buat jomblo panas."
Nada terkekeh pelan. "Aku duluan, ya, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Semangat jomblo." Setelah mengucapkan itu Nada langsung berlari keluar.
"Kok nyesek ya, dibilang jomblo," ucap Hana masih fokus dengan layar komputernya.
"Kok lama?" tanya Naufal.
"Iya maaf." Nada menduga mood Naufal sudah membaik.
Mereka sudah sampai di sebuah super market. Nada membeli barang seperlunya. Setelah berbelanja mereka langsung pulang ke rumah.
Nada mulai menyusun hasil belanjaannya, setelah itu dia merebahkan tubuhnya di sofa. "Capek juga, jadi gini ya kalo udah berumah tangga." Tiba-tiba tubuhnya merasa enak, dia melihat ke belakang, ternyata Naufal tengah memijitnya. "Gak usah sok baik deh."
"Ngambek mulu deh, ni, bini." Naufal mendudukkan tubuhnya di samping Nada. "Nad."
"Hm."
"Kamu mau anak berapa?"
"Uhuk! Uhuk!"
"Batuk mulu, ni, nenek-nenek," ledek Naufal.
"Aku gak tau," jawab Nada cepat.
Jangan lupa bersyukur hari ini😉.
Jangan lupa baca Al-Qur'an hari ini ya❤.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA RINDU [END]
SpiritualBelum direvisi. Rank #29 in Menunggu (16-04-2019) Rank #137 in Rindu (06-02-2019) Berteman sejak kecil membuat Nada terbiasa dengan adanya Naufal. Terlebih lagi Naufal orang yang suka bercanda, dan hal itu membuat Nada nyaman. Meski Naufal sejak kec...