4

1K 123 1
                                    

Dan disini lah Yena sekarang.

Unit Kesehatan Sekolah aka UKS.

Pintu ruangan tersebut tidak tertutup rapat. Hingga memudahkan Yena untuk masuk tanpa membuat keributan.

Yena segera menuju tirai paling ujung.

Tirai yang di yakini Wony sebagai tempat Yuri beristirahat.

Ia kemudian membuka sedikit tirai tersebut untuk melihat--

Bukan. Bukan melihat. Lebih tepatnya mengintip, apakah Yuri masih tidur atau sudah terbangun?

Masih tidur, batinnya.

" Ini kalo gue masuk, sopan nggak ya Tapi kalo ga masuk, ini makanan gimana? ", gumamnya pelan.

Yena terlihat menimbang'nimbang apa yang selanjutnya ia akan lakukan.

Setelah berkutat dengan pikirannya, akhirnya ia memutuskan untuk mengambil sebuah kertas dari meja perawat dan menuliskan sesuatu disana.

" Okey, udah. ", katanya lalu menempelkan kertas diatas sandwich yang sedari tadi ia pegang.

" Sekarang tinggal naro ke dalem weh. ", lanjutnya.

Ia menyelinap ke dalam tirai itu pelan, lalu menaruh sandwich dan milkshake itu di nakas yang berada tepat si sebelah Yuri.

Setelah memastikan sudah terletak dengan aman, ia segera balik kanan.

" Siapa lo? "

Suara serak itu berhasil menghentikan langkah kaki Yena yang sedikit lagi keluar dari bilik itu.

Logikanya mengatakan bahwa ia harus segera pergi. Namun hatinya memilih untuk tinggal.

Akhirnya, ia berbalik dan melempar senyum pada Yuri.

" Eh, masa depan gue udaa bangun. Mendingan? ", sapanya.

Yuri tidak merespon sapaan tersebut.

Matanya meneliti Yena dari ujung kaki hingga kepala.

Menatap matanya dan mencoba mencari apakah ada sebuah niat aneh tersirat disana.

Selain itu Yuri juga berharap bahwa cowok asing ini akan segera pergi dari hadapannya.

Namun, bukannya pergi.

Cowok itu malah berjalan ke samping ranjang yang di pakai oleh Yuri untuk tidur.

Loh? Kok malah nyamperin sii? Bukannya pergi?, batin Yuri.

" Mo ngapain lo? ", ucap Yuri sembari beringsut ke belakang.

" Eh! Jangan! ",

" Hah? ", tanya Yuri bingung.

" Lo jan mundur gitu aja dong. Liat'liat. Tar kalo jatoh gimana? Ambyar dong cita'cita gue buat bahagiain lo nanti? ", ucapnya khawatir.

" Apa sih? Lo siapa dah? Gue ga kenal lo, sono pergi! ", bentak Yuri.

" Sttt. Jan teriak dong, tar yang di sebelah ke ganggu. ", pinta Yena.

" Yaudaaa gue pergi nih. Tapi itu di makan yaa, udaa siang. Tar lemes lo kalo ga makan. ", lanjutnya kemudian pergi.

Usai Yena menghilang di balik tirai, Yuri mengalihkan perhatiannya ke nakas sebelah.

YenYul | dopaMINE • 도파민Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang