20

951 113 14
                                    

Kendaraan beroda 4 itu kini terparkir rapi di depan rumah berpagar putih tersebut.

Yuri sudah hendak turun dari mobil namun Yena mencekal tangannya.

" Kenapa? ", tanya Yuri bingung.

" Gue mampir boleh nggak? Gue emang udah ngeh, kenapa lo ngakuin gue sebagai cowok lo. "

" Tapi, gue masih ga ngeh, kenapa orang itu bisa jadi ngintilin lo mulu. I mean, di balik semua ini, pasti ada awal mulanya kan kenapa sampe bisa begitu? ", jelas Yena.

Yuri mengangguk, " Yaudaah turun. Tapi jangan minta makan! Gue ga punya stock, belom belanja. ", ucap Yuri kemudian turun.

" Iya iya! Tar gue delivery ae bisa kok! Galak bener, heran! ", tukas Yena kemudian ikut menyusul Yuri.

" Gue ke atas dulu, ganti baju. ", ucap Yuri sembari menaiki anak tangga.

" Gamja mana? Mau ketemu. "

" Tar gue suruu turun. ", singkat Yuri kemudian lanjut naik.

Yena menunggu di ruang tamu sembari menonton tv, sekitar 10 menit kemudian Yuri juga turun. Sendirian.

" Mana Gamja nya? ", tanya Yena saat Yuri mengambil tempat di sofa sampingnya.

" Tidur. ", singkat Yuri.

Yena manggut'manggut.

Mereka kembali menonton acara tv tersebut dalam diam.

Lalu keheningan tersebut terpecah karena teriakan seseorang di luar sana. Yang ternyata adalah seorang kurir dari resto cepat saji yang tadi sempat di hubungi oleh Yena.

" PAAAKEEEEETTTTTT!!!!!!! ", teriak sang kurir.

" Astaga! Kaget gue! ", ucap Yuri.

" Alah, sok kaget lo. Minggir, mo lewat gue. ", tukas Yena sembari menendang kaki Yuri pelan.

" HEH! GUE USIR NYAHO MANEH! ", teriak Yuri kemudian.

Yena hanya terkikik kemudian berjalan keluar dan kembali dengan membawa 2 buah kantong plastik besar serta meletakkannya di atas meja tepat di depan Yuri.

" Naon eta? "

Yena tidak menggubris pertanyaan tersebut, ia hanya fokus mengeluarkan makanan tersebut dari dalam plastik. Mulai dari 3 jenis sushi yang berbeda, yakiniku hingga teriyaki.

" Japanese food! ", seru Yuri senang.

" Kok lo tau sih gue lagi pengen makan ini? "

" Hah? Lo pikir gue beli ini semua, buat lo? NGAREP! ", ledek Yena.

" Dih! Yaudaaa sii biasa aja! ", ucap Yuri kesal.

Yena terbahak ketika melihat wajah cemberut gebetannya tersebut.

Membuatnya gemas dan menarik pipi Yuri pelan.

" Gemesin banget sii? Gue bercanda kali. Gih sono ke dapur, ambil minum. Biar makannya ga seret. ", tukas Yena.

Tanpa menyahut, gadis itu langsung berdiri dan berlari ke dapur.

Mengisi air ke dalam jug dan mengambil gelas dari dalam lemari di dapur mungilnya.

Lalu kembali ke ruang tamu dengan membawa benda tersebut

Mereka sempat menikmati makan siangnya dalam diam hingga akhirnya sii bebek mulai membuka pembicaraan, " Jadi? "

Yuri mengangkat kepalanya, " Jadi? Jadi apa? "

" Kenapa itu orang bisa ngintilin lo mulu? "

Yuri menelan terlebih dahulu makanan yang sedang ia kunyah, kemudian mulai menceritakan asal muasal mengapa ia di intilin dengan seseorang bermarga Wang tersebut.

YenYul | dopaMINE • 도파민Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang