Entah sudah berapa lama Yena berada di ruangan ini?
Melihat Yuri yang sedari tadi mondar mandir mondar mandir macam setrika untuk mengganti piket kelas yang tidak ia kerjakan selama tidak masuk kapan hari.
" Yul, masii lama? ", tanya Yena sembari menyenderkan kepalanya di dinding.
" Napa? "
" Bosen? "
Yena menggeleng.
" Bosen engga, laper iyaaa. Udahan dong, apa lagi sii? Udaa kelar juga kan itu? "
" Dikit lagi. ", saut Yuri.
Yena menghembuskan nafasnya kasar, kemudian menyimpan kepalanya di atas lipatan tangan yang bertumpu pada meja guru.
Yuri melihat itu dan entah kenapa dia menjadi sedikit kesal.
" Bilangnya mau nemenin, eh taunya tidur! Dasar bebek kampret! ", gumamnya.
Yena yang mendengar itu segera bangkit dan bergegas untuk membantu Yuri.
Mulai mengambil penghapus untuk menghapus tulisan di papan tulis.
Memunguti semua sampah di kolong meja hingga menurunkan kembali bangku'bangku yang tadi sudah lebih dulu di angkat Yuri saat ia datang.
" Beres! ", serunya.
" Kalo mau di bantuin tuh bilang. Jan ngedumel. ", lanjut Yena.
" Lo aja yang ga peka. ", cicit Yuri pelan.
Pelan sekali hingga tidak ada yang bisa mendengar ucapannya.
" Yuk! Laper gue! ", ucap Yena sembari menarik Yuri pelan.
-----
Yuri sedikit terbengong dengan pemandangan yang tersaji di depan matanya saat ini.
Saat ini, dia sedang ada di meja makan yang lumayan besar dengan berbagai menu khas masakan rumah tersaji disana.
Namun karena di bukan kang husein.
Jadi bukan itu yang membuatnya takjub.
Yang membuatnya takjub adalah pemandangan dimana ia bisa bertemu langsung dengan Mr. serta Mrs. Choi, juga anak sulung mereka, Sungmin yang secara tidak langsung adalah pemilik tempat dimana ia sedang menuntut ilmu saat ini.
" Mangap aja cantik, gimana kalo senyum? ", ucap Yena tiba'tiba.
" Hallo, Yuri. ", sapa Mr & Mrs Choi.
Yuri sejenak tersadar dan segera membungkukkan badannya.
" Hh-hallo juga, pak, bu? ", sapa Yuri.
" Bang, tolong dong ayamnya bawa sini. "
" Favorit baby Yuri gue tuh. ", pinta Yena pada Sungmin.
" Apa? Baby? Uda official emang? "
" ASAP! ", singkat Yena.
" Gausah bang. Eh maksudnya, pak. Nanti saya bisa ambil sendiri. ", saut Yuri.
" Ga perlu sungkan, makan aja yang banyak. ", tawar Mrs. Choi.
" Lo boleh panggil gue bang. "
" Gamasalah. Bapak ketuaan banget buat gue. ", sambut Sungmin.
" Kan emang lo udah tua? ", cibir Yena.
KAMU SEDANG MEMBACA
YenYul | dopaMINE • 도파민
Fanfiction[ END - TAMAT ] [ GENDER BENDER ] [ SEASON 2 • dopaMINE II ] " Gue bakal buktiin ke lo, kalo ga semua cowo dunia ini brengsek. " - Choi Yena.