6

919 124 4
                                    

Meski tadi ijin kepada abangnya akan masuk setelah jam istirahat, nyatanya Yena tidak melakukan itu.

Ia terlalu asyik bermain di ruang musik, kembali mengedit sedikit pekerjaan yang tadi di tunjukkannya untuk Yuri hingga lupa waktu.

Dan sekarang, sudah hendak memasuki jam pelajaran terakhir Yena baru saja ingin kembali ke kelas.

Di jalan ia tak sengaja berpapasan dengan Yuri yang baru saja keluar dari ruang guru.

" Eh, ketemu lagi kita. ", sapa Yena.

" Lo lagi lo lagi. ", ucap Yuri.

" Gue tuh punya nama. Ye Na. Itu nama gue. Tapi, kalo mau panggil sayang juga boleh. "

Yuri memutar matanya malas.

" Bodo! ", singkatnya kemudian pergi melewati Yena.

Yena segera berlari kecil agar bisa menyamakan langkahnya dengan Yuri.

" Abis ngapain? "

" Ngumpulin tugas tadi yaa? "

" Gimana hasilnya? "

Mendengar tidak ada respon apapun dari Yuri membuatnya mengambil langkah lebih besar.

Berdiri di depan dan merentangkan tangannya lebar.

Menghalangi jalan gadis itu agar tidak bisa pergi kemana'mana.

" Minggir nggak? "

" Jawab dulu dong. "

Melihat tingkah laku Yena membuat Yuri menghembuskan nafas berat.

Ini orang ngapa bikin gue stress mulu sih?, batinnya.

Ia menggeser tubuhnya ke kanan.

Berharap bisa lewat. Namun, Yena juga malah ikut bergeser.

Ia kembali bergeser ke kiri dan Yena kembali ikut bergeser.

Yuri berhenti dan menatap Yena tajam.

" Mau lo tuh apa sih? "

" Minggir wey! Kebelet gue! ", ucap salah seorang siswa yang tengah berlari di belakang Yuri.

Dan akibat terlalu buru'buru, ia tak sengaja menyenggol pundak Yuri yang mengakibatkan gadis itu terhuyung kedepan.

Membuatnya tak sengaja jatuh dalam pelukan Yena.

Membuatnya tak sengaja jatuh dalam pelukan Yena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Woy! Tiati dong! ", teriak Yena.

Meski Yena berteriak di dekat telinganya, Yuri sama sekali tidak protes.

" Yur, lo nggak papa? "

Namun Yuri masih tetap sama.

Ia diam.

Tidak menjawab. Tidak juga melepaskan pelukannya saat ini.

Bukan karena ingin. Dia hanya masih berusaha untuk mencerna apa yang kini sedang terjadi.

YenYul | dopaMINE • 도파민Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang