18 : A Wrong Move

878 156 18
                                        

15 September 2017

Suasana pagi itu suram, yah... setelah keributan semalam rasanya bakalan aneh kalau keluarga gue justru baik-baik aja pagi ini.

Kondisi ruang makan juga udah cukup rapi, lantainya bersih tanpa ada pecahan gelas. Siapa pun nggak akan ada yang tau kalau semalam baru terjadi keributan.

Saat sarapan tadi, Bi Ani memberitahu gue kalau Papa udah berangkat ke luar kota untuk kerjaannya. Sementara Mama masih mengunci diri di kamar. Bang Fariz belum ada kabar.

Sepertinya semesta ikut mendukung rencana gue untuk kabur dari rumah pagi ini. Gue cuma tinggal pamitan ke Bi Ani sebelum memesan ojek online ke rumah Dian.

Setelah menaruh piring kotor ke bak cucian, gue langsung berpamitan dan menuju pintu rumah. Gue baru aja berniat memesan ojek online saat bunyi klakson mobil muncul di depan rumah. Nggak lama, pemilik mobil itu masuk ke dalam rumah.

"Eh, Ca," sapa Kak Alfa setengah kaget. "Fariz minta tolong bawain baju ganti."

Tanpa merespon, gue langsung berteriak. "Bi Aniiiiiiiii!"

Bi Ani datang dan berbicara sebentar dengan Kak Alfa sebelum akhirnya ia kembali masuk ke dalam rumah. Tanpa terlalu memperdulikan mereka, gue duduk di kursi teras sambil memesan ojek online.

"Lo belom berangkat?" tanya Kak Alfa yang duduk di samping gue.

"Nunggu ojek online," jawab gue singkat sambil terus bermain handphone.

"Kenapa nggak naik motor?"

"Males. Lagi mau naik ojol aja."

"Bareng gue aja."

Akhirnya mata gue melirik ke arahnya, "Terus ini?"

Kak Alfa mengambil handphone yang gue pegang dan menekan tombol cancel. Saat handphone gue dikembalikan layar udah menunjukkan kalimat "Order anda telah berhasil dibatalkan."

Mampus. Rencana gue terancam gagal.

"Ih lo nggak sopan banget, sih? Itu hp gue! Jangan seenaknya gitu dong," amuk gue setengah berteriak.

Dari wajahnya gue bisa lihat kalau Kak Alfa sempat kaget begitu gue berteriak. Tapi, dia tetap bisa mempertahankan wajah tegasnya seakan-akan tau kalau apapun yang lagi gue rencanakan itu hal yang salah.

"Alfa? Ada apa pagi-pagi ke sini?" suara Mama seketika membuat gue lupa dengan perasaan kesal ke Kak Alfa.

Kemunculan Bi Ani yang memberikan tote bag ke Kak Alfa secara nggak langsung menjawab pertanyaan Mama. "Fariz minta tolong buat bawain baju ganti, Tante," ucap Kak Alfa setelah mencium tangan Mama.

"Kamu belum berangkat, Dek?" tanya Mama yang membuat gue sadar kalau untuk beberapa menit tadi gue cuma mematung memandangi wajah Mama yang cukup berantakan.

Belum sempat gue menjawab, Kak Alfa udah lebih dulu berkata, "Eca berangkat sekolah bareng aku, Tan. Biar sekalian aku ke kampus."

"Ah? Oh, iya," Mama berganti menatap gue. "Ya udah, Dek. Hati-hati ya."

"Siap, Tan. Kita berangkat dulu, ya." Setelah memberi salam, Kak Alfa menarik tangan gue keluar rumah.

IMMATURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang