5 : Do Fun!

2.1K 425 87
                                    

Mungkin kalau hari ini gue masih SD dan lagi jalan bareng sama temen-temen wajar kali ya banyak pasang mata yang ngeliatin gerombolan gue.

Tapi masalahnya gue jalan bareng anak kuliahan bahkan udah ada yang mau skripsi, tapi kenapa ramenya udah ngalahin anak SD lagi study tour? Berisik banget!

Kak Yuta berlari kegirangan setelah melewati body check. Bang Fariz yang ada di belakang juga nggak kalah heboh ikutan berlari bak anak kecil yang baru dapet liburan.

Entah sejak kapan mereka —kecuali Kak Anggi— sudah saling merangkul sambil menyanyikan lagu legendaris Dufan.

marilah kita pergi sekeluarga
untuk dapat puas bahagia
dalam dunia yg mempesona
dunia fantasi kita
marilah nyanyi dan tertawa gembira
dalam dunia penuh impian
khayalan membawa harapan
dunia fantasi kita.

"Mereka emang begini ya dari dulu?"

Gue menoleh dan mendapati gadis bertubuh mungil yang kini menatap gue ramah, baju kodok ditambah poni berantakan menambah kesan imut pada dirinya.

Gue menoleh dan mendapati gadis bertubuh mungil yang kini menatap gue ramah, baju kodok ditambah poni berantakan menambah kesan imut pada dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Astaga! Pantesan Kak Yoga minta balikan, orang modelannya kayak gini. Udah cantik, imut, ramah, pinter lagi! Paket komplet deh dia kayak nasi padang depan kompleks.

"Kayaknya dari aku masih kelas 6 SD mereka udah nggak tau malu deh," jawab gue akhirnya.

"Hah serius?" tanyanya kaget. "Kamu udah kenal lama berarti sama Yoga?"

Gue menggaruk leher gue yang tidak gatal, "Ah kalo Kak Yoga sama Kak Yuta dari semenjak Bang Fariz masuk SMA, Kumparan waktu SMP kan anggotanya cuma bertiga."

"Kumparan?"

"Kumpulan Pria Tampan nan Rupawan."

Kak Anggi tertawa mendengar jawaban gue tadi. Gue diam-diam melirik ke arahnya, tepatnya kalung berbandul batu putih kecil yang bertengger di lehernya.

"Kamu suka ya sama Yoga?"

Pertanyaan tiba-tiba yang dilontarkan Kak Anggi membuat gue terkesiap. Mungkin saat ini mata gue sedang melotot karena Kak Anggi terkekeh melihat raut wajah gue.

"Hah? Engga kok, Kak."

"Nggak apa-apa lagi, santai aja."

"Kakak nggak takut gitu kalau Kak Yoga sama aku? Eh, nggak, maksudnya —yaa gitu deh."

"Kalau Yoga berpaling ya ambil gampang aja, tandanya dia nggak serius sama aku."

"Maaf, aku nggak bermaksud ngerebut dia atau gimana. Tapi, sekarang aku udah nggak suka sama Kak Yoga kok, serius deh," dua jari gue terangkat membentuk tanda perdamaian.

"Nggak apa-apa, Ca," katanya. "Aku nggak nyalahin kamu karena suka sama Yoga. Lagi pula hati yang menentukan siapa pilihannya. Kita nggak bisa menyalahkan perasaan kita sendiri."

IMMATURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang