1

2K 178 16
                                    

Gadis berkaca mata tebal dan berponi itu bernama Park Shin Hye. Usianya hampir 17 tahun tapi dia tidak pernah ditaksir seorang pun cowok di sekolahnya. Bukan saja karena dia tidak cantik, tapi penampilannya pun tidak enak dilihat. Sangat tidak modis. Selalu memakai jaket tebal meski bukan winter. Dan rambut panjang kriwilnya itu pasti saja dikepang. Seperti tidak pernah mengenal model rambut lain. Selalu memakai rok yang panjangnya di bawah lutut, kaos kaki selutut... Dia lebih mirip siswi calon biarawati dari pada siswi SMA. Dengan performa norak dan kolot seperti itu memang cowok mana yang akan tergoda?

Sementara di sekolah itu gudangnya cowok-cowok tampan. Sekolah itu memang sekolah elite. Selain tampan bak member boygroup, cowok-cowok itu pun lahir dari kalangan chaebol. Sempurna memang. Tidak sembarangan anak-anak yang menuntut ilmu di sekolah itu, kalau tidak cerdas sekali, pasti kaya sekali, atau rupawan sekali atau terkenal sekali, seperti anak para pesohor dan politisi. Kualifikasi seperti itu yang menjadi siswa di sana. Dan karena Shin Hye tidak termasuk ke dalam kriteria sekali-sekali yang bernilai fisik tadi, mudah diterka pasti karena dia memiliki otak yang encer seperti Albert Einstein. Maka dia bisa menduduki salah satu kursi di sekolah itu.

Memang tidak salah, sejak tahun pertama selalu dirinya yang menjadi juara umum. Bahkan juga selalu masuk 10 besar ranking nasional. Shin Hye memang cerdas, tapi hanya cerdas saja tidak cukup untuk menaklukan kaum adam di sekolahnya. Justru teman-temannya yang sama sekali tidak cerdas tapi karena mereka cantik-cantik dan modis, ganti pacar seperti ganti baju. Cowok-cowok pun antri untuk menjadi pacarnya. Tidak peduli meski hanya semalam, yang penting pernah mencoba jadi pacarnya si A atau si B. Sebab itu sama bergengsinya dengan mendapat ranking nasional, atau malah jauh lebih bergengsi bila bisa menaklukan bunga-bunga sekolah dari pada selalu juara nasional tapi tidak laku.

Gadis-gadis cantik itu adalah Im Yoo Na, Baek Soo Ji, Kwon Yu Ri dan Kang So Ra, diurut dari yang paling populer. Mereka itu bunga-bunga sekolah. Sedangkan pangeran-pangerannya adalah, juga diurut dari yang paling populer : Lee Jong Suk, Kim Woo Bin, Im Si Wan dan Kang Ha Neul.
Im Yoo Na, dia sangat cantik. Pada tahun pertama dan awal tahun kedua, dia yang paling jadi rebutan. Tapi akhir tahun kedua, dia pacaran dengan kakak kelas, Lee Seung Gi. Pangeran-pangeran itu pun langsung patah hati. Otomatis mereka jadi mengejar Baek Soo Ji. Persaingan sengit terjadi antara 2 sahabat, Jong Suk dan Woo Bin. Mereka bahkan pernah berkelahi gara-gara berebut Soo Ji. Salahnya, Soo Ji meladeni kedua pria itu pada saat yang sama. Soo Ji sendiri agaknya hanya bermain-main saja dengan mereka, sebab hatinya sendiri sudah tertawan oleh kakak kelas mereka, Lee Seung Gi. Dalam persaingan memperebutkan Seung Gi yang baik hati, rupanya dimenangkan oleh Yoo Na. Soo Ji gigit jari. Untuk mengobati rasa kecewanya itu dia lalu berpacaran dengan Jong Suk sekaligus dengan Woo Bin. Soo Ji menjadi player.

Sementara persaingan yang lain terjadi antara Kang Ha Neul dan Im Si Wan yang berebut Kang So Ra. Atau tepatnya bukan berebut So Ra, So Ra sendiri naksir kepada Si Wan, sayangnya Si Wan naksir berat Yoo Na yang sudah punya kekasih. Ha Neul jatuh hati terhadap So Ra. Ha Neul sendiri pacaran dengan Kwon Yu Ri sejak SMP. Sekarang ia merasa bosan terhadap Yu Ri.
Mengikuti perjalanan asmara teman-temannya yang sangat dinamis, Shin Hye hanya menghela napas dalam. Sebab kepadanya tidak pernah ada pria yang menyatakan cinta, jangankan pria-pria populer itu, pria paling tidak menonjol di sekolah pun tidak. Shin Hye sepi dari cerita-cerita cinta remaja.

Pria idamannya sendiri sama dengan Yoo Na dan Soo Ji, yakni Seung Gi. Bukan tanpa alasan dirinya diam-diam menaruh hati kepada seniornya itu. Seung Gi berbeda dari cowok-cowok kebanyakan di sekolah itu. Yang akan pergi menghindar bila dirinya datang. Atau mengolok saat berada di kantin dan di perpustakaan. Mereka hanya baik padanya bila ada tugas kelompok dan menyuruh supaya menyelesaikannya seorang diri. Seung Gi berbeda dengan cowok-cowok itu. Ketika mereka mewakili sekolah mengikuti lomba sains dan teknologi, dimana siswa diwakili oleh Seung Gi dan siswi olehnya, Seung Gi memperlakukannya dengan baik. Seung Gi tidak seperti teman-teman cowoknya yang selalu mengoloknya. Tidak seperti Jong Suk atau Woo Bin yang menyebutnya 'Beruang Kutub' sebab selalu memakai coat dan rok sebetis. Seung Gi bahkan pria pertama yang memberikan senyum kepadanya dan tidak mengatakan aneh penampilannya.

Berdiskusi dengannya sangat menyenangkan. Berparas tampan, pribadinya menawan, chaebol pula... tidak aneh memang bila Seung Gi menjadi idola para gadis. Bahkan gadis sekelas Yoo Na dan Soo Ji. Tidak aneh juga dirinya turut kepincut, walau penampilannya sangat tidak layak bagi pria segemilang Lee Seung Gi.
Dan tidak seperti Soo Ji yang frustasi ditinggal pacaran oleh Seung Gi dengan Yoo Na, Shin Hye sangat tahu diri. Di kamarnya ia hanya bisa memandangi dalam-dalam foto Seung Gi yang ia bingkai dan diletakan di atas lemari. Foto itu sendiri ia dapat dengan susah payah dari seorang jurnalis yang memotret pada saat lomba berlangsung.
"Semoga kau bahagia bersama Yoo Na-ssi, Oppa." bisiknya perih seraya disentuhnya wajah Seung Gi oleh ujung jemarinya. Hari itu ia baru mengetahui Seung Gi dengan Yoo Na resmi pacaran.
"Aigoo... akhirnya dia memiliki kekasih?" sebuah suara terdengar menanggapi tingkah patah hatinya.
"Eoh. Gadis paling cantik di sekolahku. Namanya Im Yoo Na. Dia teman sekelasku."
"Kau pasti patah hati."
"Eoh. Padahal aku sudah membeli kado ulang tahun untuk Seung Gi Oppa. Aku akan memberikannya di saat pelajaran olah raga lusa."
"Sepatu ini maksudmu?" dia menunjuk kotak sepatu.
"Aku memesan khusus dari Italia. Itu Fila seri limited edition." jelas Shin Hye.

Pria itu membuka kotak sepatu tersebut, lalu mencoba memakainya. Sedikit longgar sebab ukurannya memang lebih besar dari kakinya.
"Aku juga keren kalau memakai benda mahal seperti ini." gumamnya sambil bolak balik di depan cermin.
Shin Hye sontak menolehnya.
"Astaga! Lepas!" teriaknya marah.
"Kalau pakai kaos kaki agak tebal pas di kakiku, Shin." ucapnya tidak mengindahkan hardikan itu.
"Kau tidak mendengarku?" teriak Shin Hye lagi.
"Kau ini berisik sekali. Lagi pula tidak akan rusak walau aku pakai berlari mengelilingi jogging track sungai Han. Sebab ini tidak nyata." tukasnya santai.
"Lepas kataku!"
"Kau ini... Lama-lama bisa rusak gendang telingaku mendengar teriakanmu."
"Jung Yong Hwaaa...!!!"
"Aigo... Baik akan aku lepas." pria itu duduk di tepi pembaringan guna melepas sepatu di kakinya.
"Kenapa kau juga membuat aku kesal?" Shin Hye meraung.
"Aku hanya meminjam sebentar. Ini aku kembalikan." dia memasukan kembali sepatu ke dalam kotaknya.
"Kenapa semua orang senang membuatku sedih?" keluh Shin Hye dengan wajah menahan tangis. Dan selanjutnya ia menutup wajah dengan telapak tangan. Menangis.

Pria itu, Jung Yong Hwa, jadi salah tingkah.
"Oo... oo... ohh, Shin Hye-ya! Jangan menangis." ucapnya.
Tapi Shin Hye sudah sesegukan sambil bersimpuh di lantai.
"Shin Hye-ya, berhenti! Nanti Han Ajhumma datang." peringat Yong Hwa cemas. Dari pada mendengarkan Shin Hye semakin keras menangis. Ia benar-benar menumpahkan rasa sedih dan kecewa yang bergumul di hatinya.
Dan benar dugaan Yong Hwa, pintu kamarnya ada yang mengetuk.
"Aghasi.... Apa kau menangis?" suara Han Ajhumma.
"Apa kataku!" belalak Yong Hwa pada Shin Hye.
Sontak Shin Hye menghentikan tangisnya. "Aniyo, Ajhumma. Nae urro aniya." elaknya sambil menghapus air matanya.
"Apa Ajhumma boleh masuk?"
"Aku sedang menonton film sedih, Ajhumma. Tentang ibu tiri." Shin Hye berdusta, sedangkan Yong Hwa jadi blingsatan salah tingkah.
"Bagaimana kalau Ajhumma membuka pintu dengan kunci duplikat yang ada padanya?" tanyanya khawatir.
"Ajhumma tidak akan bisa melihatmu, sebab kau hanya imaginasi." gemas Shin Hye.
Yong Hwa tersenyum. "Kau benar! Aku ini imaginer, hanya ada di dalam imaginasimu saja." kekehnya. Shin Hye sengaja menabraknya sambil melangkah ke pintu membuat pria imaginasi itu terjerembab ke atas kasur. Shin Hye akan membuka pintu itu.

TBC

Annyong...

M'buka thn 2019 Author m'buat cerita aneh, b'genre fantasy.

Enak'y genre fantasy itu, ngayal seenak udel, seaneh mgk, tp ga kan ada yg protes... Kan mmg fantasy😄

Tapi meski aneh moga reader suka dan mau mengikuti sampe akhir. Moga juga Author bs menyelesaikannya he...😁 hingga end.

Selamat membaca!

Imaginary BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang