Beberapa jenak Shin Hye berdiri seperti orang linglung. Perasaan seperti ini sungguh mengingatkannya ke masa 10 tahun yang lalu. Hatinya pun sakit dan terluka seperti dulu.
Sementara Yong Hwa gerah dengan sikap Shin Hye yang terus mencuri pandang kepadanya sejak pertama menapakan kaki di auditorium megah J Group. Siapa perempuan itu? Yong Hwa tidak pernah melihat sebelumnya. Merasa sangat terganggu dengan Shin Hye yang terus saja curi-curi pandang kepadanya, Yong Hwa berbisik kepada sekretarisnya.
"Kau lihat wanita itu, Hyung? Yang terus saja curi pandang kepadaku, tapi kalau aku balas memandangnya, dia pura-pura tidak melihat. Kau tahu siapa dia?"
"Yang mana?"
"Dia yang duduk di sebelah direktur utama Wang Jang."
"O, itu direktur perencanaan Wang Jang yang baru. Baru 6 bulan menduduki jabatannya, sebelumnya beliau di kantor cabang Wang Jang di New York." jelas pria kaca mata itu.
"Direktur perencanaan? Dia direktur perencanaan Wang Jang?" Yong Hwa tidak percaya.
"Beliau lulusan S3 dari Harvard dengan nilai memuaskan dan lulus dalam waktu yang singkat. Beliau itu jenius, Isa-nim. Makanya Tn Ahn langsung memintanya untuk menduduki posisi direktur perencanaan menggantikan Tn Han."
"O ya?"Tapi tetap saja Yong Hwa tidak suka dengan cara Shin Hye mencuri pandang padanya. Sama sekali tidak mencerminkan sikap seorang yang terhormat. Itu dia kesan pertama Yong Hwa terhadap Shin Hye, maka kontan saja sikap Yong Hwa pun tidak menyenangkan terhadap Shin Hye. Ia langsung gede rasa bahwa Shin Hye menaruh hati kepadanya. Dan ia tidak suka. Type wanita idealnya bukan seperti itu, jelalatan kepadanya. Seharusnya wanita lebih dapat menahan diri terhadap pria yang menarik perhatiannya. Ah, kalau pun Shin Hye tampak tidak memiliki kekurangan secara fisik, tapi reaksinya yang norak itu Yong Hwa tidak suka.
"Entah kenapa aku tidak suka padanya." gumamnya.Dan seperti dugaannya Shin Hye datang menghampirinya, seperti dugaannya pula basa basinya sangat tidak menarik baginya. Wanita ini, Yong Hwa duga tidak pernah berpacaran.
💞Shin Hye berdiri di ujung tangga sambil tangan bertumpu pada pagar yang menjadi pembatas. Ia memikirkan sikapnya, apa yang salah dengan sikapnya hingga membuat pria itu menunjukan kebencian? Jika memang lupa, cukup katakan saja lupa. Tidak harus melontarkan kalimat pedas seperti itu. Setelah beberapa kali menghela napas dalam, Shin Hye lantas melangkah meninggalkan acara. Pulang.
Di dalam kamarnya pelahan ia memikirkan semua yang terjadi. Sekali lagi ia bertanya kepada hatinya, kenapa Yong Hwa tega sekasar itu padanya? Padahal dulu begitu peduli dan sangat perhatian. Dulu, ya 10 tahun yang lalu. Saat Yong Hwa hadir sebagai pria imaginer di dalam kamarnya. Shin Hye menuang wine ke dalam gelas. Lalu meneguknya oneshoot. Pria imajiner! Pasti tidak ada hubungannya antara pria J Group dengan pria imajinernya, meski wajah dan nama mereka sama. Iya, pasti mereka orang yang berbeda.
Makanya sikap keduanya sejauh tanah dan langit.Shin Hye meneguk dan meneguk lagi wine. Bodoh sekali. Babo gateunoum! Orang mengatakannya jenius, IQ-nya 3 digit, diatas IQ orang cerdas. Ia bahkan sanggup menaklukan Harvard University yang orang bule kebanyakan sulit memasukinya. Tapi otaknya bergeser ke tempat yang paling bawah ketika dihadapkan pada urusan yang melibatkan kepekaan hati. Sama sekali ia tidak berpikir bahwa Jung Yong Hwa 10 tahun lalu yang hadir ke dalam kamarnya adalah sosok imajiner yang hanya ada di dalam khayalannya saja. Sekarang bisa-bisanya ia mengkonfirmasi kehadiran pria imajiner 10 tahun lalu kepadanya. Kepala Shin Hye terasa pening, ia akhirnya terjatuh ke atas pembaringan.
💞Matahari sudah tinggi saat Shin Hye membuka mata. Seketika ia bangkit dari atas pembaringan, kepalanya terasa berdenyut. Dicarinya weker, pukul 10 pagi. Ia hendak turun dari atas kasur, tapi kepalanya semakin berputar. Akhirnya ia menjatuhkan kembali tubuhnya. Benaknya mengingat-ingat hari. Apakah itu hari kerja? Tapi kalaupun itu hari kerja Shin Hye tidak peduli. Ia tidak akan berangkat ke kantor. Ia akan bolos sebab tidak kuat dengan kondisi tubuhnya yang seperti remuk. Apa memang yang telah terjadi? Shin Hye pun mengingat-ingat kejadian semalam sebelum tidur. Dan... Ah! Tubuhnya semakin tak bertenaga. Matanya kembali berair, mengingat kejadian semalam dan merasakan pening di kepalanya.
Sebuah suara memanggilnya dari luar, disusul oleh suara pintu yang dibuka.
"Shin Hye-ya! Kau sudah bangun?"
"Eoh, Eomma. Tapi kepalaku sakit." ringisnya seraya bangkit.
"Kau semalam mabuk, berapa banyak kau minum? Tidak biasanya seperti ini."
Shin Hye tidak menjawab.
"Eomma buatkan teh ginseng hangat, setelah baikan cepat mandi kita sarapan."
"Sarapan? Maksud Eomma, Eomma belum sarapan?"
"Eoh, Eomma dan Appa menunggumu bangun. Biar kita sarapan sama-sama."
Shin Hye meringis. Ibunya berlalu dari kamar.Shin Hye tidak bolos kerja sebab hari itu weekend. Makanya kedua orangtuanya pun ada di rumah. Setelah meneguk obat mabuk dan termuntah, baru ia merasa enak. Siang itu ia sarapan pada waktu yang bukan jam sarapan bersama kedua orangtuanya. Ia seperti orang sakit. Ia juga tidak banyak mengobrol dengan ayah ibunya. Sebaliknya mereka pun tidak banyak bertanya, sebab melihat kondisi Shin Hye seperti yang kurang sehat. Setelah selesai makan ia pamit kembali ke kamar, keduanya hanya mengangguk.
Dan karena hari itu hari minggu, Soo Jung datang menemuinya. Dia teramat penasaran dengan informasi Shin Hye yang belum sempat didengarnya dengan jelas. Tapi berbanding terbalik dengan saat meneleponnya mengabarkan tentang pria imajiner yang ditemuinya di Paris, kali itu Shin Hye bahkan menolak untuk mengatakan apa pun tentangnya.
"Apeuni?" tanya Soo Jung melihatnya hanya berbaring.
"Agak."
"Eonni sakit apa?" Soo Jung tampak cemas.
"Pusing."
"Itu pasti karena Eonni terlalu sibuk. Eonni kecapean."
Shin Hye tidak menjawab.
"Aku padahal ingin mendengar cerita tentang pria yang Eonni temui di Paris itu."
Shin Hye tetap diam.
"Eonni..." panggil Soo Jung lagi.
"Aku tidak ingin membicarakan dia, Jung-ah." tepis Shin Hye.
"Jangan sekarang, sebab Eonni memang sedang sakit."
"Aku tidak ingin membicarakan dia sekarang atau kapan pun." tandasnya.
"Wheo...???"Shin Hye memperbaiki posisi baringnya, dan terlihat telapak tangannya menyeka matanya yang membasah.
"Eonni, whe geudae?" Soo Jung makin penasaran, meski dengan nada lembut tapi jelas memaksa untuk tahu.
Mata Shin Hye yang sembab itu nampaknya bukan semata karena kepalanya pening tapi karena menangis. Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Dan walau sangat penasaran Soo Jung tidak bisa memaksa bertanya, sebab Shin Hye bukan dalam kondisi yang baik. Akhirnya ia hanya mengusap-usap tangan Shin Hye lembut.Benaknya sendiri menduga, Shin Hye telah salah mengenali orang. Seperti yang ia kira sebelumnya. Bahwa pria itu hanya mirip, sama sekali tidak sama dengan pria imajinernya 10 tahun lalu. Shin Hye nampaknya baru 'ngeh' bahwa pria yang hidup di alam khayalnya selama ini benar-benar hanya khayalan. Hanya imajinasinya saja. Atau untuk lebih gamblangnya, Shin Hye baru bangun dari kebodohannya selama ini.
Suatu hari di 10 tahun yang lalu, ia melihat pria secara tidak sengaja di jalan dari dalam mobilnya saat macet. Kemudian diam-diam Shin Hye terpesona olehnya. Lalu ia mengkhayalkannya saat sendiri di dalam kamarnya, setiap hari. Seperti itulah bisa jadi bagaimana asal mulanya Shin Hye memiliki teman imajiner. Atau bisa juga, kala mengikuti lomba, ia bertemu peserta lomba yang menawan hatinya. Karena Shin Hye tidak memiliki keberanian, akhirnya hanya bisa mengkhayalkannya setiap hari di dalam kamarnya. Makanya teman imajinernya itu pun mempunyai nama. Sepuluh tahun kemudian mereka bertemu lagi. Shin Hye jelas tidak bisa melupakannya, sedangkan dia mungkin sedikit pun tidak mengingatnya. Itu sebabnya Shin Hye jadi menolak membicarakannya dari semula sangat menggebu ingin menceritakannya.
Jika faktanya seperti itu Soo Jung benar-benar turut prihatin. Meski juga lega Shin Hye yang akhirnya bangun dari mimpi panjangnya tentang memiliki kekasih imajinasi, tanpa harus bersentuhan dengan psikiater. Sebab bagi Soo Jung, Shin Hye yang tetap mengharap bertemu teman imajiner di dunia nyata, adalah penyakit kejiwaan.
💞TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Imaginary Boyfriend
FantasyRemaja dengan kekasih khayalan, sama sekali bukan cerita baru. Di setiap belahan dunia pasti ada kisah seperti itu. Park Shin Hye salah satunya. Gadis cerdas bertampang kolot dan norak ini selalu jadi bahan ejekan teman-temannya, membuatnya hanya me...