Sebagian besar tamu undangan tidak asing satu sama lain, sebab sebagian besar orang-orang itu sering bertemu di acara serupa. Mereka juga sudah mengenal style masing-masing. Sehingga bila ada yang baru dari mereka langsung dapat dikenali. Apalagi bila ada sosok baru, pasti akan cepat terlihat. Rata-rata mereka mengenal Soo Jung, tapi mereka bingung dengan gadis yang bersamanya. Karuan saja Shin Hye menjadi sorotan. Tampil elegant dengan style yang terasa asing, siapa dia?
Jika Park Shin Hye yang memakai seragam sekolah jalannya selalu menunduk, cenderung menyembunyikan wajah, Park Shin Hye dalam penampilan baru berjalan dengan mengangkat dagu. Jangan salah, selama 2 minggu ia melatih cara berjalan dengan wajah tegap seperti itu. Dan benar yang dikatakan mentornya, rasa percaya dirinya akan tumbuh saat berada di tengah orang-orang dengan busana dan tampilannya yang berbeda dari biasa. Maka semakin banyak mata memperhatikan, Shin Hye semakin percaya diri. Lagak lagunya seakan mengatakan : it's me! Sama sekali tidak demam panggung.
Dan Woo Bin yang paling penasaran. Ia memperhatikannya sejak Shin Hye dan Soo Jung memasuki ballroom. Mereka langsung menghampiri Soo Hyun. Lalu Soo Hyun dengan teramat ramah menyambutnya, mereka terlihat berbincang.
"Menurutmu gadis itu teman Soo Hyun Hyung yang sama-sama kuliah di US?" Woo Bin menyikut Jong Suk.
"Gadis mana?" Jong Suk yang sedang menikmati wine menoleh ke arah yang ditunjuk Woo Bin dengan dagunya. "Geuseo... Tapi ada Soo Jung disampingnya."
"Eoh, dia datang dengan Soo Jung."
Keduanya lalu menatap Soo Hyun yang tampak akrab dengan kedua gadis itu.Bukan hanya Woo Bin yang memperhatikan Shin Hye sejak memasuki ballroom, Soo Ji pun demikian. Sehingga ketika melihatnya berbincang begitu hangat dan akrab dengan Soo Hyun, dia tidak tahan untuk tidak menghampirinya.
"Ujian kelulusan SMA sebentar lagi lho, rencana studymu selanjutnya?" tatap Soo Hyun kepada Shin Hye.
"Tentu saja Oppa sangat menginspirasiku, mungkin aku pun akan mengikuti jejak Oppa." senyum Shin Hye.
"Aigoo... Aku sungguh tersanjung, Shin-ah. Bila seorang peraih medali emas di olimpiade Sains Internasional mengatakan terinspirasi olehku yang bukan apa-apa."
"Aniyo, Oppa. Eomma dan Appa selalu mengatakan, menjadi orang yang rendah hati dan ramah itu jauh lebih sulit namun amat sangat baik dibandingkan menjadi juara apa pun tapi diliputi kesombongan dan keangkuhan hati. Bagiku Oppa sang juara, sebab aku ingin rendah hati dan ramah seperti Oppa."
"Ah.... Kau berlebihan!" senyum Soo Hyun dengan muka memerah.
"Terima kasih untuk undangannya, terima kasih karena Oppa selalu ingat padaku. Oppa selalu mengundangku untuk acara apa pun." ujar Shin Hye lirih, dia berterima kasih dari dasar hatinya yang terdalam. Sebab memang hanya Soo Hyun yang mempedulikannya, menghargai dan menganggapnya ada selama ini. Undangan semacam ini dia tidak pernah mendapatkannya dari teman-teman sekelasnya.
"Tentu saja, sebab kau bukan hanya teman buatku, Shin Hye-ya. Tapi kau guruku. Aku tidak pernah lupa saat SMP kau ajari aku matematika dan fisika, dimana aku lemah sekali untuk 2 mata pelajaran itu."
"Aku juga ingat, aku lancang sekali kala itu sok-sok mengajari kakak kelas he..." Shin Hye terkekeh. Mereka tertawa-tawa bahagia.Dan tawa mereka terhenti karena kehadiran Soo Ji.
"Oppa, Oppa hanya mengobrol disini. Apa Oppa sudah menyapa teman-teman yang baru datang di sebelah sana?" Soo Ji menyela tawa mereka dengan menunjuk ke suatu sudut dan tanpa sopan santun tangannya langsung menggapit lengan Soo Hyun mengajaknya menjauh dari sana. Matanya mendelik kepada Shin Hye dan Soo Jung. Ia benar-benar tidak mengenali Shin Hye.
"Aku tinggal dulu kalian berdua, silakan dinikmati makanannya!" pamit Soo Hyun menanggapi ajakan Soo Ji yang memaksa.
"Nde, kamshahamnidha, Oppa." Soo Jung yang menjawab. Sedang Shin Hye hanya menganggukan kepala kepada Soo Hyun.
"Padahal sudah berhadapan tapi dia tidak mengenalimu, Eonni. Make over-mu sukses." seru Soo Jung puas.
Shin Hye hanya menatap tajam Soo Ji yang berlalu meninggalkannya.
💞Penampilan Shin Hye sukses membuat dirinya tidak dikenali siapa pun, hingga acara dimulai. Banyak yang meliriknya, namun mereka segan untuk mendekat sebab Shin Hye yang malah mengasingkan diri dengan Soo Jung di balkon. Soo Jung karena malas bertemu Jong In, maka ikut-ikutan tidak berbaur.
"Setelah Soo Hyun Oppa membuka acaranya, dan menyerahkan kado untuknya, Eonni akan segera pulang, Jung-ah. Tidak akan mengikuti pestanya sampai selesai." ucap Shin Hye.
"Wheo?"
"Eonni tidak punya kepentingan apa-apa untuk berlama-lama disini. Asal Oppa sudah melihatku hadir, cukup. Kau lanjutkan saja pestanya."
"Entahlah. Aku juga malas, malas bertemu kutu kupret itu."Sesungguhnya Shin Hye ingat Yong Hwa dan ingin menunjukan perubahan penampilannya itu kepada teman imajinernya tersebut. Ingin mendengar apa komentarnya bila melihatnya seberubah itu, padahal orang-orang pun terpesona melihatnya. Serta tidak mengenalinya. Sejak keluar salon tadi mereka langsung kesana.
Saat Soo Hyun akan membuka acara, segera Shin Hye dan Soo Jung berbaur dengan yang lain. Setelah Soo Hyun berpidato menyampaikan rasa syukur atas pertambahan usia dan terima kasihnya kepada tamu undangan yang hadir, dilanjutkan dengan peniupan lilin ulang tahun, acara pesta pun dimulai. Tapi saat itu Shin Hye justru memutuskan untuk segera meninggalkan pesta.Woo Bin yang sudah penasaran sejak awal, tidak melepas pandangan dari Shin Hye selama Soo Hyun menyampaikan pidatonya dan gadis itu menatap dengan penuh kekaguman kepada tuan rumah. Woo Bin merasa tidak asing terhadapnya namun tetap benaknya tidak dapat menerka siapa gadis itu. Selesai Soo Hyun dengan ritualnya, tanpa buang waktu Woo Bin melangkah ke arah Shin Hye. Tapi Shin Hye yang tidak memperhatikan sekitarnya juga terlihat berdiri dan melangkah hendak menghampiri Soo Hyun untuk berpamitan. Disisi lain Soo Ji yang diam-diam juga terus mengawasi Shin Hye, turut berdiri. Mengambil antisipasi akan gerakan Shin Hye yang terlihat hendak menghampiri Soo Hyun.
Langkah Shin Hye yang cepat membuatnya lebih cepat pula tiba di hadapan Soo Hyun.
"Aku sangat menikmati suasana, keramahan dan makanannya, Oppa. Tapi sayangnya aku tidak bisa mengikuti pestanya hingga selesai. Untuk itu aku mohon pamit untuk pulang lebih awal." ucapnya.
"Wheo?" Soo Hyun tampak kecewa.
"Aku meninggalkan Harmeoni sendirian di rumah, Oppa. Jadi aku tidak bisa meninggalkan rumah terlalu malam. Mohon maaf!"
"Ah, sayang sekali. Tapi bila alasanmu itu aku pun tidak bisa menahanmu, Shin Hye-ya."
"Sekali lagi selamat ulang tahun Soo Hyun Oppa! Semoga selalu diberi kesehatan dan kebahagiaan. Kadoku ini tidak seberapa, tapi aku bahagia bila Oppa mau menerimanya." Shin Hye meletakan kotak kecil di atas meja.
"Aigo... Kau tidak harus seperti ini. Aku sudah bahagia dengan kehadiranmu pun. Kamshahamnidha, Park Shin Hye-ssi!""Park Shin Hye!" Soo Ji dan Woo Bin yang sudah berada di sekitar mereka dan mendengar Soo Hyun menyebut nama itu, tanpa sadar turut mengulang menyebutkannya dengan serempak. Membuat Shin Hye menoleh kearah mereka.
"Park Shin Hye. Jadi kau ini Park Shin Hye?" belalak Soo Ji kaget setengah mati. "Aigoo..." serunya saat jelas dipenglihatannya wajah itu memang wajah Shin Hye yang tampak sangat berubah. "Apa yang terjadi denganmu? Mengapa kau begini berubah?" pekik Soo Ji spontan. "Apa kau sengaja melakukannya hanya karena akan menghadiri pesta Soo Hyun Oppa?" lanjutnya.
Shin Hye tidak bisa menjawab, terlebih jadi banyak mata yang melihatnya.
"Aku tidak harus menjawab pertanyaanmu. Oppa, aku pamit. Selamat malam!" Shin Hye berbalik kepada Soo Hyun membungkuk lalu melangkah pergi.
"Park Shin Hye!" Soo Ji yang merasa diabaikan berteriak, teriakannya itu membuat orang-orang menatap gadis yang diteriakinya. Dan beberapa langsung melotot.
"Park Shin Hye? Gadis itu Park Shin Hye...??" seru yang lain terkaget pula. Mereka adalah teman-teman sekelas Shin Hye.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Imaginary Boyfriend
FantasyRemaja dengan kekasih khayalan, sama sekali bukan cerita baru. Di setiap belahan dunia pasti ada kisah seperti itu. Park Shin Hye salah satunya. Gadis cerdas bertampang kolot dan norak ini selalu jadi bahan ejekan teman-temannya, membuatnya hanya me...