Di dalam kamar ini menjadi saksi bisu kalau Thea menangis tak henti-henti. Sudah ratusan lembar tisu ia habiskan untuk membersihkan air mata, namun hal itu percuma saja. Karena, Thea tidak bisa menghentikan tangisannya.
"Udah ya The... Tuhan pasti nyiapin pengganti yang lebih dari James kok." Vallerie mengusap puncak kepala Thea agar sahabatnya tak terus larut dalam kesedihan.
"Gua gak nyangka Valle... bener-bener gak nyangka. Gue kira dia kerja, tapi ternyata dia selingkuh."
"Sesakit apapun yang lu rasain, lupain sekarang. Lu gak pantes nangisin cowok bejat kayak dia, The."
"Ini ga segampang apa yang lu bilang Valle! Gue sama James udah bertahun-tahun, dan sekarang semuanya berakhir gitu aja."
"Iya sih..." Vallerie berusaha menenangkan Thea lagi. "Udah ya sayangku, nanti matanya bisa copot kalo nangis terus."
"Udah The, ini semua harus lu jadiin pelajaran agar gak terulang lagi." Sahut Audrey ikut menasehati.
Tok... Tok... Tok
Suara ketukan pintu itu terdengar begitu keras dan tanpa jeda. Namun Thea melarang kedua sahabatnya untuk membuka pintu yang terkunci rapat itu. Thea melarang karena di balik pintu itu terdapat James yang masih saja berusaha untuk memperjelas semua. Tapi sama sekali tidak ada respon yang Thea berikan. Tak apa, biar ia merasakan betapa sakitnya menjadi Thea.
➿➿➿
Di sisi lain, penerbangan yang harus dilakukan sekarang harus tertunda karena masalah yang begitu penting dan mendadak.
Adam memutar balik arah mobilnya dan menuju apartemen Thea. Seharusnya sekarang ia menuju bandara dan akan bulan madu di suatu negara. Tapi itu semua tertunda karena masalah sahabat yang begitu genting.
Sesampainya di apartemen, Audrey turun lebih dulu sementara Adam masih mumet untuk memilih lahan parkir. Audrey berlari menelusuri lorong dan mencari kamar Thea.
Setelah menemukan pintu kamar Thea, Audrey langsung menerjang sahabatnya dan memberikan pelukan penyemangat agar Thea kuat menghadapi ini semua. Meskipun itu semua tidak mudah dilakukan, tapi ini harus dilakukan demi kebaikan Thea.
Adam yang sudah meletakan mobilnya di barisan parkiran, kini tinggal mencari kamar Thea.
Di lorong yang sepi itu terlihat seseorang yang sedang menggedor-gedor pintu tanpa henti. Mata Adam dapat melihat sosok itu. Seketika rasa benci langsung keluar dari lubuk hati terdalamnya.
Adam mengepalkan tangannya dengan kaki yang terus melangkah pada objek sasarannya itu.
BUGH
Kepalan tangan Adam melayang begitu mudahnya pada perut James. Sampai-sampai ia terjatuh dan memegangi perutnya yang sakit.
"Pergi lo dari sini!" Usir Adam dengan kemarahan yang telah memuncak.
"Gausah ikut campur! Ini bukan urusan lo!" James bangkit dan membenarkan posisinya.
Adam mencengkram kerah baju James, "Thea sahabat gue, jadi ini juga urusan gue!"
"Lo gak akan ngerti masalahnya Dam! Lo gak bakal ngerti!" James menekan 4 kalimat terakhirnya.
"Gue gak nyangka sama lo James! Lo bener-bener lebih bejat dari apa yang gue pikirin!"
"Gausah ikut campur, Dam! Ini sama sekali bukan urusan lo!"
BUGH
"Sekali lagi lo ngomong gitu! Gue habisin lo sekarang juga! Thea itu sahabat gue! Kalo lo nyakitin Thea, sama aja lo nyakitin gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam dan Audrey 2
Romance"What are you scared of?" "Falling love again." Image taken from : pinterest Design by : canva