[13] Penguasa Hati.

527 27 0
                                    

Siapa lagi kalau bukan Adam. Partner main basket nya Grey.

"Nah ini dia! Lama lu!" pekik Grey saat mendapati Vallerie sudah berdiri di belakang nya.

"Mau ngapain sih di sini?"

Sementara Audrey hanya menatapi Adam dengan tatapan sinis nya, tangan yang terlipat di depan dada semakin menambah kesan antagonis pada diri Audrey.

"Valle, gua nunggu di mobil aja ya." pamit Audrey lalu pergi meninggalkan Adam, Valle dan Greyson di atas jembatan kayu ini.

Tangan Adam menahan kepergian Audrey. Sejenak Audrey melirik sinis lalu melepaskan genggaman itu dengan kasar. Adam yang mengenakan kemeja lusuh, serta jas yang tergantung di lengan nya, berusaha mengejar Audrey yang berusaha menjauh dari diri nya.

Audrey terhenti saat sudah berdiri di samping mobil Vallerie, ia bingung harus kemana lagi, sementara Adam sudah berdiri tepat di belakang nya.

"Ngapain sih ngikutin gue?!" tanya Audrey dengan suara kencang nya.

"Salah ya?"

"Iya salah!"

"Yaudah, gue minta maaf. Sorry, kemaren rencana kita gagal." ucap Adam dengan sabar.

"Ya."

"By the way, kata Thea lu sakit, terus kenapa sekarang keluar?" tanya Adam berusaha mencairkan suasana.

"Bosen."

Adam menghembuskan napas nya kasar saat mendapatkan respon dingin dari Audrey. Adam bersandar di samping Audrey yang menempelkan punggung nya pada pintu mobil.

"Udah dong ngambek nya! Ga seru tau kalo ngambek terus!" ujar Adam meminta.

"Hmm."

Adam menegakkan tubuh nya, mengaitkan jari jemari Audrey ke sela-sela jari nya. Setelah itu ia membawa Audrey duduk di atas pasir pantai ditemani ombak yang saling menggulung serta terpaan angin malam yang membuat rambut Audrey meliuk-liuk bagaikan daun kelapa yang ada di pinggir pantai. Adam menekuk kedua kaki nya, sementara Audrey terduduk dengan kaki bersila. Terkadang kaki mereka terkena air pantai yang datang karena angin yang cukup kencang.

"Liat deh bulan nya," suruh Adam pada Audrey untuk melihat bulan purnama yang indah ini.

"Bagus." gumam Audrey pelan.

"Drey." panggil Adam dengan suara getarnya. Audrey menoleh, "Masih marah?"

Audrey menggeleng.

"Gue boleh cerita?"

"Ya."

"Semenjak gua kuliah, temen gua cuma satu. Cuma Greyson doang, dia juga adik kelas gue. Banyak yang deketin gua pas kuliah, tapi gua gamau berteman saat itu. Gatau kenapa gua gabisa dapetin sahabat kayak kalian. Dan gatau kenapa, gua gabisa buka hati untuk orang lain." jelas Adam dengan suara perlahan, diiringi suara desiran ombak.

"Kenapa ga bisa buka hati?" tanya Audrey.

"Karena kuncinya hilang."

"Ya cari lah!" Audrey membalasnya dengan jutek.

"Udah ketemu, tapi dia gamau ngasih kuncinya ke gua."

"Siapa yang nemuin?"

"Lu." Adam mengukir senyum sejenak. "Lu yang megang kuncinya, dan lu juga yang ada di hati gue sejak bertahun-tahun lalu." Adam menoleh ke arah Audrey, "cuma lu yang selalu ada di hati gue. Ga ada yang menggantikan satu detik pun."

Mendengar jawaban Adam, Audrey hanya bisa menyembunyikan senyuman nya. Lagi dan lagi Adam bisa saja membuat hati beku Audrey luluh dengan kata-kata manis nya itu. Jika ada nominasi 'Peluluh hati terbaik' Adam lah pemenangnya.

Adam dan Audrey 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang