[12] Valle & Grey.

494 29 11
                                    

Adam mengejar Audrey yang sudah memasuki mobilnya. Untung saja Audrey belum menginjak pedal gas, jadi Adam masih bisa menahannya sebentar.

"Drey!" panggil Adam dengan napas terengah-engah.

"Ya?"

"Malem jadi kan?" tanya Adam.

"Ke mana?" balas Audrey pura-pura tidak tau.

"Jalan."

Audrey melihat jam di ponselnya, dan berkata, "gatau deh, ga janji. Kerjaan gue numpuk."

"Nanti malem gue ke kantor ya. Pokoknya harus bisa."

"Hm, diusahain."

-

Matahari sudah berganti menjadi bulan, dan tentunya pekerjaan Audrey telah selesai semua.  Audrey melirik jam di sudut meja, yang sudah menunjukan pukul 7 malam. Ia teringat kalau ia harus mengabari Adam jika pekerjaan nya telah selesai. Tapi sebenarnya ia sangat malas jalan dengan Adam di posisi seperti ini.

Tanpa mengabari Adam terlebih dahulu, Audrey langsung ke kantor Adam untuk menjemputnya.

Eits! Tapi Audrey ke sana naik taxi, sementara mobilnya ia tinggal di kantor. Alasan ia memakai taxi karena ia berpikir akan jalan bersama Adam dengan mobilnya.

-

Sesampainya Audrey di kantor Adam, ia langsung berjalan ke ruangannya.

Gue harus bersikap biasa aja! Jangan cemburu! Jangan ngambek! Apalagi baper! Karena gue ini cuma temen, ga lebih! gumam batin Audrey.

Audrey menaiki lift, namun pintu lift sudah terbuka lebih dulu. Di dalam lift menampakan Adam yang sepertinya sedang terburu-buru.

"Eh! Baru aja mau jemput." ucap Adam sedikit terkejut.

"Iyah, gapapa."

"Ayo!" ajak Adam semangat, dengan tangan yang sudah menggenggam tangan Audrey.

Adam dan Audrey berjalan keluar kantor, Adam memasuki mobil diikuti Audrey di sampingnya.  Baru saja Audrey membuka pintu mobil, perempuan yang tadi sempat ia temui sedang berlari menghampiri mobil Adam.

"Pa!" panggilnya kencang, membuat Adam langsung turun dari dalam mobil.

Adam dan Audrey menghampiri Shofia yang sepertinya sedang terburu-buru.

"Ada apa?" tanya Adam.

"Ada yang nelpon Pa, terus bapak lupa bikin surat ijin, terus bikin daftar barang yang harus dibeli." jelas Shofia.

Mendengar ucapan Shofia, hati Audrey langsung melemas saat itu juga. Jadi percuma saja ia ke sini naik taxi, sementara Adam masih harus sibuk kerja.

"Kalo masih ada kerjaan, kerjain aja dulu. Kita masih bisa jalan next time kok, tenang aja." ujar Audrey dengan suara bergetar.

"Tapi Drey—"

"It's ok." potong Audrey dengan suara yang ketara menahan rasa kecewa.

"Yaudah Pak, lebih baik bapak ke atas sekarang juga." sela Shofia dengan muka bahagia.

Mendengar ucapan Shofia, segera Audrey meninggalkan halaman kantor Adam dan menunggu taxi di pinggir jalan. Sementara Adam harus melanjutkan pekerjaannya lagi.

Audrey duduk di halte untuk menunggu taxi atau kendaraan umum lainnya. Audrey hanya termenung menatap jalanan yang tadinya kering, dan kini berubah menjadi basah karena tetesan hujan. Sedari tadi Audrey menunggu, tak ada satupun kendaraan umum yang lewat, ditambah lagi hujan yang deras, membuat baju Audrey basah, karena tidak ada atap yang melindungi Audrey di halte.

Adam dan Audrey 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang