Di pagi menjelang siang ini Avram dan keluarga besarnya melaksanakan acara makan-makan di rumah yang sudah ditata sedemikian rupa. Acara kali ini dilaksanakan karena Ghalia sedang ulang tahun. Alhasil semua keluarganya berkumpul untuk memeriahkan acara sederhana itu.
Sebenarnya Avram malas untuk ikut-ikutan dalam acara tidak penting ini, tapi kalau bukan karena Ghalia adalah keluarganya, ia juga tidak akan mau ke sini dengan pakaian rapi.
Avram dan Afkar sudah siap membawa mamanya untuk mengunjungi rumah orangtua Ghalia. Akhirnya setelah sekian lama, keluarga besar El-Duritz bisa berkumpul lagi.
"Mama mana, Ghal?" Tanya Mama Avram sopan.
"Mama lagi di dalem, ma."
"Oh yaudah, mama ke sana dulu ya." Afkar mendorong kursi roda mamanya itu untuk menghampiri Fanny—Mama Ghalia atau kakak kandung dari mamanya.
Sementara Avram masih berdiam diri di bangku taman yang ada. Padahal keluarga nya sudah duduk di ruang makan bersama-sama, tapi ia masih memilih untuk duduk di sini. Entahlah, ia masih ingin menemukan suasana tenang sebelum ditanya-tanya oleh keluarga besarnya nanti.
"Vram, acaranya udah mau mulai. Masuk yuk!" Ajak Ghalia yang berusaha membuyarkan lamunan Avram.
Avram mematuhi langkah Ghalia yang memimpinnya untuk masuk ke dalam rumah. Di dalam sana terlihat dengan jelas kue ulang tahun berukuran besar berdiri di atas meja. Dengan wajah sumringah, Ghalia berdiri di balik kue itu dan lekas meniup lilinnya.
Semua tamu undangan yang terdiri dari keluarga dan beberapa teman dekatnya ikut memberikan sambutan yang meriah pada Ghalia yang baru saja menginjak umur baru.
Ghalia memberikan potongan kue pertamanya pada mama dan papanya, dan memberikan potongan kue ke dua pada lelaki yang sempat Avram kenal. Dari belakang keramaian ini, Avram terus melihati lelaki itu dengan tatapan yang tak lepas. Ia kenal dengan lelaki itu, lalu apa hubungannya dengan Ghalia?
Acara tiup lilin dan potong kue sudah selesai. Kini saatnya acara makan-makan untuk keluarga segera dilaksanakan. Seluruh keluarga besar El-Duritz berkumpul di balik meja besar yang sudah tersedia berbagai macam makanan.
"Avram, kok dari tahun kemarin ga bawa-bawa calon?" Tanya Tante Fanny tiba-tiba. Membuat Avram menoleh dengan tatapan tajamnya.
"Kenapa emangnya?"
"Gapapa sih, Vram. Tapi masa kamu kalah sama Ghalia? Kamu kan lebih tua dari Ghalia, tapi kok belom punya calon?"
"Avram udah punya kok, tapi calonnya lagi gabisa ikut sekarang, lagi sibuk katanya." Bela mamanya, berusaha untuk tidak memojokan Avram di kondisi seperti ini. Padahal, Avram sama sekali belum memiliki calon, tapi mamanya sudah beranggapan kalau Thea adalah calon dari anaknya. Padahal itu hanya tipuan belaka.
Selama acara makan berlangsung, tatapan Avram tak lepas-lepas dari lelaki yang memiliki status kekasih Ghalia. Ia tidak asing dengan wajah itu, rasanya ia ingin bertanya banyak pada lelaki itu. Kenapa ia bisa berbohong?
Tak lama dari itu, para tamu undangan saling berbaur menikmati acara ulang tahun yang bertema sederhana ini.
Avram berdiri di samping meja panjang yang berisikan makanan untuk para tamu. Ia memegang segelas kecil berisikan sirup untuk menghilangkan rasa dahaga di tenggorokannya.
"Avram!" Pekik seseorang yang berhasil membuat Avram menoleh.
"Ya?"
"Kenalin, dia pacar gue. Namanya James." Ujar Ghalia memperkenalkan sosok laki-laki yang sudah Avram kenal.
Ia adalah James, yang sempat dikenalkan oleh Thea saat itu. Waktu itu Thea memperkenalkan James pada dirinya dan memberitahu kalau James adalah kekasihnya, tapi sekarang? Ghalia juga memperkenalkan James dan memberitahu kalau James adalah pacaranya, jadi yang benar yang mana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Adam dan Audrey 2
Romance"What are you scared of?" "Falling love again." Image taken from : pinterest Design by : canva