eight

17 2 0
                                    

saat aku sedang menyantap makanan yang kupesan tadi,tiba tiba ponselku bergetar.Ternyata David meneleponku.Akhirnya aku memutuskan untuk mengangkat telepon dari David."Ren,gue mau ngangkat telepon dulu,ya" ucapku sambil memencet tombol hijau yang menandakan aku menerima teleponnya.Reno hanya mengangguk pelan sambil berkata "sip jangan lama lama,ya!". Akupun mencari tempat yang sunyi untuk mengangkat telepon agar tidak ada yang mendengar percakapanku dengan pacarku ini."Halo?" ucap David."Iya ada apa,vid tumben nelepon?masih inget pacar ternyata" jawabku sedikit ketus.Wajar saja,sejak aku pindah ke Bandung dua bulan yang lalu,David menghilang begitu saja tanpa memberi kabar apapun."kamu lagi dimana,yang?"tanya David."Lagi rapat OSIS di cafe dekat rumah" jawabku singkat."Oh gitu ya.Oiya yang,aku lagi di Bandung,nih.Boleh ketemu?" tanya David."Iya,dimana?"jawabku agak cuek.Sebenarnya aku sudah tidak begitu peduli lagi dimana dia sekarang,bagaimana kabarnya,bagaimana kabar keluarga,bagaimana karirnya,itu semua sudah bukan prioritasku lagi.Sejak dia menghilang,aku berpikir aku harus belajar untuk melupakannya.Dibulan pertama memang sulit.Tetapi,disatu bulan terakhir aku sudah benar benar melupakannya seutuhnya.Walaupun aku sudah melupakannya,tetapi sejujurnya aku masih memiliki rasa padanya"Hm,aku kesana aja deh.Nanti kamu shareloc cafenya,ya" ucap David."Iya nanti aku shareloc" jawabku cuek."Yaudah see you!" ucap David.Tak lama kemudian,sambungan telepon pun terputus.Aku pun hanya menghela nafas dalam dalam.Saat aku menghampiri bangku Reno,ia pun bertanya "udah?".Lalu akupun membalasnya dengan anggukan.Tak lama kemudian,sebuah mobil sedan hitam parkir di areal parkir cafe.Seorang pria berawakan tinggi memasuki cafe.Pria tersebut pun mengambil ponselnya dan nampak menelepon seseorang.Tiba tiba,ponselku pun bergetar.Ternyata David. "Kemana aja,hm?" jawabku ketus."Uhm aku sibuk ngerjain projek sekolah!" ucap David berbohong."Bullshit! Kata Nesya, sekolah kamu lagi gak ada proyek apapun kok!" ucapku mulai marah."Iya.Kalau lo mau tahu,gue punya pacar.Dia anak baru disekolah.Dia itu lebih cantik,lebih baik,lebih segala galanya,lah! dan,dia itu gak cemburuan kayak lo!" ucap David sambil menyunggingkan senyum miringnya yang menurutku amat menjijikan.Tak sadar satu tamparan keras ku layangkan pada pipi David."Lo itu jahat banget,vid.Lebih baik sekarang lo pergi dan jangan nemuin gue lagi karena sekarang kita gak ada hubungan apa apa lagi!" ucapku lirih.Air mata berusaha untuk keluar dari mataku.Namun aku berusaha menahan agar air mata tersebut tidak mengalir agar aku tidak terlihat lemah dihadapan David. "Baik gue bakal pergi sekarang.Dan,emang itu yang gue mau!" ucap David sambil memberikan senyuman yang serupa dengan senyuman yang baru diberikannya beberapa menit yang lalu.Karena tidak mau terlibat percakapan lebih lanjut dengan lelaki itu,akupun memutuskan untuk kembali duduk dibangku ku tadi.Nampaknya seluruh anggota OSIS melihat kejadian tersebut.Saat ku mulai duduk dibangku ku,air mata yang sdari tadi kutahan seketika mengalir deras bak air sungai yang tak dapat dibendung lagi."Lo kenapa,Sher?" tanya Tyas sambil mengusap usap punggungku.Aku hanya menjawab pertanyaan Tyas dengan gelengan kepala."Yaudah,mending sekarang lo tenangin diri lo dulu ditoilet,gih gue temenin lo" usul Tyas sambil merangkulku.Aku hanya mengangguk pelan dan mulai berjalan ke toilet.Rangkulan Tyas terasa amat menenangkan."Sekarang lo harus cerita sama gue,sebenarnya apa yang terjadi?Tadi gue perhatiin lo lagi ngobrol sama cowok gitu terus lo nampar dia.Emang ada apa,sih?" tanya Tyas  sambil mengusap usap bahuku pelan.Akupun mulai mengatur napasku agar teratur.Setelah napasku mulai teratur,akupun menjawab pertanyaan Tyas"Jadi gini,Yas.Cowok yang tadi ngobrol sama gue itu David,pacar gue.Dia seenaknya muncul lagi sekarang setelah dia ngilang dua bulan lebih dan dari raut wajahnya tidak terlihat ada penyesalan sama sekali.Dan,yag bikin gue kaget dia mengakui bahwa dia selingkuh sama anak baru disekolah".Tak terasa air mataku mengalir lagi. "Gue paham tentang perasaan lo.Gue juga pernah ngalamin hal yang sama seperti yang terjadi sama lo,bahkan yang gue alamin ini bisa dibilang lebih parah dari yang lo alamin sekarang.Jadi,dulu gue punya mantan,namanya Arif.Kita pacaran kurang lebih dua tahun.Tahun pertama memang dia masih memberikan perhatian sepenuhnya ke gue.Tapi,sejak kita ngerayain anniversary kita yang ke satu tahun,dia tiba tiba ngilang tanpa jejak.Dia jadi susah banget dihubungin.Hingga pada suatu ketika,dia update status di sosmed dia lagi berpose mesra dengan seorang cewek di Bali.Bukan hanya itu saja,di bulan bulan berikutnya,dia semakin rajin mengupdate status dengan perempuan lain yang berbeda beda setiap harinya.Dalam setiap postannya ia selalu menambahkan caption yang romantis.Saat ia ngepost postan terakhir sebelum kita putus,dia tiba tiba nelepon gue dan ternyata yang ada dibalik suara itu bukanlah dia,melainkan seorang cewek. Cewek itu berkata "Arif udah resmi nikah sama gue,lo jangan ganggu Arif lagi atau gue bakal acak acak kehidupan lo!" jelas Tyas."Terus kenapa dulu lo mau sama dia?" ucapku sambil membasuh mukaku dengan air mengalir."Yang namanya perasaan cinta itu emang gak perlu dijelasin alasannya,karena emang gak bisa dijelasin.Yang jelas,sekarang lo harus kuat.Lo harus tetap ngelanjutin kehidupan lo meskipun tanpa dia.Kehidupan lo masih panjang,Sher.Lo gak boleh terpuruk dalam kesedihan lo terlalu lama hanya karena satu cowok yang jelas jelas udah mempermainkan perasaan lo.Sekarang,lo jangan membuang buang air mata lo hanya karena cowok yang tak tahu diri itu.Lo harus buktiin ke dia bahwa lo engga lemah,dan lo bisa ngelanjutin hidup meskipun gak ada dia!" ucap Tyas sambil mempoleskan liptint ke bibirnya."Bener,Yas.Gue tetap harus ngelanjutin hidup meski tanpa David.Thanks,ya Yas lo udah nyemangatin gue" ucapku sambil tersenyum."Urwell.Yuk,kita balik kebangku.Yang lain pasti nungguin,tuh!" ajak Tyas sambil menepuk pelan pundakku.Akupun mengangguk dan mengikuti Tyas berjalan menuju bangku.

tr[i]angle : first loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang