Terdengar suara bantingan tas ransel di sebuah ruangan minimalis, disusul suara derit kursi tanda sudah diduduki oleh seorang pria manis yang terlihat kesal.
"kenapa harus cowo resek itu sih nik?" suara dengan logat khas terdengar pertama kali
"ya udah harusnya gitu kali jom, kok malah nyalahin aku?" jawab pria yang lebih mungil sambil membuka kaos kakinya
"kayanya aku ga bisa deh partneran sama dia, ga cocok tau"
"emang apa salahnya sih jom, baik kok kayanya dia, kamu aja yang ga asik" heran pria itu
"Ah tau deh, kamu kayanya bukan temen aku lagi, bisa-bisanya belain dia, resek ah"
Pria itu -Anthony sinisuka ginting- menyusul pria yang sedang marah itu ke kamarnya
"oke oke santai, tapi bener deh jom kamu kesel gini cuman gara-gara dia tepuk pantat kamu? Tadi kan kamu jatoh, kalo engga niat baik juga kayanya dia biarin aja kamu jatoh."
"tapi itu pantat loh nik, lagian ngapain sih harus ditepuk, kan jadi ga nyaman" bela Rian
"ga nyaman ape deh, lagian kamu juga kan cowok jom" Rian langsung menatapnya datar.
.
.
Flashback
Seorang pria sedang memarkirkan motor antik kesayangannya di depan gor sekolah tempatnya mengikuti ekstrakulikuler Badminton.
"Woyyy! Jarr! Lewat sini," teriak seorang pria dari arah pintu
Wahyu
"Telat banget ga gue? Motor gue biasa lagi mulai pms nya dari kemaren." cengir pria -Fajar- itu pada wahyu
"Kalo gak gitu bukan lo dong namanya"
.
Lalu mereka berdua memasuki arena gor yang sudah di isi beberapa anak ekskul baru dan yang lama. Fajar dan Wahyu melihat sekeliling untuk menemukan teman mereka yang lain, tapi mata fajar justru menemukan sesuatu yang lebih menarik,
"Bro, demi apa itu bukannya cowok yang kemaren gue usilin bukan sih?" tanya fajar pada wahyu
"mana? oh iya, si mr.glowing itu?"
"kok dia ada di sini? Ikutan Badminton dia?!" tidak sadar suaranya meninggi, fajar berdehem kemudian memberikan cengiran khasnya pada orang yang melihat padanya
"biasa aja gila! Malu-malu in banget" wahyu meninggalkan fajar sendiri
"tau gini kemaren maksain masuk gue"
~
~
Suara gebukan senar raket dan shuttlecock saling bersautan disemua bagian gor, hari ini masih tahap evaluasi awal bagi para peserta yang baru mengikuti ekskul agar pelatih dapat membagikan mereka kedalam sektor yang tepat. Tepatnya hari kedua, namun bagi seorang Fajar Alfian ini hari pertamanya masuk lagi.
"Baik, evaluasi hari kedua sudah selesai, dari pengamatan saya banyak sekali potensi- potensi bagus yang bisa di pertimbangkan, namun masih banyak juga yang perlu bimbingan intensif. Silahkan kalian istirahat dulu, sejam kedepan akan saya umumkan hasilnya."
Tiba-tiba terdengar suara ribut dari belakang barisan yang diisi para senior
"Bau banget lo jar, sumpah makan apaan sih? Bangke?"
"coach fajar kentut nih coach, bau banget masaa" adu Tontowi senior alumni yang kebetulan masih datang sesekali
"Gilak lu, makan apaan sih, sampe perih mata gue, susah melek?!" teriak pria berpipi gembul -kevin-
"dikit doang bang, elah lo juga pin lebay amat cuman kelepasan dikit juga gue, kaya ga pernah kentut lo" sewot fajar pada kevin yang masih saja melihatnya jijik sambil nenutup hidungnya.
"ya kira-kira juga dong, depan adek tingkat noh, kebiasaan malu-malu in lo ga ngurang dikit ya?" heran kevin
Fajar pun memperhatikan sekeliling yang ternyata memang melihat padanya, 'Astagfirullah, lupa gue ada si glowing' fokus fajar tertuju pada Rian yang membuatnya kelabakan.
Sebelum semakin malu Fajar memutuskan untuk pergi ke kamar mandi untuk cuci muka.
. .
"Bukannya itu cowok yang kemarin gangguin kamu jom?" tanya anthony pada Rian
"dari tadi aku harap jangan dia nik," jawab Rian kesal
"Gak bisa jauhin takdir kamu jom," ujar anthony usil
"enak aja, jauh-jauh deh lagian paling cuman se gor gue ketemu dia, ga jadi partner lapangan juga." elak Rian
.
.
.Satu Jam Kemudian
Huuhhff, helaan kesekian dilakukan Rian setelah mendengar hasil pengelompokkan oleh pelatih. Rian melirik pria disampingnya.
"Bukannya kamu ada di sektor tunggal ya? Bahkan dari tahun lalu" tanya Rian jengah pada pria di sampingnya yang tak lain dan tak bukan ialah Fajar Alfian.
"Hehehe, kesepian saya lama-lama maen sendirian terus, pengen juga kali ada yang bisa bantu kalo saya cape sendirian keliling maen di lapangan." jawab fajar asal. Rian menatapnya tajam.
"kenapa bisa coach pasangin kita berdua ya? Padahal yang lain dipasangkan sama teman seangkatan." tanya Rian entah pada siapa
"kamu gak suka ya pasangan bareng saya, tenang aja, saya juga kalo maen gak jelek-jelek amat koq, bisalah kalo cuman bagi-bagi bagian sama kamu, kalo kamu gamau juga gapapa nanti saya nunggu kamu ikhlas bagi-bagi cock sama saya." nego fajar
"Tuh kan, kayanya kita bakalan susah deh disatu'in" ujar Rian berniat pergi kemudian
Brukk
Aduuhh
"Tali sepatumu, hati-hati dong". Ucap Fajar menghampiri Rian yang barusan terjatuh, mengikatkan tali sepatunya dan membantunya berdiri, sembari membersihkan celana bagian belakang Rian yang cenderung menepuk bagian pantat
Sementara Rian hanya melihat sekeliling dengan telinga dan pipi yang memerah, karena diperhatikan hampir oleh semua orang.
***
Entah ini kebetulan atau kesialan bagi Rian bertemu dan dipasangkan dengan cara seperti ini oleh tuhan dengan seseorang. Dan yang terburuk dari semua ini adalah kenapa harus dengan Fajar Alfian dia dipasangkan disektor ganda. Ingin sekali ia menjadi Anthony yang dengan beruntungnya ditempatkan disektor tunggal dan itu berarti dia tidak perlu beradaptasi dengan orang baru apalagi dengan orang yang paling harus dihindari.
^End of Flashback
.
.
.
To be ContinueHallo! Semoga suka ya,
Vomment , sangan diperlukan
Trims🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day(Badminton)
RomanceKadang keinginan tak sesuai takdir yang terjadi "kau hanya belum tau yang sebenarnya" -takdir BadmintonLokalShip