MarVin only*
-Kevin di Jakarta 13 tahun.
Suasana Apartement marcus tidak seperti tempat tinggal pria pada umumnya, saat pertama kali melihatnya, Apartement Marcus memberi kesan sangat bersih, bernuansa cream dan putih dan banyak sekali tatanan bunga didalamnya. Kevin tidak menyangka pria seperti Marcus yang cuek begitu bisa sangat perhatian pada keadaan Apartementnya.
"Banyak banget bunganya ko, udah ditinggalin sebulan kok ga layu gitu bunganya?"
"Itukan bunga hiasan vin, enggak beneran" jelas Marcus geli
"Lah, boongan toh" Kevin memegang salah satu bunga yang terletak diatas meja tv
"Kamu laper gak?" tanya Marcus pergi menuju dapur
"Laper lah, koko kan engga nawarin makan dijalan dari tadi, pelit banget" bibir Kevin mengerucut lucu sambil mengelus-elus perutnya.
"Sini, bantuin koko masak" seru Marcus yang sudah siap dengan apron coklatnya, sambil menunggu Kevin datang Marcus mengambil apron lain dilemari dapurnya.
"Mau masak apa?" tanya Kevin mendekati Marcus
"Kamu maunya apa?" Marcus tersenyum sambil memakaikan apron ditubuh Kevin
Kevin hanya melihat malu-malu pada Marcus, entah kenapa jantungnya sangat ribut sekali didalam sana saat Marcus tersenyum sedekat ini padanya.
"Apa aja" jawab Kevin setelah menyadarkan diri dari debaran jantungnya barusan.
Marcus hanya tersenyum gemas melihat aksi malu-malu Kevin. Setelah itu ia pun mulai memotong sayuran yang telah dibersihkan.
"Jangan pegang pisau vin" peringat Marcus pada Kevin yang terlihat memegang pisau mengikuti caranya memotong sayuran.
"Kevin kan mau bantuin Koko masak"
"Kamu kan masih kecil, jangan main pisau nanti tanganmu teriris vin" jelas Marcus memberi penjelasan pada Kevin
"Kevin udah besar, lihat tinggi kevin se dada koko" debat Kevin membandingkan tinggi badan mereka
"Hanya badanmu yang tinggi, tapi umurmu masih 13 tahun ya" pernyataan barusan membuat Kevin cemberut,
Kenapa harus umur lagi sih yang dibahas Marcus, siapapun tau tanpa perlu dijelaskan lagi bahwa Kevin masih kecil dan ya memang masih kecil. Ah sudahlah
.
.
Akhirnya hari pertama Kevin masuk sekolah tiba, Marcus sebagai wali Kevin mengantarkannya ke sekolah sebelum dia pergi ke kampusnya.
"Jangan buat keributan di hari pertama mu ya, pulang sekolah koko jemput. Cari teman yang baik" Marcus merapikan rambut Kevin sambil memberi petuah khas orangtua yang di sambut dengan anggukan antusias Kevin.
"Koko perhatian sekali sih, Kevin tunggu, Dahhh" Kevin turun dari mobil dan melambai pada Marcus yang sudah melajukan kendaraannya kembali.
"Kevin akan belajar yang rajin supaya bisa sepintar Koko dan di banggakan oleh koko pada teman-teman koko"
.
-Kevin 14 tahun di Jakarta
Sudah hampir 1 tahun Kevin menjalani kehidupan SMPnya dengan datar, ia tidak pernah ikut main dengan teman-temannya, tidak pernah ikut belajar kelompok diluar, tidak pernah menerima ajakan jalan dari teman yang tertarik padanya, selain karna Marcus tak pernah absen menjemputnya, Marcus pun tidak pernah memberi ijin pada kegiatan Kevin yang menurutnya tak bermanfaat
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day(Badminton)
RomanceKadang keinginan tak sesuai takdir yang terjadi "kau hanya belum tau yang sebenarnya" -takdir BadmintonLokalShip