Sadnight*

740 102 9
                                    

Cengkraman Jonatan pada kerah bajunya membuat Anthony mendadak kesulitan bernafas. Belum lagi pukulan yang baru saja ia terima di rahangnya masih terasa sakit. Dia bahkan tak berniat memberitahu siapapun tentang orientasi seksualnya yang dia sendiri pun tak yakin akan kebenarannya. Tapi mendapati Jonatan yang marah seperti ini tetap membuatnya merasa bersalah.

"Sialan?! Kenapa harus Reza yang ngebuat gue tau lo yang sebenernya" ucap Jonatan masih marah

"Bukan Reza" jawab Anthony lirih

Jonatan melepaskan cekalan tangannya dari Anthony, dan berjalan ke kamar membawa jaketnya.

"Gue gamau liat lo saat pulang nanti" ucap nya sambil berlalu pada Anthony.

🌸

"Aku denger tahun ini kamu yang ikut osn matematika?" tanya Reinaldy

"Baru kandidat aja. Lagi pula soal osn matematika aku masih belum prioritasin" jawaban Rian membuat Reinaldy mengernyit

"Padahal hebat loh kalo kamu bisa juara osn matematika, aku paling suka sama orang yang pengetahuan matematika nya bagus"

"Ah iya, tapi kemarin pas bu Susi bilang kalo aku jadi kandidat. Aku juga merasa termotivasi sebenernya" tiba-tiba keyakinan Rian bertambah.

"Bagus lah. Nanti kalo kamu ke pilih, aku bakal bantu, just tell me ya?"

"hmm. Makasih kak"

"Ngomong-ngomong kakak tau Apartement ku dari mana?"

"Kamu kan pernah bilang"

Merasa tak pernah bilang apapun soal tempat tinggal nya, Rian hanya mengernyit kan kening nya

"Oh ya?"

"Kamu lupa lah pasti" ucap Reinaldy meyakinkan

.

Flashback

Kevin baru sampai di cafe tempat dia dan Aero janjian. Sebenarnya dia punya janji dengan orang tapi karna malas, dia pergi tanpa bilang apa-apa. Tak lama orang yang ia hindari menelponnya.

'Vin dimana? Lo bilang ia pas gue ajakin keluar'

"Kapan gue bilang iya, gausah macem-macem deh disitu. Pergi buruan, pergi aja sono sendiri" ucap Kevin tak santai

'Jadi lo kenal sama Rian sedeket itu? Pada tau kagak orang di sekolah?'

"Heh, berani bilang yang lain. Gue bakal sebarin aib lo ya"

'Kalo gitu gue pinjem dulu dia, buat eksperimen'...tutt

-si anj*, Hampir saja Kevin mengumpat kalau tidak ingat bahwa ia sedang berada di muka umum.

Baru akan menelpon Rian, hp nya tiba-tiba mati lowbat.

"Semoga lo enggak, kenapa-napa Jom"

🌸

Masih dengan keadaan bibir mengerucut lucu, Fajar menumpukan dagunya pada telapak tangannya diatas meja.

Firly yang baru sampai membawa 2 nampan makanan menatap kesal dengan keadaan Fajar

"Kalo emang sebegitu jijik nya jalan sama gue, gausah mencucu gitu dong bibir lo nya. Ga akan ada juga yang mau bawa balik"

"Lo dulu mau pacaran sama gue karna apa?"

"Karna lo ngajak gue pacaran" jawab Firly santai

"Murahan banget, gak cinta maen terima aja"

"Lo juga ga cinta maen tembak orang seenaknya, emang kalo gue tolak, lo ikhlas"

"Rian.."

"Apaan Rian?"

"Itu Rian! Masyaallah sampe kebawa kesini bayangan dia ya" ucap nya menggeleng

Penasaran, Firly akhirnya menengokan wajahnya melihat sesuatu yang dituduhkan Fajar barusan, dan menghela nafas pelan.

"Samperin gih"

"Bentaran juga ilang, bayangan mah gak tahan lama"

Takk..

Kening Fajar kena sentilan keras Firly

"Keburu dibawa kabur Reinaldy bego" ucap nya jengah

Tanpa fikir panjang, Fajar melesat menuju tempat Rian berada.

Rian yang awalnya sedang menunggu Reinaldy membeli buku, terkejut karna tiba-tiba ada yang menarik tangannya menuju pojokan rak.

🌸

Keramaian jalanan ibu kota dan lampu lampu penerang di sepanjang jalan tak membuat Jonatan merasa lebih baik. Kekecewaan yang tadi diterimanya seakan telah memporakporandakan perasaan serta pikirannya.

Dia kira bersama selama hampir seumur hidupnya sekarang membuat Anthony dan dirinya dekat, saling mengetahui hal-hal yang disukai dan dibenci satu sama lain. Tapi dengan kejadian tadi membuat dia tersadar bahwa semua yang dipikirkan manusia tak dapat sejalan dengan takdir tuhan.

Setelah beberapa jam berkeliling tanpa tujuan, entah kenapa pada akhirnya Jonatan sekarang sedang menuju lift ke Apartementnya. Dalam pikirannya dia hanya ingin memastikan bahwa Anthony memang sudah tak berada dalam Apartementnya lagi, tapi dalam hati Jonatan masih berharap bahwa Anthony tak akan kemana-mana.

Seakan tak ingin melihat kedalam, Jonatan hanya termenung di depan pintu sambil mengetuk-ngetukan sepatu pada lantai.

"Dia yang salah, ya gue emosi. Kata yang tadi kan cuman ungkapan kekesalan gue doang. Kalo sampe dia beneran pergi, yaa...... Gu...e" mata nya bergerak tak tenang saat mengucapkan kata itu.

Cklek..

Hampa

Ya tentu saja, memangnya apa yang Jonatan harapkan ketika menyuruh Anthony pergi ? Dan tentu saja seharusnya Jonatan senang- kan?

🌸

Rian membulatkan mata terkejut, entah karena ada yang menyeretnya menuju pojok rak, atau karna kenyataan bahwa Fajarlah yang menyeretnya kesana.

"Fajarr?!"

"Rian, gue cuman mau tanya sekali" ucap Fajar rusuh

"Tanya apa?" jawabnya tak kalah bingung

"Lo mau gak jadi pacar gue?"

Tiba-Tiba?!

.

.

Tbc
Vomment🙏

Kevin-Marcus pending duluu

Spring Day(Badminton)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang