Satnight*

829 102 10
                                    

Jonatan sedang mengganti baju seragamnya menjadi jersey untuk ia gunakan latihan basket saat tiba-tiba ponselnya bergetar menandakan ada panggilan masuk

"Kenapa?"

'Bantuin aku' suara panik terdengar diseberang sana

"Lo dimana? Tenang oke, gue jalan sekarang" ucap Jonatan tak kalah panik

'Aku di belakang mobil kamu'

Tanpa izin pada pelatih, Jonatan segera pergi menuju tempat yang tadi disebutkan, membuat Chiko yang melihat heran

"Jo?! Jangan bilang lo mau bolos lagi? Jangan gila! Lo bisa bener-bener dikeluarin dari tim inti kalo gini" tangan Chiko dihempas kasar oleh Jonatan

"Peduli setan! Minggir lo?!"

🌸

Rian memandang Fajar dengan canggung. Pasalnya dari tadi mereka mulai latihan, Fajar sama sekali belum menyapa ataupun berbicara padanya. Bukannya rindu pada gurauan Fajar, hanya saja Rian merasa kalau Fajar memang sedang ada masalah

Namun tak lama Fajar dipanggil pelatih tunggal putra ke ruang pelatih.

"Za, emang Fajar waktu ditunggal ada masalah?" tanya Rian pada Reza,

"Engga tau, justru kita malah aneh kok bang Fajar tiba-tiba pindah double, dan sama anggota baru kaya mas Rian lagi. Di tunggal kan dia rencananya mau ikut O2SN tunggal putra gantiin Ko Kevin"

"Apa Fajar awalnya emang gamau ikutan O2SN?"

"Siapa orang bodoh kaya gitu? Semua atlet olahraga di ekskul sekolahan kita pasti mau lah ikutan"

Jawaban Reza membuat pikiran Rian semakin ruwet, ia tidak ingin kepedean dengan berspekulasi bahwa Fajar pindah double karna ingin bersamanya. Karna jika alasan itu benar, maka itu sama saja dengan menghancurkan mimpinya mengikuti O2SN, seperti yang diketahui Rian baru saja masuk ekskul Badminton dan baru pulih dari cidera yang dialaminya membuat kemampuannya jauh sekali jika bersaing untuk mengikuti seleksi O2SN.

Rian melihat Anthony yang baru saja keluar dari ruangan pelatih tunggal segera saja menghampiri untuk bertanya

"Ada apa nik?"

"Tadi aku sama Fajar ditawarin buat persiapan seleksi tunggal buat O2SN itu loh"

"Terus kamu jawab apa?"

"Ya aku pasti mau lah kalo ditawarin, secara waktu kelas 10 kita belum dikasih kesempatan kayak gini" sorot mata Rian melayu

"Terus Fajar?"

"Fajar masih didalem, tadi belum jawab" jawaban Anthony setidaknya membuat Rian dapat sedikit bernafas lega

"Semangat kalo gitu, kalo nanti lo kepilih, aku bakal dukung di bangku penonton dengan meriah. Oke?"

.

Fajar menghampiri Rian yang sedang berlatih netting sindirian, Rian memang telah bilang pada Fajar bahwa selama dengan rekan dulunya Rian selalu dibagian belakang, sehingga saat bersama Fajar dan mencoba di depan seringkali error dibagian net.

"Biar gue aja dibagian depan, lo mah urusan smash aja lah"

"Iya kalo sama lo, kalo sama yang lain gue disuruh depan kan repot"

"Emang lo niat sama yang lain?" tanya Fajar mendekat

"Jaga-jaga kalo tiba-tiba karier tunggal ngebuat lo gamau lagi double"

"Gue udah berhenti tunggal saat pertama kali lo dateng ke ekskul ini tau"

Rian mengalihkan tatapannya pada Fajar dan melepaskan cock yang baru saja ia pegang

Spring Day(Badminton)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang