Kesal- mungkin itu kata yang seharusnya dirasakan Fajar, setelah mengetahui bahwa tugas matematika yang dikerjakannya semalaman suntuk adalah milik pria lain. Namun kali ini Fajar tak merasakan hal itu, entahlah. Di depan sana Fajar dapat melihat Rian yang sedang berdiri menunggunya di depan tangga menuju kelas mereka. Wajahnya terlihat khawatir dan merasa bersalah mungkin? Fajar menghampiri Rian dengan sumringah seperti biasanya"Selamat pagi Jom! Nungguin gue kan lo? Ih seneng banget gue ditungguin sama Mas glowing" ucapan Fajar pada akhirnya membuat Rian terkekeh kesal
"Nih tugas lo, udah dikerjain. Tapi lo harus hati-hati dari Kevin, masa tadi dia mau ngambil tugas ini, mau nyontek kayanya. Ya daripada keambil, tuh udah gue suruh adek kelas minta traktiran sama dia. Emang kenapa sih Kevin mau banget tugas lo?" tanya Fajar polos pada Rian
"Kevin engga bilang apa-apa?" tanya Rian hati-hati, Fajar hanya menggelengkan kepala tanda 'pura-pura' tak tahu
"Fajar.." panggil Rian menggantung
"Soal tugas ini--"
"Firly?!" ucapan Rian terpotong oleh panggilan Fajar pada seseorang
"Gue duluan ya Jom, urusan" Fajar meninggalkan Rian sebelum selesai mengucapkan perkataannya
"--makasih," lanjut Rian sambil mengeluarkan 2 kupon McD pemberian Kevin.
🌸
Setelah berhadapan dengan Firly yang terlihat heran. Fajar merangkul pundak wanita itu untuk lebih menjauh dari jangkauan mata Rian.
"Kenapa sih jar?" suara Firly membuat Fajar berjengit, seakan baru sadar bahwa kenapa dengan kebetulannya harus Firly yang ia seret sampai sini.
"Ngapain lu disini?" tanya Fajar dengan mata menyipit
"Kan lo yang ngajakin gue kesini abis manggil gue tadi" penjelasan wanita itu membuat Fajar menatap sangsi
"Maksud gue, kenapa harus lo yang berdiri disana trus gue panggil" ratapnya pada keadaan
"Gue jalan ya bukan berdiri dengan sengaja"
"Ya sorry deh, abis tadi gue berada diambang hidup dan patah"
"Patah?"
"Patah hati. Gak penting juga gue cerita. Gue duluan deh" sebelum kembali ke kelas Firly mencekal tangan Fajar agar tidak beranjak
"Gitu doang? Gue mau imbalan" Fajar melongo ditempatnya
"Hidih, apaan? Kalau lo mau balikan sama gue. Engga bisa, gue udah belok. Engga suka cewe anymore" ucap Fajar sok jual mahal
"Yakin? Pokoknya gue mau nanti malem kita jalan. Selama kita pacaran kita gak pernah sekalipun jalan keluar" mata Fajar seolah berkata 'tak semudah itu'
"Lo kali yang gak pernah mau gue ajakin jalan" jawab Fajar malas
"Lo juga engga pernah tulus ngajak gue jalan" balas Firly sengit
"Lo lah yang engga suka aslinya jadi pacar gue" bantah Fajar lagi
"Mana suka gue kalo lo aja engga pernah tulus mau pacaran sama gue, bener deh setelah ini, gue udah engga akan penasaran lagi" kalah Firly
"Jangan-jangan arwah ya lo selama ini pake acara penasaran segala?" Fajar menatap horor pada wanita didepannya
"Jam 7 malem, gue jemput"
"Heh enak aja, lo pikir gue cowo apaan. Maen jemput malem-malem"
"Emang lu cowok?"
"Mata woy?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day(Badminton)
RomanceKadang keinginan tak sesuai takdir yang terjadi "kau hanya belum tau yang sebenarnya" -takdir BadmintonLokalShip