Minhyun menghampiri Jihoon lagi terkurap di kasur Sungwoon. Minhyun berkecak pinggang.
"Hoon bangun." Ucap Minhyun menyentuh badan Jihoon. Tapi Jihoon tidak menggubris.
Minhyun tau Jihoon di rumah Sungwoon karena Yena yang memberi tahu dan meminta Minhyun untuk membawa Jihoon pulang.
"Jihoon." Minhyun membangunkan paksa Jihoon. Jihoon mengerang.
"Bangun, balik sama gue." Ucap Minhyun menatap Jihoon masih setengah sadar duduk di pinggir kasur
Sungwoon dari tadi di ambang pintu hanya melihat sambil melipat tangannya di dada.
"Ikut gue balik hayo." Tegas Minhyun membawa Jihoon dalam rangkulannya. Jihoon terlihat masih sedikit dalam terpengaruh alkohol.
"Ntar tolong suruh siapa aja anter motor Jihoon ke apartemen nya." Ucap Minhyun saat melewati Sungwoon. Sungwoon mengangguk.
Minhyun dengan susah payah memasukan Jihoon ke dalam mobil. Jihoon memijat kepalanya karena merasakan pusing.
Minhyun masuk ke kursi stir mulai melajukan mobilnya. Di perjalanan Minhyun sesekali melihat Jihoon yang terus memegangi kepalanya sambil memejamkan matanya.
"Hoon,gue rasa marah lo keterlaluan sama Yena." Ucap Minhyun sambil menyetir.
"Lo ga usah nyalahin Yena hoon. Gue yang nyuruh dia. Gue kasian sama dia terus ngikutin semua ide konyol lo. Padahal dia ga tau maksud dari semuanya." Oceh Minhyun sesekali melirik Jihoon.
"Yena kan bertahun tah... astagfirullah Jihoon." ucapan Minhyun terpotong saat Jihoon tiba tiba mengeluarkan isi perutnya.
"Ambil ini." Minhyun Memberikan Jihoon kantong plastik. Jihoon langsung menyambar plastik itu lalu mengeluarkan isi perutnya lagi.
Sesampainya di apartemen Minhyun merangkul Jihoon kedalam.
Yena dari tadi mondar mandir menunggu langsung bergegas ketika bel apartemen berbunyi.
Yena membuka pintu, membantu Minhyun untuk membawa Jihoon ke kamar.
Di kamar Minhyun membantu menggantikan baju Jihoon lalu memeriksa Jihoon karena dia seorang dokter jadi tak perlu memanggil dokter lagi. Sedangkan Yena membuatkan teh hangat untuk Jihoon.
"Na, gue balik ya."
"Tapi Jihoon gimana ka?" Tanya Yena dengan wajah khawatir yang terlihat jelas.
"Terlalu banyak alkohol yang dia minum Na."
"Tolong lo tebusin resep ini. setidaknya ini bisa ngebantu Jihoon." Minhyun memberikan kertas pada Yena.
"Makasih ya Kak Minhyun." Yena menahan air matanya yang ingin menetes.
Minhyun tersenyum.
"Makasih ya Na, udah mau bertahan sama adek gue yang setengah waras." Ucap Minhyun sambil tertawa. Yena ikut terkekeh.
"Mana tega gue misahin lo berdua Hoon, Na." Batin Minhyun.
"Yaudah gue balik dulu." Ucap Minhyun mengacak rambut Yena.
Setelah Minhyun pulang Yena kembali ke kamar melihat Jihoon yang tertidur pulas.
Yena mendekat, air matanya menetes.
"Haduu air mata kenapa keluar si." Ucap Yena mengelap air matanya tetapi air matanya terus mengalir.
"Ish, cengeng hiks banget si hiks gue." Yena mengusap matanya kasar.
******
Jihoon membuka matanya perlahan. Jihoon merasakan kepalanya sangat berat, pandangan nya juga kabur. Jihoon perlahan memaksakan duduk bersandar di kasur. Jihoon melihat sekelilingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JIHYENA | PARK JIHOON✔ CHOI YENA✔ [END]
DiversosJihoon? Yena? Siapa mereka. Mereka hanya remaja yang berusaha saling menjaga dan melengkapi satu sama lain. Jika Jihoon suka berantem, Yena ada untuk mengobati nya. Jika Yena terluka Jihoon juga ada di sisinya sebagai penggores luka. Bukti cinta tan...