14

1.7K 209 42
                                    

Sejak pulang dari lokasi balap kini baik Yena maupun Jihoon banyak diam. Sampai saat ini juga Yena belum menemui anak anak Wannasome kecuali saat di sekolah.

Yena bersyukur Jihoon mau pulang dengannya, Tapi Sejujurnya Yena butuh penjelasan Jihoon tentang Chaewon, Yena ragu untuk menanyakannya Yena mau Jihoon yang menjelaskan sendiri.

Sekarang Yena dan Jihoon berada di keadaan canggung di meja makan. Yena menunduk Jihoon menatap datar Yena.
Kalo di ingat ingat sangat menyakitkan melihat Jihoon berciuman dengan Chaewon.

Jihoon bangun dari duduknya melihat datar Yena, Jihoon menghampiri Yena yang menunduk.

"Na, gue sama Chaewon gak ada hubungan apa apa." Jihoon merangkul Yena dari belakang dengan wajah tanpa ekspresi.

Yena menahan air matanya yang ingin keluar. Yena menjauhkan tangan Jihoon yang melingkar di lehernya.

Yena berdiri menghadap Jihoon, Mereka saling bertatapan. Yena maju satu langkah sambil menatap Jihoon.

PLAK

Tamparan mendarat di pipi Jihoon.

"Lo ngatain gue Bitch, lo bilang gue gampangan. Bukannya lo yang pantes di panggil Penjahat kelamin?." Yena memberanikan diri menatap tajam Jihoon.

Jihoon menarik Yena kepelukannya, Yena memberontak rontak.

"Jangan sentuh sentuh gue." Ucap Yena

Jihoon menggertakan giginya. Kemudian menghela napas.

"Maaf gue emosi waktu itu."

"Segampang itu minta maaf?" Yena berdecih.

"Ya abis gue harus gimana lagi Na."ucap Jihoon nada suaranya meninggi.

Dan saat itu juga Yena tidak membendung air matanya lagi.

"Sakit hoon." Tangis Yena pecah Yena menunduk menutupi matanya.

Jihoon mencoba menarik Yena kepelukannya, Yena memberontak lagi tapi Jihoon menahan tetap memeluk paksa tubuh kecil Yena, Yena menangis di pelukan Jihoon, menumpahkan semua Perasaan kesal, marah, sakit, khawatir yang Yena rasa.

"Jangan hiks tinggalin gue hiks." Yena pasrah memeluk erat tubuh Jihoon.

Jihoon merasa sesuatu yang menyelekit di hatinya. Apa yang sudah ia perbuat pada Yena pikir Jihoon.

"Sorry." Lirih Jihoon mengusap rambut Yena.

"Kenapa Lo gak hiks hiks langsung tusuk gue  aja Hoon hiks biar langsung mati hiks dari pada Lo hiks bunuh gua secara perlahan hiks gini." Ucap Yena memukul Jihoon sambil menangis.

"Lo ngomong apa si Na." Ucap Jihoon sambil memejamkan mata tambah mengeratkan pelukannya.

"Gue takut hiks.. Ga ada hiks.. yang berpihak sama gue hiks hiks." Yena sesegukan.

"Jangan takut, gue disini." Ucap Jihoon,
Jihoon merasa sangat bersalah tak terasa air mata Jihoon mengalir.

"Gue gak punya siapa siapa Hoon hiks hiks." Ucap Yena.

"Harusnya hiks Lo bunuh gue biar Lo bebas ngapain aja Hoon hiks." Jerit Yena.

"Udah Yena udah."

Yena melepelas pelukannya.

DUK!

Yena menendang tulang kering Jihoon.

"Aws! sakit Na."  Jihoon melompat lompat  memegang kakinya Jihoon merasakan perih pada tulangnya.

"Lo jahat, gak pernah berubah." Teriak Yena.

Yena membabi buta memukul tubuh Jihoon sekuat tenaga. Jihoon berusaha menghentikan Yena.

JIHYENA | PARK JIHOON✔ CHOI YENA✔ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang