14

130 14 5
                                    

Karena merasa haus saat tidur, akhirnya aku terbangun untuk minum. Aku turun dari tempat tidur karena ingin mengambil air yang berada di meja di dekat sofa.

"Chan ke mana?" ujarku saat melihat sofa yang biasa jadi tempat tidurnya kosong.

Chan tadi siang memang pergi ke bandara, tetapi dia sudah pulang saat petang tadi. Lalu seharian terus berada di rumah bersama Pak Hadi, mengurusi surat-suratnya, lalu menjagaku menggantikan Azril.

Chan dan Azril sempat berdebat karena Azril tak ingin bergantian jaga dengan alasan karena Chan masih harus mengurusi surat-suratnya. Namun Chan menolak. Padahal yang diucapkan Azril benar. Lagi pula aku tak keberatan jika yang menjagaku adalah Azril, dia kan kakaknya Bella, seperti kakakku pula.

Namun Chan adalah Chan. Dia tak ingin mengalah dan dia lah yang menjagaku sampai aku tertidur. Sebelum aku tidur malam. Chan, dia berada di sampingku. Namun, saat sekarang aku terbangun dia sudah tidak ada di sampingku.

Aku pun keluar dari dalam kamar, padahal ini sudah sangat larut malam. Malam-malam seperti ini Chan pergi ke mana? Berbuat apa? Apa mungkin kembali ke Korea tanpa berpamitan dulu kepadaku? Songong sekali dia.

Aku pun berjalan menelusuri koridor di rumah ini, "Sial, ssshhh ... Dalam juga ini, sampai perih gini," rintih seseorang dari dalam gudang.

Aku seperti mengenal suaranya. Aku pun mengintip ke dalam gudang itu lewat celah pintu yang sedikit terbuka. Aku melihat Tante Dinda sedang mengibas-ngibaskan tangannya.

"Ngapain Tante Dinda di gudang, malam-malam, sendirian, ngomel-ngomel lagi?" bisikku penasaran.

"Lain kali, bakal aku lakuin hal yang sama ke dia. Persis kaya waktu cucu Omah itu mati di dalam kebakaran bareng suaminya sewaktu tidur di hotel kaya bulan lalu!" ujar Tante Dinda kesal sembari membalut luka cakar di tangannya.

Aku yang mendengarnya pun langsung termundur kaget sambil meneguk ludahku sendiri dengan kasar. Ternyata orang yang berusaha membunuhku itu Tante Dinda.

"Eh Bella, ini Tante buatin makanan favorit kamu loh. Cobain deh."

"Tapikan aku bukan Bella, Tante--"

"Gak apa-apa, coba aja dulu."

Aku baru ingat, sebelum aku memakan gorengan dari Tante Dinda itu aku baik-baik saja. Tapi ketika sudah memakan gorengan itu aku langsung muntah-muntah, bahkan sampai muntah darah. Dan orang yang tadi siang mencekikku dan mendapatkan cakaran di tangannya itu. Lukanya itu sama persis dengan luka cakar yang berada di tangan Tante Dinda sekarang.

Aku langsung menutup mulutku shock. Ternyata orang yang ingin membunuhku itu orang yang sudah membunuh Bella dan suaminya juga. Bella kerabatnya sendiri saja di bunuh. Apalagi aku, orang asing.

"Anak sialan itu harus aku singkirin kaya Bella. Masa aku yang menantunya dapat secuil, dan dia, orang asing itu dapat lebih gede dari aku. Gak adil!" ujarnya dengan kesal.

Aku sekarang tahu apa motif dibalik semua pembunuhan atau rencana pembunuhan terhadapku dan Bella itu. Motifnya hanya satu, iri karena aset nenek Bella tidak dibagi rata.

Hal itu membuat Tante Dinda merasa kesal sampai melakukan apa saja agar dia mendapatkan bagian besar. Termasuk membunuh Bella dan aku adalah salah satunya.

Saat Tante Dinda akan keluar dari dalam gudang. Aku langsung bersembunyi di balik tembok yang berada di belokan koridor. Saat Tante Dinda pergi. Aku langsung berlari meninggalkan area gudang itu.

D&C: What Is Love? || Park Chanyeol ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang