7. Copet

145 11 1
                                    

Aku yang merasakan hidung dan pipiku dicolek-colek merasa biasa saja, karena aku kira itu Dea. Jika aku tertidur di dalam kelas, Dea suka seperti itu, suka mencolek-colekiku.

"Dewi bangun!"

Chan!

Aku langsung melotot terbangun. Aku tertidur di bahu Chan. Padahal dia yang awalnya tidur di bahuku. Bagaimana bisa terbalik?

Aku langsung mengerjap-ngerjap membenarkan posisi dudukku agar tidak bersandar pada Chan lagi.

Aku malah jadi malu seperti ini lagi. Ya ampun, itu ketidak sengajaan. Aku khilaf, aku sedang tertidur.

Aku berusaha membiasakan diriku agar tidak terlihat merasa malu. Aku malu karena aku tidak pernah bersandar pada seorang laki-laki.

Sialan.

Chan memang tampan, tapi aku tidak menyukainya karena aku tidak mengenalnya, dia orang asing.

"Sudah kubilang kan, kamu pasti akan menyukaiku, " ujar Chan sambil tersenyum penuh kemenangan.

Aku langsung menolehnya dengan kesal, "Teu kahaja ari maneh! Urang teh keur sare! (Gak sengaja tahu! Aku kan lagi tidur!)" ujarku menyerocos kesal.

Chan menyeringit bingung sambil tersenyum menahan tawa, "Dewi, kamu berbicara apa?"

"Nggak."

"Kata supir busnya kita sudah sampai di Jakarta."

Aku langsung melongo lalu melihat ke sekitar. Terminal. Aku baru sadar busnya sudah berhenti berjalan dan sudah sampai di Jakarta.

Aku tersenyum lebar lalu melihat Chan. Akhirnya bias Korea ini akan aku pulangkan ke negara asalnya.

Aku langsung berdiri, "Ayo Chan kita pergi ke bandara!" ujarku sambil tersenyum lebar.

"Ok," ujarnya lalu memakai masker dan membenarkan topi dan mencipuskan cipus jaketnya ke kepalanya.

Aku dan Chan turun dari bus. Aku sempat diam terkagum dengan tempat ini.karena gedung-gedungnya yang sangat tinggi juga banyak.

"Ayo Chan nyari taxi!" ujarku lalu melangkah pergi meninggalkan terminal bus.

Saat aku dan Chan sedang berjalan mencari taxi, Chan tiba-tiba berhenti melangkah. Membuat langkahku pun ikut terhenti.

"Kenapa?"

"Dewi, kamu baik sekali. Aku sangat berterimakasih padamu, tanpamu aku tidak akan mungkin bisa pulang," ujarnya tulus. Aku bisa melihatnya dari sorot matanya.

Aku tersenyum, "Sam--" tiba-tiba ada seseorang yang menarik tas kecilku.

"RAMPOK!" teriakku pada sang rampok.

"HEI, KAMU PENCURI!" teriak Chan juga ikut kaget sepertiku.

"Chan, ayo buruan! Kita harus kejar kalau nggak kamu mana bisa pulang! Semua uangnya ada di sana!" ujarku langsung berlari mengejar rampok itu bersama Chan.

"HEH! SIA TEH MALING! BALIKEUN DUIT AING! ULAH KABUR SIAH! (HEH! KAMU MALING! KEMBALIKAN UANGKU! JANGAN KABUR!)" ujarku masih terus mengejar rampok itu.

"KAMU PENCURI! JANGAN LARI! KEMBALIKAN TAS ITU!" ujar Chan yang berlari di depanku.

Rampok itu berlari sangat cepat. Aku sampai terengah-engah.

"RAMPOK KEMBALIKAN UANGKU!" teriakku terus mengejar rampok itu sampai tidak tahu aku masuk ke daerah mana.

Rampok itu langsung menaiki motor, pergi secepat kilat bersama temannya.

D&C: What Is Love? || Park Chanyeol ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang