/ketika kesalahan diterima dengan penuh rasa kemakluman, rasanya tak adil jika harus diberi kepedulian yang berlebihan/
✓
Famela memang mengatakan pada Fakhira bahwa dia akan mengajaknya pergi ke toko buku. Tapi setelah memasuki taksi, Famela membawa Fakhira ke sebuah tempat perbelanjaan besar di kota Bandung. Jadinya, mereka keasyikan belanja ini dan itu sampai baru pulang setelah jam menunjukkan pukul delapan malam.
Famela sudah tahu apa yang akan dikatakan Hanaya nanti ketika dia telat untuk makan malam bersama. Sehingga dia sengaja tidak mengajak Fakhira untuk makan malam di luar karena ingin makan malam di rumah juga.
"Ini seriusan nggak akan kenapa-napa, Mel?" tanya Fakhira ketika mereka baru saja membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. Kantung belanjaannya pun sengaja diletakkan di atas sofa ruang depan.
"Kayaknya sih nggak akan, Kak. Soalnya kan aku juga perginya sama Kak Kira, kali aja jadi nggak marah."
Fakhira hanya mengangguk kecil dan mengikuti langkah Famela untuk langsung pergi ke ruang makan. Awalnya mereka berdua mengira bahwa acara makan malamnya telah selesai dan mereka terlambat datang. Tapi setelah melihat Lisa dan Hanaya baru saja selesai meletakkan beberapa piring berisi makanan di atas meja, mereka berdua tanpa disadari mengembuskan napasnya dengan lega secara hampir bersamaan.
"Kita nggak telat," bisik Famela dengan senyumnya yang melebar.
Famela dan Fakhira entah mengapa merasa sangat senang melihatnya. Mereka berdua kembali melangkahkan kaki ke dalam ruang makan yang telah dipenuhi oleh seluruh anggota keluarga. Melihat itu, kedua belah bibir Fakhira tanpa disadari terangkat. Rasanya telah lama tidak makan bersama keluarga seramai ini. Karena biasanya jika makan, Fakhira hanya akan ditemani Lisa, Widia, atau bahkan sendirian.
"Selamat malam!" seru Famela dengan senyum lebarnya sembari merentangkan kedua tangan seperti akan menanti sebuah pelukan.
"Kak Amel!" seru Chika dan Chiko sembari melotot dengan tak suka ketika melihat Famela baru saja datang dengan Fakhira di sampingnya.
Sebelum Chika dan Chiko banyak mengoceh pada Amel yang baru saja datang dengan Fakhira, Hanaya dengan segera menutup mulut mereka berdua sembari menggelengkan kepalanya sebagai tanda peringatan. Karena jika tidak diberi isyarat seperti itu, keributan akan terjadi di ruang makan malam ini.
"Sudah, ayo duduk kalian! Kita makan bersama," ujar Elang yang telah duduk di kursi utamanya.
"Iya, Opa," ujar Famela dengan semangat dan memberikan tatapan kemenangannya pada kedua adik kembarnya.
Chika dan Chiko hanya bisa mendengus kesal karena tak bisa membalas kakaknya.
Di sisi sebelah kanan meja makan, duduklah Moza, Hanaya, dan Lisa. Sedangkan di sebelah kiri meja makan ada Fazar, Chika, dan Chiko. Ketimbang memilih duduk di samping Lisa sang tante, Famela memilih duduk di samping Chika meski tahu nanti pasti akan direcoki sepanjang menikmati makan malam.
"Oiya, tadi kamu pergi ke mana aja, Mel? Kok baru pulang?" tanya Hanaya sembari mengambil nasi untuk diletakkan di atas piring kedua orangtuanya, Fazar, juga Chika dan Chiko.
"Biasalah, Mah, pergi ke toko buku." Famela sedikit mengulum kedua bibirnya sembari menatap keberadaan Fakhira yang sedikit menahan tawanya.
"Toko buku apa toko buku," sindir Chika yang tepat berada di samping Famela.
Famela memutar kedua bola matanya dengan jengah. "Toko bukulah, ya kali toko mainan."
"Chika ...." Hanaya memberi peringatan pada Chika yang baru saja akan membuka mulutnya untuk kembali menyahut Famela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komunikator (Completed) ✓
RomanceSeri #1 Komunikasi A New Story by Kazzalisa ©2018 "Maintain good communication, why not?" Hati adalah penentu untuk sebuah rasa yang tak bisa dielakkan. Ketika hati mencinta, masa lalu entah mengapa selalu ikut andil di dalamnya. Tak akan pernah tah...