BAB 10 - Mereka

1.5K 155 12
                                    

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA  DAN KOMENTAR SETELAH MEMBACA♥

°°°

Aku berjalan menaiki tangga. Ketika sampai di depan pintu apartemen, Vita tiba-tiba datang dan mengajakku untuk main ke apartemennya sebentar. Aku hanya mengikutinya tanpa membantah.

"Ada apa sih, Ta." tanyaku ketika sampai di apartemennya.

"Gue masak tapi kebanyakan. Jadi gue minta lo buat bantu makan."

"Bentaran deh, gue tadi abis makan."

"Ya udah, ngobrol-ngobrol dulu. Jadi gimana tadi? Billo nerima baik penolakan lo? Alesannya apa? Karena dia ada seseorang atau--"

"Ta, Ta, cukup deh. Lo ngomong apa sih. Gue itu kasih dia kesempatan lagi. Alias, gue balikan sama dia."

Vita cukup syok dengan penuturanku. "Kenapa?"
"Jadi, lo ketemu dia bukan buat nolak dia?" lanjut Vita.

Aku menggeleng. "Emang lo kata siapa?"

"Oh,,, nggak ada. Gue nebak doang, lagian kan selama ini lo deket banget sama Gian dan beberapa hari lalu katanya lo udah buka hati buat Gian."

"Oh itu, baru buka kan belum punya perasaan apapun."

Vita mengangguk mengerti. Tiba-tiba terjadi keheningan cukup lama, aku melirik Vita yang seperti orang banyak masalah. Dia melamun menatap lantai.

"Ta."

Vita tetap diam. Sepertinya benar, sahabatku ini sedang banyak masalah.

"Vita." ucapku dengan nada agak meninggi.

"Eh kenapa, Gis?"

"Lo kenapa?"

"Gue? Emang ada yang aneh ya?"

"Iya. Selama ini lo kaya yang ngejauh terus jarang ngomong kalo ketemu. Itukan bukan lo banget." jelasku.

"Mmm,,, gini,,,, sebenernya,,, sebenernya gue mau pindah apartemen."

"Hah?! Kemana?"

"Ke,,, ke sana,,, deket kantor tempat gue kerja. Gapapa kan, Gis?"

Aku diam sejenak. Aku yakin ada maksud lain atas kepindahan apartemen ini. Terlebih, ini sangat mendadak.

"Ya kalo itu emang yang terbaik, ya oke. Tapi kita harus sering ketemu."

"Pasti dong."

°°°

Malam hari, aku memainkan ponsel. Beberapa pesan masuk. Salah satunya dari Billo. Tidak ada yang istimewa, hanya ucapan selamat tidur dan menyuruhku istirahat yang cukup. Aku membaca tiap pesan yang masuk namun tak ada dari orang yang aku cari. Siapa lagi jika bukan Gian. Ah, tidak seharusnya aku mengharapkan dia.

Aku melempar ponselku sembarangan di kasur kemudian aku berjalan menuju teras apartemen. Menikmati udara malam. Ketika melihat ke bawah, aku menemukan Vita bersama seorang lelaki yang aku sangat kenali dan baru saja aku harapkan dia mengirim setidaknya pesan basa basi. Gian. Aku terus memandangi mereka yang sibuk mengobrol dan sesekali tertawa. Ah jadi itu alasan Gian tidak mencintaiku sama sekali? Itu alasan Gian mudah merelakanku untuk kembali bersama Billo. Bodoh sekali, aku baru sadar. Aku berjalan masuk ke dalam kamar dan menutup pintu rapat. Saatnya tidur, menikmati mimpi yang mungkin jauh lebih indah.

Drrtt Drrtt
Ponselku bergetar, aku mengambilnya kemudian melihat siapa yang menghubungiku malam-malam seperti ini. Ternyata, Vita. Aku segera mengangkat panggilan tersebut.

After INTUISI [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang