Epilog untuk Indonesia

3.1K 222 66
                                    

TARAAAAAAA KEJUTAAAANNNNN.
Epilog sebagai hadiah untuk 3 ribu pembaca.

BAKAL PANJANG NARASINYA. TAPI PENTING UNTUK KALIAN BACA. KARENA INI MENGANDUNG PESAN CINTA TERSENDIRI. DARIKU, UNTUK KALIAN YANG SAMPAI DI SINI.

 DARIKU, UNTUK KALIAN YANG SAMPAI DI SINI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

FOLLOW
@gian.dr22
@gisyara.d

Suami❤

°°°

Selamat malam, semesta.

Terima kasih untukmu yang masih mengikuti alur  rangkaian kataku hingga lembar ini. Sudah jauh tenyata, terima kasih sudah menemaniku melalui semua perjalanan yang begitu indah ini. Kurasa, aku akan menikmati hariku tanpa membaginya lagi padamu. Maaf. Kau cukup tau bahwa aku bahagia, kami bahagia. Dan semoga, aku bisa kembali menulis perjalanan baru lagi. Entah tentang siapa. Kau ingin siapa? Katakan. Anakku kelak? Ibuku? Sahabatku? Atau dirimu?

Lembar kali ini, aku akan memberimu suatu penjelasan. Mengenai aku, pilihanku, dan juga untukmu yang mengalami hal serupa.

Seseorang yang menurutmu memberi kesan begitu dalam pada perjalanan asmaramu, belum tentu dia yang akan membahagiakan akhirnya. Kamu tidak boleh buta, kamu harus melihat kenyataan, buruknya kau tak boleh pura-pura tidak tahu hanya karena rasa sukamu lebih banyak dibanding itu. Kuperkenalkan kisahku. Sebelum ada lanjutan, kau pasti menyangka bahwa di kelanjutan cerita aku akan berakhir bersama Billo. Ternyata tidak. Sebab apa aku masih berniat melanjutkan meski pada akhirnya bukan si tokoh utama pada cerita sebelumnya yang bersamaku? Sebab aku ingin kau melihat kisahku ini seperti kisah realita. Karena setiap kau membaca, kau akan temukan kisah yang terkadang terlalu di bahagiakan oleh penulis padahal pada kenyataannya tidak sebahagia itu. Aku ingin kau melihat realita di sini, Billo itu hanya bagian kecil dan tidak akhir. Aku juga ingin mengenalkanmu pada pada happy ending yang sebenarnya. Ya ini, happy ending yang sebenarnya. Aku, bahagia. Dia, baik-baik saja. Hanya itu.

"Sayang, kamu belum tidur?" ucapan itu membuat jari-jariku berhenti mengetik. Aku menoleh mendapati dia mendekat kemudian mencium keningku, sebagai rutinitas pagi dan malam yang tak pernah terlewatkan.

"Lagi ngetik, sebentar kok."

"Aku udah bilang, jangan nulis dulu. Untuk sembilan bulan ini aja. Apalagi malam-malam gini. Gak kasihan sama bayinya?"

"Dia gerak terus kalo gak ada kamu. Aku jadi gak bisa tidur."

"Masa sih? Sini aku mau ngomong." dia memundurkan kursi yang aku duduki kemudian menunduk. Wajahnya tepat berada di perutku.

"Jangan nakal, sayang. Tidur ya, jangan nunggu Ayah elus-elus perut Ibu. Jadi anak baik, dan jangan manja kaya Ibu ya." setelah itu dia mencium perut besarku.

"Ish, malah jelek-jelekin aku." ucaku seraya mencubit lengannya, dia terkekeh.

"Ya udah, sekarang tidur."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

After INTUISI [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang