BAB 14 - Luka (lagi)

1.7K 172 30
                                    

HELLO TEAM GERCEP :v
INI UPDATE SPECIAL BUAT 21 ORANG PERTAMA YANG BACA CHAPTER SEBELUMNYA. BENER DEH KAYAKNYA KALIAN SUKA BANGET BIKIN AKU UPDATE TIAP HARI :v

Music on : Dicintai tuk disakiti - cover Luthfi ft Alya.

ASLIIII PAS BANGET :V. UDAH AKU SIMPEN DI MULMED YAAA ☝☝☝

°°°

Luka adalah caraku menghargai sembuhku.
Dan kamu, adalah bagian yang sudah seharusnya hilang sejak dulu.

°°°

SIAP YAA? JANGAN EMOSI, JANGAN MARAH-MARAH SAMA BILLO ATAU YANG LAIN. TAHAN :V

°°°

Pagi ini, aku membuat kue. Sudah beberapa hari, entah sebab apa dia begitu posesif. Jangan berpikiran macam-macam karena sungguh aku tak melakukan hal lebih. Hanya saja, beberapa hari terakhir dia begitu berbeda. Dimulai saat kejadian aku berkunjung ke apartemennya itu. Rencananya, hari ini aku akan mengunjungi apartemennya lagi. Tanpa sepengetahuan dia.

Aku memasukan potongan terakhir kue dan menutup kotak makan itu rapat. Senyumku mengembang kemudian mengambil sling bag dan berjalan meninggalkan apartemen. Papi dan Mami telah pergi beberapa menit yang lalu untuk menghadiri sebuah pesta pernikahan rekan kerja Papi.

Aku menatap jalanan, sesekali tersenyum melihat cahaya matahari menembus kaca mobil. Tanganku tak berhenti memegang erat kotak berisi kue, membayangkan senyum dan ekspresinya saat memakan kue buatanku. Semoga, masih sama dengan beberapa tahun yang lalu.

Taksi yang aku tumpangi akhirnya sampai di depan sebuah apartemen mewah. Aku berlari kecil menuju pintu apartemen, namun saat tanganku bergerak untuk mengetuk, terdengar suara berisik dari dalam akhirnya aku menghentikan niatku.

"Kamu gak pernah sekalipun bilang sama aku kalo kamu kenal Gisya." suara Billo terdengar sangat tegas dan nadanya begitu keras.

Siapa yang berada di dalam? Mengapa namanya di sebut. Apa mungkin orang yang Sedang berbicara dengan Billo mengenalnya?

"Karena aku mencintai kamu. Aku takut kamu pergi." aku menggerenyit, merasa tak percaya dengan suara yang aku dengar.

"Seharusnya malam itu aku gak pernah tolongin kamu dari perampok."

"Seharusnya kamu gak pernah ngelakuin hal itu juga sama aku."

"Kamu tahu aku mabuk, bahkan kamu juga sama. Lupa?!"

"Kita emang sama-sama salah, Kak. Tapi kehamilan dan bayi dalam kandunganku gak pernah salah." ucap perempuan itu dengan suara isakan yang kian jelas.

Deg. Aku menyentuh dadaku merasakan sakit luar biasa hingga rasanya aku tak mampu berdiri. Tubuhku aku sandarkan ke tembok samping pintu, jemariku meremas kotak makan seolah menyalurkan rasa sakit di hatiku. Ayolah, aku ingin bangun dari mimpiku. Aku yakin ini mimpi. Tapi mengapa rasanya begitu nyata. Perlahan, tetes demi tetes air mata mulai membanjiri pipiku.

"Aku akan tanggung jawab." ucapan itu lagi-lagi bagaikan hantaman kuat menghancurkan segala kekuatanku. Sungguh, aku tidak lagi sanggup. Semesta, bantu aku untuk kuat bantu aku untuk pura-pura tuli. Perlahan, aku mengusap air mataku dan berdiri dengan benar.

Bruk.
Kotak makan berisi kue itu terjatuh membuat isakan yang semula terdengar dari dalam kini berhenti. Aku berlari meninggalkan apartemen itu, dengan segala kekuatan yang aku punya.

"GISYA." Panggil mereka bersamaan. Aku tak peduli, kakiku terus mengayun namun ternyata lariku tidak begitu cepat hingga Billo telah menarik lenganku. Dengan gerakan cepat aku berbalik dan menampar tepat di pipi kirinya.

After INTUISI [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang